Skip to main content

Posts

Showing posts from 2016

Semester 5 Akan Usai

Halo! Saya akan bercerita sesuatu.   Saya sudah berada di minggu terakhir sebelum ujian akhir semester 5. Saya merasa senang karena dapat melalui semester yang cukup sibuk. Dengan tiga praktikum yang saya ambil, jadwal-jadwal padat menemani saya tiap minggu. Semester 5, semester 6, dan semester 7 merupakan semester yang vital berdasarkan dari rancangan perkuliahan yang saya buat. Satu tahap sudah saya lalui, itu berarti sudah 1/3 perjalanan yang saya tuntaskan. Meskipun begitu, saya masih berharap, saya mampu memberikan kemampuan terbaik yang saya punya untuk ditunjukkan. Saya tak begitu mampu di bidang eksak, saya harus mampu mengatasi dan melaluinya.  Saya harus sering melihat ke atas dan ke bawah. Setiap hari harus diisi dengan perasaan minder untuk menguji kemampuan diri. Panutan saya merupakan musuh terbesar yang harus saya kalahkan. Saya tak peduli dengan passion , karena saya yakin bahwa semuanya mampu dilatih dan dipelajari. Saya senang dengan hal ini, saya senang de

Heading for The Next Chapter

It will be the end of the year. I don't think it would make any differences. We know that people are happy to celebrate that moment. Share joy and happiness to any people around. I should say that it has to be the happiest day of the year. After celebrating Christmas, and then celebrating New Year. Really a good plot.

Life is Hard

Life is hard, it's harder if you are stupid.

Ku [Harus] Suka Artist

Beberapa terakhir ini saya suka hadir ke acara konser musik. Dari yang saya ketahui lagunya, sampai yang hanya tahu nama band-nya. Saya menghiraukan tentang keasyikan yang akan terjadi di venue jika saya tak paham dengan lagunya. Saya harus suka, dan saya pasti akan suka. Entah saya akan bersuara lantang menyanyikan lagunya atau tidak. Saya tidak peduli. Hal terpenting bagi saya, adalah melihat orang-orang bahagia dan terhibur karena musik dan bernyanyi bersama dengan suara yang lantang. Itu kebahagiaan tersendiri yang utama bagi saya dalam menonton konser musik. Jadi, kontrak keharusan yang saya wajibkan bagi diri saya tak berarti banyak yang merugikan untuk saya. Karena saya enjoy untuk melakukannya.

Sandiwara

Lirik lagu dari grup band legendaris dari Indonesia memang benar adanya. Hidup ini penuh sandiwara. Mengapa kita harus seperti ini? Mengapa kita bersandiwara? Susah rasanya untuk tidak bersandiwara. Karena semua orang adalah judgemental . Kita takut olehnya. Mari tetap bersandiwara.

Sajak

Sajak waktu siang, di hari Sabtu, akhir pekan ini. Aku ingin bercerita. Aku suka dengan kondisi seperti ini. Meluangkan waktu santai bersama keluarga. Berkunjung ke kedai kopi. Menikmati croissant dan americano. Duduk di samping interior kaca minimalis. Dengan pemandangan beberapa orang yang sibuk sendiri. Suara musik dari audio, dan rentetan deras hujan dari luar ruangan. Aku suka. Ketika hal ini terjadi, aku ingin berdiam diri. Aku hanya ingin egois dengan pikiranku. Aku tidak ingin berusaha berkompromi pikiran dengan orang lain. Aku hanya ingin menunggu, dan melihat. Oh, waktu yang sangat berharga. Aku sangat menghargai ini. Rintikan hujan dari atas, menghujani jalan yang becek. Pengendara motor dengan jas hujan yang dipakainya. Seorang penjaga pos keluar parkir yang duduk termenung. Lalu lalang kendaraan di jalanan raya. Dan, wanita yang sedang sibuk membuka butter untuk croissant keduanya. Aku tak bisa meminta momen yang lebih indah

Terima Kasih Warga Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Untuk semua warga Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Salam, Nama saya Andika Jati Nugroho, ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta periode 2015-2016. Saya baru saja menyelesaikan masa bakti saya sebagai ketua himpunan dengan ditutupi oleh pelantikan yang dilakukan pada Hari Kamis, 15 September 2016 dan dihadiri oleh Dekan Fakultas Teknologi Industri, Wakil Dekan III, dan Ketua Program Studi. Pelantikan tersebut merupakan titik akhir dan purna tugas dari kewajiban saya melayani seluruh warga himpunan program studi. Maka dari itu, saya mewakili kepengurusan himpunan periode 2015-2016 yang berjumlah 33 orang ingin mengucapkan terima kasih dan rasa bangga yang tinggi akan kesempatan melayani seluruh warga himpunan. Kami sangat bangga dan berterima kasih kepada seluruh warga himpunan, dari mahasiswa, dosen, karyawan, petugas kebersihan, maupun penjaga universitas, ataupun pihak-pihak lain yang tidak dapat ka

