Halo. Selamat berkarya untuk teman-teman semua,
senang sekali saya dapat kembali untuk mempunyai niat dalam menuliskan pemikiran sampah dan sifat pengecut saya dengan lampiasan ke blog ini.
Sudah beberapa bulan terakhir, tidak ada gairah dalam menulis sebuah pemikiran.
Kali ini saya ingin bercerita. Cerita ini bukan merupakan cerita yang sulit dan kompleks, hanya tentang cerita kehidupan sehari-hari, yang pastinya semua orang mengalami ini.
Ini adalah tentang topik pembicaraan.
Saya adalah orang yang suka mengejek, saya suka menjadi peribahasa tong kosong berbunyi nyaring, terlebih pada lingkungan sosial pertemanan saya. Seringkali dalam lingkup pertemanan, selalu ada pembicaraan dan diskusi yang melintas. Saya suka jika bertemu dengan orang-orang yang pengetahuannya terkoneksi dengan saya, itu akan menjadi sebuah hiburan yang menarik untuk saya.
Seperti contohnya, ketika membicarakan mengenai politik dan sejarah. Saya suka sekali dengan kedua topik bahasan tersebut, dan ketika saya menemukan orang yang pas, pasti saya menikmatinya sekali berdikusi dengan orang tersebut.
Memang, saya tak bisa menyalahkan dengan orang-orang yang berbeda concern pembicaraan dengan saya.
Saya semakin menyadari, umur menjadi semakin tua. Karena itu, pemikiran akan semakin dewasa. Dalam memposisikan diri pada suatu diskusi antar teman, saya harus mampu melakukan penetrasi topik. Mengapa? Karena saya suka ketika omongan saya didengarkan, hehe. Itu memperbaiki saya dalam hal kepercayaan diri. Oleh karena itu, saya selalu harus siap dengan segala topik yang dibahas. Namun, saya kurang paham mengenai topik game atau dota. Hal yang susah menurut saya.
Bahkan, melakukan akuisisi topik pembicaraan dengan topik yang saya kuasai merupakan tujuan saya. Terlebih ketika lawan bicara saya merupakan orang awam, menjadi suatu kebanggaan tersendiri ketika hal itu terjadi. Ketika mereka menanyakan sesuatu, saya cukup menjawab santai dan tidak mendalam, dari situ saja mereka pasti akan terlihat berpikir dan tak bertanya lagi. Suatu pemandangan yang menyenangkan menurut saya.
Melakukan akuisisi topik pembicaraan melatih saya untuk menjelaskan tentang suatu hal. Hal tersebut membantu saya untuk mendalami lebih dalam dengan pengetahuan tersebut. Saya menjadi semakin terangsang untuk belajar lebih banyak.
Entah, tujuan saya tersebut merupakan tujuan mulia atau bukan. Merupakan kesombongan atau bukan. Saya tak peduli.
Tapi, jelas. Orang mana yang tidak ingin berkecimpung dalam suatu topik pembicaraan? Saya rasa tak ada.
Comments
Post a Comment