Skip to main content

Cinta Buta dari Sudut Keseragaman

Mari dibayangkan secara sederhana dengan kondisi politik di suatu negara.

Seorang presiden sangat mungkin untuk menjadi sosok yang [paling] dibenci para oposisi. Lawan atau oposisi dari presiden tidak hanya dari kalangan politisi dan afiliasi partai politik tertentu saja, namun juga bisa berasal dari awak media.

Tetapi, sebesar apa pun rasa kebencian terhadap presiden yang sedang bertakhta dan berkuasa, perasaan itu akan pudar ketika presiden mendapatkan lawan dari negara lain [bisa dari presiden negara lain].

Mengapa? Karena pada akhirnya, adalah semua akan kembali ke kata keseragaman atau kesamaan. Ya, pada hal ini adalah sama-sama berasal dari negara yang sama. Sama-sama hidup dari negara yang sama. Hemat saya, entah secara sadar atau tidak sadar, akan terciptanya sentimen baru yang berasal dari oposisi. Sentimen yang dimakud adalah sentimen defensif. Betul, sentimen bertahan dari negara lain yang sedang melakukan konfrontasi ke negara mereka.

Satu poin yang ingin saya tekankan adalah saya merasa, bahwa pada hakikatnya homo sapiens akan membela kaumnya sendiri. Dan cara pandang membela kaum yang dimaksud itu bersifat tingkatan seperti bentuk hierarki. Hal itu bisa merujuk dari mana saja. Bisa dari keseragaman jenis kelamin, ideologi berpikir, bahkan pun almamater. 
Saya tidak memiliki referensi dari aspek psikologi yang mungkin pernah dibuktikan sebelumnya oleh peneliti, beserta dengan bukti empiris lainnya.

Mengapa saya menuliskan ini? Karena saya adalah salah satu orang yang mengikuti media-media dari US. Kebetulan, sebagian besar media yang saya ikuti memiliki frame sebagai anti-trump. Sering sekali mereka memberitakan Trump dengan negative framing. 
Namun, ketika ada trade war antara US dan China, saya belum melihat berita sedikit pun tentang itu [mengenai negative framing pada Trump yang kerap dilakukan media-media tersebut, bisa saja, bukan? Mudah sekali bukan untuk mengambil celah negatif dari kebijakan Trump].

Saya berasumsi, berita tentang trade war tidak diterbitkan karena redaksi dari media-media tersebut membela Trump, apalagi juga dari posisi mereka sebagai warga negara US. Atau mungkin ada pertimbangan lain. Entahlah, saya hanya berasumsi.

Hal di atas merupakan satu contoh sederhana. Tentu pasti ada beberapa contoh lainnya.
Saya yakin, Anda pun dapat dengan mudah menemukannya.

Bahwa ternyata, sebenci apa pun kita pada suatu tokoh, makhluk, dan entitas, kebencian tersebut akan tergerus ketika kita mendapat ancaman dari pihak-pihak lain yang berbeda dari kita [diikuti dari jenjang keseragaman yang kita miliki].

Pertanyaannya, apakah itu terjadi secara natural? Atau memang sudah di-set sedemikian rupa? Atau saya yang berlebihan?

Comments

Popular posts from this blog

Retreat di Angela Patrick, Bandungan

Halo selamat berkarya! Sudah hampir sebulan tidak  update tulisan di blog ini. Saya akan berbagi cerita mulai dari Retreat yang telah saya jalankan bersama rekan-rekan SMAN 3 Semarang. Jumat, 9 Desember 2011 - Minggu, 11 Desember 2011 Pukul 14.30 seusai pulang sekolah hari Jumat - pukul 14.30 hari Minggu di Bandungan Acara tahunan dari DOC (salah satu subsie di SMAN 3 Semarang) adalah mengadakan retreat di luar lokasi sekolah kami. Biasanya acara tersebut diadakan di Bandungan. Pada tahun 2011 ini dan bersaman dengan pengalaman pertama saya mengikuti retreat bersama SMAN 3 Semarang, diadakan di Rumah Retreat Angela Patrick, Bandungan. Tepatnya berada di belakang Pasar Bandungan. Beginilah ceritanya... Kebetulan pada hari tersebut tidak diadakannya kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga kami dapat pulang lebih awal dari biasanya. Awalnya saya dan Puguh teman saya belum tahu bila warga sekolah sudah diperbolehkan pulang, sehingga kami izin pada guru Bimbingan Konselin...

Lembah Kemenangan, Ungaran

Disciple of Christ atau biasa disebut DOC adalah subsie kerohanian SMAN 3 Semarang. Subsie rohani Kristen ini diketuai oleh Winson Christian pada periode 2012-2013. Di bulan Desember dan tahun 2012 ini subsie kami [re: DOC] diberi kesempatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk mengadakan retreat. Retreat adalah kegiatan kerohanian di mana kita melaksanakan kebaktian di wilayah baru atau wilayah asing yang fungsinya untuk menjauhkan pikiran kita dari aktivitas dan kejenuhan tiap harinya. Di sana kita atau peserta retreat akan diberi makanan-makanan rohani berupa firman dan hal-hal kerohanian yang pasti tujuannya adalah diingatkan tentang Tuhan. Ya sudahlah, mengapa jadi membicarakan tentang arti retreat hehe. Jumat, 14 Desember 2012 - Minggu, 16 Desember 2012. Retreat DOC di Lembah Kemenangan, Ungaran. Salam. Hail. Jumat itu tidak seperti hari Jumat biasa. Pasalnya: 1. Saya akan mengikuti retreat DOC. 2. Saya akan menerima...

Retreat Katekisan di Angela Patrick Bandungan

Lagi-lagi Retreat, lagi-lagi kebaktian, dan lagi-lagi berada di Rumah Retreat Angela Patrick Bandungan. Berbeda dengan retreat sebelumnya yang bersama dengan teman-teman SMAN 3 Semarang, retreat kali ini diadakan bersama teman-teman dari GKI Peterongan.  Pesertanya yaitu para katekisan, katekisan adalah orang-orang yang telah  katam  mengikuti proses katekisasi. Di GKI Peterongan mengambil kebijakan untuk proses belajar mengajar katekisasi selama sembilan bulan, berbeda dengan Gereja lain yang biasanya hanya beberapa minggu. Untuk memperjelas apa itu  katekisasi , akan saya unduh dari wikipedia: Katekisasi adalah masa sebelum seorang umat Kristiani atau Katolik menerima baptisan. Pada masa ini, seorang umat mendapat bimbingan-bimbingan yang mendasar mengenai Kekristenan oleh pemimpin agamanya (biasanya seorang Pendeta atau Pastor). Katekisasi merupakan bentuk pembinaan iman dalam gereja yang memiliki latar belakang sejarah sangat kuat dalam tradisi keagamaan orang ...