Pagi ini, saya melihat satu film baru yang dibintangi oleh aktor favorit saya yang baru, Bryan Cranston. Judulnya Trumbo. Film itu bercerita tentang penulis naskah film yang bernama Dalton Trumbo dan menganut paham komunisme di Amerika.
Jika dilihat pada waktu dia aktif menjadi penulis naskah, sedang terjadi Cold War antara Amerika dengan Uni Soviet pada waktu itu. Hal tersebut yang menyebabkan pertentangan dan konflik tentang peran komunis di Amerika yang sudah menganut sistem demokrasi. Untuk perlu diketahui, Amerika dan Uni Soviet pernah bersekutu dalam menghadapi World War II, itu yang membuat munculnya banyak paham komunisme di Amerika. Karena banyak konflik yang muncul, salah satu lembaga saat itu yang bernama The House Un-American Activities Committee (HUAC) melakukan penyelidikan terhadap beberapa aktivis yang terlibat dalam paham komunisme. Pada cerita ini, yang sedang terjadi adalah penyelidikan di sektor perfilman dan radio, khususnya di Hollywood.
Untuk lebih paham mengenai cerita yang saya maksud di atas, Anda dapat mencari film dan menontonnya sendiri. Saya hanya ingin mengulas mengenai pemikiran saya mengenai fenomena yang diceritakan pada film tersebut.
Menjadi komunisme.
Jujur, saya TIDAK PAHAM apa arti komunisme sebenarnya. Ketika saya mencari informasi sekilas di internet, yang saya ketahui tentang komunisme adalah kesetaraan bagi semua orang, tidak berlaku adanya perbedaan bagi orang kaya atau orang miskin, pekerja, buruh, tani, dan siapa pun.
Dari pemahaman awam saya seperti di atas, komunisme terlihat baik bukan? Saya katakan di sini bukanlah komunisme lebih baik dari demokrasi, tetapi, komunisme tidak buruk. Tidak ada orang yang terlalu kaya, tidak ada orang yang terlalu miskin.
Jujur, saya cukup kaget. Saya pikir bahwa perilaku pengasingan terhadap orang-orang yang menganut komunisme hanya berlaku di Indonesia, ternyata itu berlaku juga di Amerika. Pada film tersebut, Trumbo yang notabene berjuang untuk para buruh dan serikat pekerja, dikucilkan oleh orang-orang dan dianggap sebagai traitor bangsa.
Nah, maksud dari sesuatu yang ingin saya sampaikan adalah, sampai di mana komunisme itu berbahaya?
Saya membaca salah satu pendapat di Kompasiana yang ditulis oleh Indra Wibisana, tentang alasan-alasan komunisme tidak cocok diterapkan di Indonesia. Anda perlu tahu, referensi ini merupakan referensi yang saya pikir paling masuk akal. Karena apa? Kebanyakan referensi lain menuliskan bahwa alasan komunisme dilarang adalah karena komunisme menganut ateisme, artinya tidak mempercayai adanya Tuhan. Padahal, sejauh pemahaman saya tentang komunisme, hal tersebut tidak semata tentang perdebatan adanya Tuhan atau tidak. Saya menyarankan Anda untuk belajar lagi mengenai komunisme, karena saya tak sepenuhnya juga paham.
Menurut Indra Wibisana, komunisme sulit diterapkan karena:
1. Komunisme diasumsikan cocok untuk manusia karena komunisme menganggap manusia mempunyai sifat altruistik. Bagi yang tidak paham sifat altruistik, sifat tersebut adalah sifat membantu orang lain tanpa meminta imbalan. Menurut saya, itu merupakan hal yang salah. Bagi saya secara kenyataan, sifat manusia adalah membantu DENGAN MEMINTA imbalan. Oleh karena itu, sangat jelas bahwa sifat tersebut bagaikan human dream dan tidak akan terjadi pada masyarakat di Indonesia.
2. Komunisme merupakan usaha untuk menyetarakan semua pihak, sehingga hal tersebut membutuhkan birokrasi dengan sumber daya yang besar. Hal tersebut dirasa sulit sehingga hanya sedikit negara berpaham komunisme yang masih bertahan dan malah munculnya kediktatoran.
Dua poin penting yang disampaikan Indra Wibisana really make sense. Saya berterima kasih mendapat kesempatan untuk membaca mengenai pemikirannya tentang komunisme. Dan tentu, sampai ketika saya menuliskan tulisan ini, saya menganggap itu benar, meskipun saya rasa saya belum mempunyai kapabilitas karena tidak adanya pencarian informasi yang lebih jauh.
