Engg ingg engg.
Selamat malam!
Topik bahasan baru di tahun 2014, wow!
Masih menarik dibaca tidak, ya?
Masih bisa untuk direnungkan tidak, ya?
Hehe.
Hari ini saya ingin menulis tentang suatu hal, sesuai judul entry di atas.
Sudah mengerti belum?
Masih ingat cerita tentang Siti Nurbaya?
Cerita yang pasti familiar untuk kalian di medio 90-an kali, ya.
Jika ada yang belum, mungkin kalian bisa membuka google untuk lebih lanjutnya.
Di dalam cerita, Siti Nurbaya adalah seorang gadis yang terpaksa dijodohkan oleh orang tuanya.
Eits, jika dijodohkan dengan perasaan ikhlas, mungkin tidak masalah, tetapi dalam hal ini dijodohkan dengan paksaan.
Akan seperti apa ya itu kira-kira?
Melenceng dari kisah Siti Nurbaya.
Yang tentunya adalah inti dari saya menulis topik ini adalah.
Menurut saya, sikap orang tua yang menyuruh paksa anaknya untuk menikah dengan orang pilihan mereka itu tidak sepenuhnya salah, tetapi tidak juga sepenuhnya benar.
Memang betul jika menikah dengan orang yang tidak dicintai, pasti akan aneh dan tidak tulus.
Tetapi, cinta itu bisa timbul karena kebiasaan, lho.
Mau coba? Hahaha.
Kebiasaan dari perilaku seorang laki-laki ke wanita tiap detik, menit, jam, hari, dan seterusnya pasti akan sangat berdampak.
Kebiasaan dari frekuensi pertemuan yang semakin sering. Pasti akan sangat berpengaruh akan rasa satu sama lain.
Pada dasarnya, semua mempunyai kebaikan. Dari curahan kebaikan itu, pasti akan timbul rasa ingin mengucapkan terima kasih. Dari rasa itu akan timbul rasa peduli. Dari rasa itu juga, akan timbul rasa saling memiliki. Nah, akan terbit juga rasa cinta.
Saya bukan orang yang sangat anti dengan yang namanya perjodohan.
Karena saya percaya akan hal yang saya tulis di atas.
Bahwa cinta memang bisa tumbuh karena kebiasaan.
Jadi untuk kalian yang mengalami nasib seperti Siti Nurbaya, meskipun tidak separah dan se-melow-drama miliknya, hehe.
Jadi untuk kalian yang mengalami nasib seperti Siti Nurbaya, meskipun tidak separah dan se-melow-drama miliknya, hehe.
Masih belum percaya dan benci akan yang namanya perjodohan?
Silakan, dipikir ulang.
Itu.
[terasa aneh dengan gaya penulisan sekarang, rasanya sudah no passion untuk menulis dan mencurahkan hati, hehe.]
-@andikajati-
Comments
Post a Comment