Skip to main content

Posts

Kosong

 Selamat malam, para pembaca blogspot milik Andika Jati Nugroho. Salam dari saya untuk kita dapat bertemu melalui media tulisan dalam platform blogspot ini. Sudah lama sekali saya memiliki keinginan untuk menulis dan membuat satu (1) post baru. Namun ternyata, rasa tersebut hanya berhenti sampai di keinginan, dan tidak pernah terjadi. Pada akhirnya sampai detik ini, keinginan tersebut menjadi terwujud dan terbuatlah satu tulisan ini. Kalau Kamu baca dari post sebelum dan sebelumnya lagi, sudah lama sekali saya tidak aktif menulis. Saya masih ingat betul, saya rajin menulis adalah ketika saya duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), yang artinya waktu tersebut adalah sekitar satu dekade yang lalu. Betul, Kamu tidak salah baca, yaitu sudah sekitar sepuluh tahun yang lalu.  Setelah melewati waktu tersebut yang sekian lama, ternyata saya rindu dengan aktivitas menulis tersebut. Saya rindu dengan sparks  yang muncul akibat dari aktivitas menulis ini. Saya rindu akan rasa kegemasan untuk
Recent posts

Lembaran Baru di Tahun 2022

 Hai! Mungkin untuk Kamu yang suka membaca tulisan saya, atau setidaknya pernah membaca tulisan saya. Sudah hampir empat (4) tahun lamanya saya tidak aktif kembali menulis di laman ini. Pada awalnya, saya berpikiran bahwa saya tidak akan kembali ke sini. Ternyata, kenyataan berkehendak lain, saya rindu dengan laman ini. Selamat berjumpa kembali dan nantikan tulisan saya lagi [jika memang ada yang menantinya]! Thank you.

Terasa Tanpa Kasatmata

Apa yang Anda rasakan ketika pada suatu pagi hari, Anda membuka mata dan mengambil telepon genggam, lalu Anda mendapati sebuah kabar yang menggembirakan? Kabar itu tidak pernah Anda harapkan, terlalu jauh jika berbicara terkait sesuatu yang diharapkan, bahkan jika dibayangkan saja belum pernah. Namun, ternyata kabar itu nyata, and it was real . Merespons dari kabar gembira tersebut, Anda mungkin  rethink tentang hal apa saja yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, atau mungkin melakukan cocoklogi / mix-match  yang sebenarnya kita sama tidak tahu apakah memang berkorelasi erat atau tidak. Lalu Anda pun teringat dengan kata orang: The More You Give, The More You Get . Tidak ada yang tahu apakah kata orang tersebut memiliki bukti yang empiris. Saya merasakannya, namun saya tak mampu melihatnya. 

Mempersilakan Diri Sendiri untuk Menjadi Lelah

Cerita hari ini. Sudah hampir genap satu setengah tahun ini, pandemi Covid-19 melanda negara saya, negara Indonesia. Pandemi kali ini merupakan hal yang baru, atau setidaknya bagi orang-orang dari masa generasi yang sama dengan saya saat ini. Jika saya memberikan kilas balik dan merunut ke belakang; dari bulan Maret di tahun 2020, saya masih ingat dengan suasana jemu dan kagetnya akan mekanisme work from home , saya juga masih ingat dengan trend  lagu pengiring dan tarian dari aplikasi TikTok, saya pun masih ingat dengan beragam fenomena baru lainnya, seperti halnya  mengocok dalgona coffee . Lalu, sampai satu setengah tahun setelahnya, atau sampai dengan saat ini, saya sudah sangat terbiasa dengan mekanisme  work from home; sekarang saya sudah lebih kerasan untuk berada di dalam rumah selama berhari-hari tanpa complaint  atau pun  ngedumel  karena ingin bertemu dengan orang lain. Saya menyadari bahwa saya sudah melalui banyak staging dan juga sudah adaptif. Namun, selama satu setengah

Ini "Lapak" tentang Berbicara Bebas

Kerusuhan di Gedung Capitol Amerika Serikat yang disebabkan oleh pendukung Donald Trump pada Rabu (6/1/2021) siang waktu setempat merupakan preseden yang buruk bagi sejarah perjalanan demokrasi di Amerika Serikat (AS). Peristiwa tersebut menimbulkan reaksi yang muncul, tidak hanya dari tokoh-tokoh di AS, namun juga dari tokoh lain seluruh dunia. Beberapa tokoh Partai Republik pun turut mengecam kerusuhan tersebut, termasuk juga Mike Pence yang menghendaki kerusuhan di Capitol tidak terjadi dan massa pendukung dapat menghormati proses demokrasi yang sedang berlangsung. Kerusuhan yang terjadi ini pun menjadi bahan cibiran oleh musuh AS seperti Hassan Rouhani yang mengatakan betapa rapuh dan rentannya demokrasi Barat. Tidak hanya beragam reaksi tersebut, Facebook dan Twitter bahkan sampai melakukan pemblokiran terhadap akun Presiden Donald Trump. Sebelum kerusuhan terjadi, Trump disinyalir melakukan provokasi ke massa pendukungnya untuk menolak hasil pemilu AS yang memenangkan Joe Biden s