Selain itu, yang saya takutkan dari kebencian mendalam terhadap komunisme adalah, propaganda.
Saya pikir, masih banyak orang yang BELUM PAHAM BENAR tentang definisi komunisme. Masih banyak orang yang tidak tahu, tujuan pemikiran komunisme dicetuskan.
Saya sempat pernah melihat cuplikan di televisi, bahwa orang benci dengan komunisme karena komunisme tidak menganggap adanya Tuhan. Sudah, hanya sampai di situ.
Saya khawatir, bahwa propaganda diselipkan di dalamnya. Banyak juga isu bahwa propaganda tentang kebencian komunisme merupakan keterlibatan CIA. Benar, organisasi besar itu, CIA yang dari Amerika. Jujur, awalnya saya ragu, apa benar bahwa CIA memberikan perhatian khusus pada negara Indonesia. Tetapi, beberapa sumber menerangkan bahwa itu benar adanya. Saya jadi beranggapan, memang benar, Indonesia adalah negara yang besar dan dapat memberikan pengaruh bagi dunia, sampai negara adidaya memberikan perhatian khusus pada negara ini. Saya tidak mempunyai kapasitas mengenai keterlibatan CIA, karena saya tidak tahu.
Tapi, semua make sense. Antara rentang waktu kejayaan komunisme di Indonesia, lalu pelengseran Soekarno, kemudian pembantaian keluarga penganut komunisme di Indonesia, ditambah isu keterlibatan CIA. Semua terasa memiliki keterikatan dan pada rentang waktu yang hampir berurutan.
Sekali lagi, saya menulis ini bukan pada kapasitas saya sebagai orang yang ahli. Saya hanya orang awam, dan saya tidak mencetuskan propaganda.
Sekarang begini, dari film Trumbo, awalnya memang Dalton Trumbo masuk dalam daftar hitam dan dianggap sebagai musuh bangsa. Namun berdasarkan film Trumbo, ketika perannya dalam film Spartacus dirilis ke publik, President John Kennedy tidak memboikot film tersebut. Dia malah menontonnya dan menilainya sebagai film yang baik. Karena pernyataannya tersebut, daftar hitam yang disematkan ke Trumbo menjadi hilang dan namanya tidak dikenal lagi sebagai musuh bangsa.
Saya ingin berkaca, itu berarti bahwa permusuhan mampu hilang.
Trumbo yang dianggap musuh bangsa, dapat diakui lagi karena pernyataan presiden.
Bagaimana dengan Indonesia?
Saya dulu sempat takjub ketika ada media yang menyebutkan [saya lupa apa] bahwa ada kemungkinan bagi pemerintah untuk meminta maaf terhadap korban keluarga Partai Komunis Indonesia [PKI] yang dibunuh dan dibantai secara massal sekitar tahun 1965.
Namun, ketika beberapa waktu lalu muncul artikel dari Allan Nairn yang dipublikasikan oleh Tirto.id tentang keterlibatan tentara dalam demo Ahok dan upaya menggulingkan presiden, saya jadi merasa bahwa pemerintah seperti membalikkan arah.
Terlebih ketika Jokowi pernah berkata untuk "gebuk PKI".
Saya tidak tahu mana yang benar, mana yang salah. Saya tidak tahu, apakah PKI bersalah, atau tentara bersalah, atau siapa pun yang bersalah. Karena saya pikir, pasti mereka mempunyai kesalahan masing-masing. Pasti mereka membunuh satu sama lain, itu yang saya pikir pasti terjadi.
Tetapi jika sampai pada tahap, harus menyalahkan siapa? Saya tidak tahu. Karena selama ini, diterapkan pada pemikiran kita sejak kecil, sejak LKS pelajaran di sekolah-sekolah, bahwa yang DIDUGA bersalah adalah PKI.
Banyak film mengenai korban PKI yang memang dilarang untuk disiarkan di Indonesia, contohnya seperti The Act of Killing, atau The Look of Silence. Pelarangan tersebut yang sebenarnya malah menimbulkan tanda tanya.
Sekali lagi, saya bukan expert dan penulisan saya di atas tidak pada kapasitas saya sebagai orang yang tahu. Saya hanya orang awam, dan hanya ingin orang-orang di sekitar saya tahu mengenai apa yang mungkin mereka berhak tahu atau tertarik untuk tahu.
Karena sebenarnya, hal-hal seperti yang diceritakan di atas, tidak berdampak besar dan berpengaruh langsung untuk saya.
-
Comments
Post a Comment