Sejak perhelatan pemilihan kepala daerah dan gubernur di DKI Jakarta kemarin, muncul beberapa kubu yang memiliki masing-masing persepsi tentang cara berkampanye. Anda, bagi konstituen yang mengikuti plot cerita dari DKI kemarin, sudah pasti mengerti bahwa atribut agama merupakan salah satu atribut yang digaungkan secara masif, selain daripada atribut kemiskinan dan kesejahteraan. Bahkan, salah satu pasangan menggunakan slogan "nasionalis-religius" sebagai identitas cara berkampanye. Menurut saya, slogan itu merupakan slogan yang paling tepat dan kreatif. Slogan itu mampu menyatukan pemikiran banyak orang yang menganggap dikotomi nasionalis dan religius tidak mampu disatukan. Akibat dari strategi efektif pasangan tersebut cukup terbukti, mereka mampu menang dan mengisi jabatan gubernur sekarang ini. Nah , karena masa kini merupakan masa menjelang kampanye yang semakin massal, banyak orang mulai berani berpendapat untuk menolak cara kampanye yang menggunakan atribut ag
Niscaya, Kamu Paham