Saya terbiasa dengan salah paham. Saya berteman dengan miss-komunikasi. Saya bersahabat dengan perasaan cemburu. Makanan favorit saya adalah adu argumen. Mengapa, ya. Sering sekali hal itu terjadi. Tetapi, mengapa, ya. Susah dijelaskan dengan kata-kata. Sering sekali beradu paham. Tapi, selalu unyu setelahnya. Mengapa, ya. Saya bisa sayang sekali. Memang, sayang itu bisa tanpa alasan. Mengapa, ya. Begitulah. Saya menjadi pusing sendiri. -@andikajati-
Niscaya, Kamu Paham