Mencoba pintar banget?
Sedikit aneh rasanya membaca kalimat itu, karena:
1. Pemilihan kata yang kurang pas.
2. Penggunakan kata yang tidak baku.
3. Karena kalimat itu berasal dari anjuran teman, sehingga saya menulis entry ini.
4. Saya tahu maksudnya.
5. Saya membenci teman saya itu.
6. Sarewaelah. Hehehe.
Tapi, berbicara mengenai makna kalimat 'di atas' sepertinya cukup menarik untuk dibahas, hehe.
Cerita sedikit, saya merasa gagal di semester sebelum ini [re: semester 3, atau juga kelas XI semester 1, bingung ya?] hehe. Terbukti dari hasil laporan belajar, yang saya pikir sangat memalukan.
Tapi ya sudahlah, saya juga sudah ikhlas. Bahwa kesempurnaan memang hanya milik Allah, dan rencana-Nya tidak dapat diatur oleh manusia. Kemungkinan juga saya akan mendaftar menjadi da'i cilik usai menulis entry ini, hahaha. Maaf, tidak lucu.
Jika kata para motivator sampah, mungkin ketika kita mengalami kegagalan, kita harus tetap tenang dan berubah.
Dua kata di atas memang sederhana.
Mari kita jabarkan.
Pertama, tetap tenang.
Memang, salah satu solusinya adalah tenang. Coba bayangkan jika kita tidak tenang, apakah kita akan putus asa dan tidak berbuat apa-apa? Apakah juga kita akan berdiri di pinggir jembatan penyeberangan sembari memandang jalanan? Apa juga kita akan berdiam diri di dalam kamar? Entahlah, tapi saya pikir tidak demikian.
Kalian sudah besar, terbukti dari kalian dapat mengunjungi blog ini, jadi saya pikir, kalian mengerti harus apa hehe.
Kedua, berubah.
Ini masalahnya. Berubah itu bukan sebuah hewan dengan kata "rubah". Tetapi, berubah.
Ya, berubah. Jangan salah sangka.
Berubah itu sulit. Tidak mudah. Susah. Tidak gampang.
Selama ini, saya pikir saya hanya seorang laki-laki yang hanya mengumbar tentang "perubahan".
Mulai dari akan belajar giat, mengerjakan tugas, dan ini, tidak menunda-nunda pekerjaan.
Ternyata hasil akhirnya, sial.
Kalian mengerti, hehe.
Tapi jika diperkenankan untuk pamer.
Selama lima hari ini di tahun 2013.
Saya sudah cukup berubah.
Ber-ubah.
Menjadi lebih baik.
Ya, lumayan.
Tapi, buat apa juga pamer?
Ya sudah. Terserah saya juga.
Atau terserah teman saya, Willy Satria, haha.
1. Membeli sebuah buku catatan kecil/binder. Di Gramedia. Sial, salah fokus. Menuliskan tiap tugas yang ada. Kadang juga, saya menuliskan hal itu di reminders handphone. Hehehe.
2. Mengganti mind set, kerjakan selalu apa yang bisa dilakukan waktu itu juga.
Puji Tuhan, saya rasa saya sedikit bisa menjadi lebih baik.
Malam ini juga, saya sempat me-review pelajaran fisika minggu ini.
Tentang rotasi, tahu? Saya rasa tidak, hehe.
3. Konsenstrasi penuh di kelas, mencatat tiap tulisan dari tangan para guru di papan tulis.
Puji Tuhan [lagi].
Ya, mudah-mudahan saja. Semangat ini akan selalu berapi-api.
Seperti artist rock, High On Fire.
Atau mungkin seperti semangat distorsi lagu Seringai.
Atau juga seperti dendangan dangdut orang-orang tua.
Puji Tuhan, semoga saja saya bisa.
Bertahan sampai selamanya, selama yang saya inginkan. Hehehe.
Bukan begitu, teman?
Comments
Post a Comment