Saya baru menyadari, bahwa kekerasan itu disenangi.
Kekerasan bagaikan naluri yang muncul dari dalam diri.
Kekerasan tidak hanya tentang fisik, namun juga kata, perlakuan, dan perasaan.
Saya menyangka, kekerasan itu timbul karena ada penyebab.
Namun, sepertinya asumsi saya mampu disalahkan.
Kekerasan memang selalu ada dalam diri.
Sudah terbentuk dari hati.
Saya pikir, mampu melakukan kekerasan merupakan kesenangan dan proteksi diri.
Kekerasan yang paling sering dijumpai adalah kekerasan verbal.
Some bullies or other things, ternyata itu memang benar adanya.
Tidak heran bahwa kampanye anti-bully sering digemakan.
Kalian tahu, apa yang terlintas di pikiran?
Ketika mampu menindas orang, penindas akan merasa di atas, dan tak akan ditindas oleh lingkungan.
Jika dibuat alur pada contoh kasus kekerasan verbal.
Jika dibuat alur pada contoh kasus kekerasan verbal.
Proteksi diri (tidak ingin dihina) -> menghina orang (kekerasan verbal) -> menikmati kekerasan dan diulang.
Jika seperti ini, jadi teringat lagi kutipan dari Alan Turing.
Because violence feels good.
Saya pernah berpikiran, orang yang menyukai kekerasan, adalah orang yang mempunyai masa lalu kelam.
Mungkin, dulu dia pernah mendapatkan kejadian serupa, dan ingin membalaskan dendam.
Atau mungkin, kekerasan merupakan satu-satunya hiburan yang dia dapatkan.
Menarik
-@andikajati- |
Comments
Post a Comment