Kesempurnaan

Malam mengisi waktu. Gelap menunjukkan diri. Aku masih terjaga. Sendiri. Aku sedang melamun. Memikirkan hal yang alami. Aku bertanya-tanya. Mengapa orang ingin dengan kesempurnaan? Padahal, sudah tahu bahwa tidak ada yang sempurna. Tetap menuntut sebuah kesempurnaan. Mau bilang apa? Mendekati kesempurnaan? Itu tak ada. Sampai kapan akan tetap dicari? Mencari sesuatu yang tak ada. Seperti mencari gula dalam air yang sudah diaduk. Tak dapat dicari. Mau bagaimana? Tetap berkeras diri.

Violence is Good

Saya baru menyadari, bahwa kekerasan itu disenangi. Kekerasan bagaikan naluri yang muncul dari dalam diri. Kekerasan tidak hanya tentang fisik, namun juga kata, perlakuan, dan perasaan. Saya menyangka, kekerasan itu timbul karena ada penyebab. Namun, sepertinya asumsi saya mampu disalahkan. Kekerasan memang selalu ada dalam diri.  Sudah terbentuk dari hati. Saya pikir, mampu melakukan kekerasan merupakan kesenangan dan proteksi diri. Kekerasan yang paling sering dijumpai adalah kekerasan verbal. Some bullies or other things, ternyata itu memang benar adanya.  Tidak heran bahwa kampanye anti-bully sering digemakan. Kalian tahu, apa yang terlintas di pikiran? Ketika mampu menindas orang, penindas akan merasa di atas, dan tak akan ditindas oleh lingkungan. Jika dibuat alur pada contoh kasus kekerasan verbal. Proteksi diri (tidak ingin dihina) -> menghina orang (kekerasan verbal) -> menikmati kekerasan dan diulang. Jika seperti ini, jadi teringa

Rasanya [Seperti] Bangun dari Tidur

Halo. Sudah lama sekali saya tidak bercerita tentang sesuatu yang saya rasakan. Itu terlihat dari beberapa entry saya sebelumnya yang terlihat tidak niat. Saya sedang dalam kondisi mengumpulkan niat untuk menghasilkan tulisan-tulisan menarik lagi, seperti saat sekolah menengah dulu. Lumayan, untuk mengisi waktu luang, dan melampiaskan pemikiran. Jadi begini, sekarang saya sedang berada di warung internet dekat indekos, sekitar jam tiga pagi. Kebetulan, saya baru saja selesai mengerjakan beberapa tugas kuliah yang harus dikumpulkan Senin [hari ini] juga. Maklum, beberapa waktu yang lalu saya hanya berniat mengerjakan dan mencicil, tetapi, hanya sampai sebatas niat. Saya tidak benar-benar mengerjakannya. Malahan, dua hari belakangan ini, saya datang ke konser musik di kota saya. Pertama, konser musik persembahan dari salah satu pabrik rokok, yang menghadirkan band Float. Kedua, konser musik jazz yang diselenggarakan di Candi Prambanan. Dari dua konser terse

Hilang Nafsu

Aku dulu, suka sekali dengan pekerjaan menulis. Aku dulu, suka mencurahkan perasaan dan pikiranku. Aku suka kegiatanku dulu. Itu adalah hobiku. Hingga, pada suatu saat. Aku kehilangan waktu. Waktu yang kugunakan menjadi lebih sedikit. Karena suatu pekerjaan lain. Aku kehilangan gairah. Tidak pernah meluangkan waktu. Aku tidak tahu, harus menyalahkan ke mana? Waktu, atau pekerjaan? Aku hilang nafsu.

The Lack of Belief

Saya suka dengan orang yang jujur. Saya suka dengan orang yang mau mempercayakan sesuatu. Saya terbiasa dengan orang yang santai. Ketika ada orang yang mulai tidak mempercayai saya. Lalu. Saya akan kehilangan semangat saya untuk berteman dengannya. Akan timbul suatu hal. The lack of belief.

The Pursuit of Prosperity

Ketika pria mencari kejayaan, karir. Ketika wanita mencari kenyamanan, rupa. Ketika pria mencari kepuasan, wanita. Ketika wanita mencari kebutuhan, status. Hidup memang tak adil. Tapi ternyata adalah adil, karena semuanya menjadi tidak adil. Orang baik pasti akan memilih orang baik. Orang buruk harus menjadi orang baik. Orang bodoh harus menjadi orang pintar. Tidak semua mampu terpenuhi. Tidak perlu menyalahkan mereka. Hidup memang seperti ini, layaknya harus dijalani.

