Jumat, 30 Maret 2012.
Kebetulan pada hari ini, sekolah saya yaitu SMAN 3 Semarang sedang mengadakan program Ujian Tengah Semester Genap.
Karena sudah menjelang weekend, atau karena sekolah juga ingin santai, atau mungkin karena estimasi saya yang ngawur, mata pelajaran yang diujikan ketika menjelang akhir pekan selalu [terlihat] lebih mudah. Contohnya seperti hari ini, yaitu: Bahasa Inggris dan Sejarah.
Tidak seperti hari sebelumnya, Matematika.
Matematika adalah pelajaran menghitung. Ketika saya duduk di bangku sekolah dasar, pelajaran matematika adalah pelajaran favorite. Begitu masuk bangku sekolah menengah pertama, matematika adalah pelajaran yang sedikit bersahabat, berbeda dengan ketika masuk bangku sekolah menengah atas. Matematika sama dengan bunuh diri. Ya, bunuh diri. Dari semester ganjil, nilai ulangan matematika saya tidak pernah tuntas. Tetapi untungnya banyak teman yang tidak tuntas juga [self support sih ini sebenarnya] hehe.
Eh jadi salah arah dalam bercerita.
Back to the topic...
Tentang demo,
Demo mungkin kerap kita dengar di media cetak atau media visual. Sebuah aksi dari sekumpulan orang yang [biasanya] dilakukan supaya pemerintah mendengar 'jeritan' mereka. Atau juga sebuah aksi skenario yang [juga biasanya] dibiayai oleh orang-orang yang tidak suka terhadap pemerintahan yang bersangkutan.
Pada entry ini, demo yang membahas tentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Akhir-akhir ini di negara kami yaitu Indonesia sedang diperdebatkan oleh masalah tentang kenaikan harga BBM. Ada yang menyebut jika kenaikan harga BBM untuk kesejahteraan rakyat di masa yang akan datang, ada juga yang menyebut jika kenaikan harga BBM adalah keputusan tanpa pikir panjang dari pemerintah. Yang jelas, saya pribadi hanya ingin supaya kebijakan pemerintah dapat dipikir secara matang dan mendapat response yang baik dari masyarakat.
Pagi tadi saya menjalani ujian di sekolah seperti hari-hari sebelumnya. Karena akan ada demo, jadi saya memutuskan membawa kamera. Ketika bel berbunyi, saya mulai mencari acara. Dan pilihan saya jatuh untuk mengunjungi salah satu rumah seorang teman. Awalnya saya mengajak teman-teman untuk mengikuti demo, sayangnya mereka menolak. Ada yang bilang,
"Ah, alay."
Ada juga yang bilang...
"Meh ngopo to Jat Jat," [Mau ngapain].
Karena semua jawaban bersifat negatif. Saya pun memutuskan untuk pergi sendirian ke tempat para pengunjuk rasa. Mereka berdemo di Jalan Pahlawan, Semarang. Dari kejauhan sudah terlihat tongkat bambu beserta pengeras suara yang dibawa seseorang untuk orasi. Ada juga becak yang sepertinya akan melakukan aksi. Atau sekumpulan pemuda yang mengenakan jas dan menuliskan dirinya sebagai Presiden di dada. Dan ada juga beberapa orang yang bertelanjang dada [laki-laki] dan menuliskan tulisan "Busung Lapar" tepat di perutnya. Banyak juga para pengunjuk rasa wanita, remaja, dan sebagian anak-anak. Yah, beginilah macam-macam suara Indonesia. Dengarkan kami, pemerintah.
Demo berlangsung tertib, tanpa kerusuhan. Seperti inilah demo yang baik. Tidak perlu tindak kekerasan, apalagi sampai merusak sesuatu. That's not a man sekali jika sampai merusak.
Beruntung sekali saya mendapat moment untuk menyaksikan dan merasakan atmosfer apa itu sebuah demo. Ya seperti tadi itulah.
Saya lebih respect pada orang yang berdemo di jalanan daripada mereka yang hanya dapat koar-koar di Timeline Twitter.
Seperti pelajaran dari LKS I OSIS, kita semua butuh aksi, tidak cuma omongan tanpa isi hehe.
Coba kita pikirkan baik-baik:
a. Kita diam saja dengan kebijakan pemerintah yang sewenang-wenang?
b. Kita hanya banyak omong dan koar-koar di dunia maya yang sebenernya sangat tidak berarti?
c. Kita berdemo dengan rusuh dan merusak?
d. Kita berdemo dengan tertib dan berdampak sehingga pemerintah dapat mempertimbangkan lagi kebijakan mereka dan akhirnya terwujud solusi yang baik?
Diri kita sendiri yang memilih.
Mau dibawa ke mana negara tercinta kita ini.
a. Kita diam saja dengan kebijakan pemerintah yang sewenang-wenang?
b. Kita hanya banyak omong dan koar-koar di dunia maya yang sebenernya sangat tidak berarti?
c. Kita berdemo dengan rusuh dan merusak?
d. Kita berdemo dengan tertib dan berdampak sehingga pemerintah dapat mempertimbangkan lagi kebijakan mereka dan akhirnya terwujud solusi yang baik?
Diri kita sendiri yang memilih.
Mau dibawa ke mana negara tercinta kita ini.
Demo |
Demo bagian wanita |
Presiden [gadungan] naik becak |
Becak |
Tukang becak |
Biarpun kecil, punya nyali |
Kritis |
Mahasiswa |
Si Mas malah suka dijepret |
Busung lapar |
Comments
Post a Comment