Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2014

Confession

"I will confess your heart, that you are my lover." Satu kalimat tersebut. Menjadi ide saya untuk menulis entry ini. Confession: pengakuan. Pengakuan tentang keberadaan seseorang. Pengakuan itu bisa bermacam-macam, ya, modelnya. Mulai ingin diakui sebagai apa dan sebagai siapa. Contohnya juga banyak. Pengakuan: dalam nilai hasil prestasi, status, dan kelayakan untuk bisa diperhitungkan. Pada dasarnya.  Salah satu sifat manusia: ingin diakui keberadaannya. Tidak ingin diremehkan, itu pasti. Apalagi: tidak akan mau dipandang sebelah mata. Saya sendiri, sangat sensitive terhadap hal ini.  Saya ingin sekali diakui, bahwa saya diperhitungkan oleh orang.  -@andikajati-

Puncak Gunung Ungaran

Ini kali pertama saya untuk mencoba olahraga hiking. Olahraga menyusuri gunung. Melewati jalan bebatuan yang lumayan terjal. Pada kesempatan ini, saya mencobanya melalui Gunung Ungaran. Tanpa latihan fisik di awal. Hanya modal "yak'yak'o" saja hahaha. Rencana awal, berangkat hari Jumat malam [sekitar usai maghrib]. Menggunakan sepeda motor. Dengan beberapa orang: @osisober, @imbothsible, @merkuriusoka, @Senasrh, @dhenipras, dan juga saya tentunya. Saya menuju Ungaran bersama @merkuriusoka. Awalnya, tanjakan menggunakan motor dapat kami lalui berdua dengan santai, sampai suatu ketika, tanjakan sangat tinggi, dan harus didorong dengan kaki, bahkan sampai tidak kuat, dan saya perlu berganti boncengan dengan @osisober, haha. Akhirnya, kami sampai di Pos Mawar. Pos terdekat yang dapat dilalui kendaraan bermotor sebelum menyusuri Gunung Ungaran. Kira-kira waktu itu sekitar jam delapan malam. Tujuan awal teman-teman saya adalah: sunris

My Poor Brain

Sekali lagi, Tuhan memberikan saya kesempatan. Untuk merasakan sesuatu yang baru. Menjelang Ujian Nasional ini. Saya merasakan kegundahan yang [rasanya sedikit] berlebihan. Perasaan takut [yang] berlebihan. Sebelumnya, saya pikir, yang namanya Ujian Nasional, hanya sebuah formalitas, bukan sesuatu yang layak untuk diperhitungkan. Saya menyesal, ternyata saya salah. Penyesalan yang sia-sia juga, karena tiga tahun ini saya belajar dengan tidak sungguh-sungguh. Dilihat dari persiapan yang serba kurang. Hasil Uji Coba yang mepet. Menyedihkan. Terlebih, karena perasaan takut, tidak bisa membahagikan orang-orang sekitar. Tidak bisa mendapat nilai bagus. Tidak bisa mendapat jenjang pendidikan yang lebih baik. Perasaan-perasaan seperti itu, sangat menakutkan. [what the hell is going on, so I set My Poor Brain by Foo Fighters] -@andikajati-