Menjadi orang memang tidak selalu benar.
Pasti ada yang namanya kesalahan.
Pasti, selalu saja ada orang yang nyinyir dan merasa tidak suka terhadap seseorang yang lain.
Penyebabnya juga beragam.
Namun, hal tersebut terjadi karena ada alasan yang jelas.
Subjektif.
Iya, sifat yang subjektif.
Saya menyinggung tentang perilaku subjektif dalam menilai dan memperlakukan seseorang.
Hal itu memang tak terhindarkan.
Hal tersebut berlaku untuk orang lain, dan juga untuk saya sendiri.
Berlaku subjektif sangat sulit untuk dihilangkan.
Ketika kita dituntut untuk menjadi netral dan tidak memihak salah satu pihak.
Tuntutan tersebut merupakan permintaan yang hampir mustahil untuk dilakukan.
Bahkan, seorang presiden atau mediasi permasalahan sekalipun, saya yakin, mereka tidak dapat seratus persen yakin dengan perilaku anti-penilaian-subjektif masing-masing dari mereka.
Saya yakin itu.
Saya benci dengan orang yang berperilaku subjektif.
Benci, benci sekali.
Saya merupakan orang yang sensitif.
Ketika ada hal seperti ini, rasanya sangat tidak membuat nyaman.
Karena saya tak bisa berurusan dengan orang-orang yang seperti itu.
Saya akui, saya sendiri pasti memiliki tendensi untuk berperilaku subjektif dalam menilai seseorang.
Tetapi, saya sedang memposisikan diri saya sebagai penilai orang lain.
Hehehe.
-@andikajati-
Comments
Post a Comment