Kebiasaan yang [Tak] Diubah

Ibu saya adalah orang yang baik. Ia tahu segalanya mengenai keluarga saya. Mengenai semua keperluan rumah tangga. Ia tahu. Terkadang, kondisi sekarang mengharuskan dia untuk mengubah pola hidupnya. Penerapan hidup cukup adalah keharusan. Namun, itu tak mampu dibendung. Karena, semakin lama saya semakin paham. Bahwa, semua usaha tersebut akan kalah. Dengan satu alasan kuat. Demi kebahagiaan. Selesai.

Seni yang Dipaksakan

Kata orang, seni itu unik. Keren, classy, dan eksklusif. Semakin sulit seni dipahami, semakin tenar. Semakin ambigu seni diartikan orang, semakin dicari. Memang, tidaklah keharusan untuk seni itu dipahami. Saya tidak paham dengan seni. Sangat tidak paham. Bahkan, ketika ada acara pameran seni yang saya kunjungi, saya tidak mengerti sama sekali. Saya bingung, antara caption yang mereka sediakan, dengan prototype seni yang mereka pamerkan. Entah, mungkin saya kurang keren. Mungkin, pemikiran saya masih rendah. Mungkin, orang-orang yang mampu menikmati seni adalah orang yang sepadan. Entah, saya tak mengerti. Namun, sepertinya, saya juga meyakini, bahwa tak ada yang bisa untuk menilai sebuah seni. Karena seni itu bukan aturan. Seni itu luas. Dan seni, tak bisa dipaksakan. Sampai sejauh mana kalimat saya dapat disetujui. Saya tidak peduli. 

Saya Ingin Tetap Produktif

Saya sudah hampir menyelesaikan masa bakti saya. Itu berarti saya sudah hampir menghabiskan waktu saya selama 2 tahun di perkuliahan ini dengan berbagai kegiatan. Memang, rasanya tidak menyenangkan, ketika tak bisa bersantai. Tetapi, semakin ke sini, saya semakin berpikir. Saya akan lebih merasa tidak nyaman jika saya tidak punya pekerjaan. Saya yakin, saya pasti kebingungan, merasa tidak berguna, dan merasa tak mempunyai prestasi. Disuruh belajar? Ya, tugas utama saya adalah belajar. Tetapi, saya tidak berada di jalur itu. Saya tak suka belajar materi perkuliahan. Meskipun, saya akan tetap bangga dengan major yang saya ambil. Semester 1 sampai semester 4 yang hampir purna, sudah [dengan] sukses saya lakukan. Saya masih menunggu kejutan apa lagi yang akan menghampiri saya di sisa waktu saya di bangku perkuliahan, di kota Jogja ini. Saya tak ingin menghabiskan waktu hanya untuk makan, nonton film, jalan-jalan ke mall, dan begitu selalu diulang. Saya ingin ha

[Hampir] Purna

Sudah sembilan bulan secara resmi saya menjalani sebagai ketua himpunan. Itu berarti, sebentar lagi tugas yang saya emban akan selesai. Terima kasih Tuhan atas segala kesempatan yang sudah Engkau berikan. Terima kasih teman-temanku anggota kepengurusan yang sudah mau saya pimpin. Semoga, saya mampu memberikan pengalaman dan pelajaran yang berharga untuk kalian. Terutama, untuk semua warga Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta. TTD Andika Jati

Love and Vision

Saya hidup di dunia. Saya mempunyai rencana. Meskipun saya pernah mempunyai luka di masa lalu. Itu bukan menjadi masalah. Pertanyaan yang harus saya jawab, akan menjadi seperti apa saya. Saya akan menjadi orang yang seperti apa, orang yang bagaimana. Ketika saya merasa malas dan bosan dengan rutinitas. Ketika saya tidak mempunyai goals atau visi yang outstanding. Kemudian saya kembali teringat tentang cinta. Cinta membuat saya menjadi lebih bersemangat. Membuat saya mempunyai visi lebih besar. Lebih menantang, lebih hebat, lebih berjuang. Membuat saya tidak ingin menjadi biasa saja. Memang, cinta itu seperti hitam dan putih. Mampu membuat buruk, atau menjadi baik sekali. Mengerikan.

Tiga Tipikal Manusia

Saya suka berada pada lingkungan saya sekarang ini, saya mampu mempelajari sesuatu yang tak ada di perkuliahan. Saya mampu belajar mengenai manusia, sifat manusia, dan cara menanganinya. Setelah saya ketahui, bahwa pada dasarnya, manusia mempunya tiga tipe yang sangat umum dan wajar: Tidak mau meminta maaf Ingin dianggap bahwa dirinya memang dibutuhkan Ingin dianggap bahwa dirinya adalah yang paling berjuang Coba, Anda perhatikan untuk nomor 1. Sudah berulang kali saya mendapatkan kejadian seperti itu. Ketika ada orang yang mencoba memberi saran dan kritik, mengapa susah sekali untuk orang mengatakan maaf dan berterima kasih atas saran dan kritik yang diberikan. Mengapa harus merasa tersinggung dan tak dihargai, heran. Untuk nomor 2 dan 3, hehe. Sebenarnya, itu tidak begitu membuat saya kesal, karena itu memang lebih condong ke hak masing-masing orang. Tetapi, mengapa harus seperti itu. Mengapa manusia ingin sekali adanya confession. Sesuatu yang sebenarnya tak perlu.

Orang [Tak] Suka Politik

"Banyak sekali kepentingan berbau politik yang sudah masuk ke sini. Kami hanya menerima," kata orang. "Semua politik itu sampah," kata orang. "Aku tidak mau terjun ke dunia politik," kata orang. "Politik hanya berisi koruptor yang tak mampu bekerja," kata orang. Begitu banyak tanggapan masyarakat tentang arti dan makna kata politik . Memang, lingkungan Indonesia berada dalam zona politik yang dapat dikatakan buruk. Saya mampu mengatakan itu, karena terbukti dari media yang tersebar di masyarakat, begitu banyak kejadian buruk terjadi pada aktivitas politik pemerintahan. Begitu banyak masalah yang muncul, sehingga menimbulkan banyak persepsi orang. Mulai dari orang yang paham betul dengan masalah itu, orang yang [sok] tahu, dan orang yang benar-benar tidak tahu. Berbagai tanggapan orang mengenai politik itu tidak salah. Mereka tidak sepenuhnya salah. Tetapi, begini. Tidak semua dan secara mutlak bahwa politik itu negatif.

Ibu dalam Keraton Yogyakarta

Minggu lalu, tanggal 6 Maret 2016. Saya dan pacar saya, bermain ke Keraton Yogyakarta. Kami memang datang berpasangan, bergandengan tangan. Ketika kami sedang berjalan keluar dari keraton. Ada seorang ibu tua memakai kacamata hitam sedang duduk di dekat pohon. Dia berkata, Ibu: I Saya: S Pacar: P I: Permisi, maaf mengganggu, ini dari mana, ya? S: Iya, Ibu...kami dari Semarang. Mengapa, Ibu? [kaget dan heran] I: Wah, dulu saya juga sering bergandengan begitu ke keraton. Tetapi, sekarang sudah tidak ada yang digandeng. [tersenyum] S: Wah...iya. [bingung harus menanggapi apa] P: [diam] I: Ya sudah...maaf mengganggu, ya. [tertawa] S dan P: Iya, Ibu...tidak masalah. P: Ibunya kasihan, jangan-jangan dia memang sering duduk di sana, terus kacamata hitam yang dipakai untuk menutupi dari orang lain waktu sedang menangis. S: Bisa jadi...bayangin seperti itu. P: [diam...terus menangis] Sayang sekali, saya tidak mengajaknya berkenalan dan berfoto. S

Master Shifu

The best thing. Shifu : If you only do what you can do, you'll never be better than what you are. Po : But I like who I am! Shifu : You don't even know who you are!

Tidak is Better than Jangan

Saya memang pengikut Kristus. Tetapi, saya tidak menolak ajaran dari agama lain. Agama adalah ciptaan manusia. Agama adalah ilmu. Saya mempunyai teman yang beragama Buddha. Dia pernah menceritakan beberapa nilai dari agamanya, yang jelas berbeda dengan ajaran agama saya. Saya tidak akan menceritakan hal yang rumit dan heboh, hanya satu kata hal yang sederhana. Dalam agama Buddha, diajarkan untuk menghindari hal-hal yang buruk. Hal yang biasa bukan? Tetapi, mereka menggunakan kata TIDAK. Bukan menggunakan kata JANGAN. Setelah saya pikir, benar juga itu. Saya belum begitu pandai memberi arti pada kata bahasa. Kata tidak dan jangan memang mempunyai arti sama. Tetapi, kata tidak lebih condong ke arti bahwa hal tersebut tidaklah mungkin dilakukan. Sedangkan, kata jangan lebih condong ke arti bahwa hal tersebut mungkin dilakukan, tetapi, tidak diperbolehkan. Bingung? Saya menganggap arti dua kata tersebut seperti penjelasan saya di atas.