Skip to main content

Dikotomi Rupa

Menurut saya, rupa mampu menjadi senjata atau bahkan menjadi ketakutan bagi beberapa orang. Tentu saja, hal itu memiliki alasan tertentu. Rupa berkaitan erat dengan penampilan, kedua hal itu selaras. Pembagian antara dua kelompok rupa menjadi hal krusial, sensitif, dan menarik untuk saya bahas di sini.
Bahasan di bawah ini memiliki batasan untuk orang-orang yang memiliki permasalahan khusus sejak kelahiran. Concern saya adalah untuk orang-orang yang malas memperbaiki diri, sehingga bukan mutlak untuk semua kasus.

Dikotomi rupa di bawah ini terbagi menjadi dua kelompok dan merupakan pemikiran saya sendiri, jika ada yang tidak setuju, saya tak peduli.
Pertama, rupa yang menarik dan menjadi kebanggaan orang.
Kedua, rupa yang tidak menarik dan menjadi ketakutan orang.

Kedua kelompok di atas merupakan dua hal yang bertentangan, namun tak dapat dihindari. Salah satu dari kelompok itu akan melekat pada seseorang, entah orang tersebut mampu menerima, mencegah, atau pun mengatasinya. Bagi saya, rupa merupakan suatu bagian tubuh yang sangat penting. Ketika saya melihat, memandang, dan berbicara dengan seseorang, rupa merupakan bagian tubuh yang saya lihat terlebih dahulu. Saya berbicara pada orang lain dengan memandang matanya. Mata melekat pada rupanya. 

Entah, berapa banyak orang yang setuju dengan saya.
Kelompok yang pertama merupakan kelompok yang bisa saya sebut, lucky bastard. Mengapa? Ketika dilahirkan dengan rupa yang menawan, sokongan dana yang cukup, nantinya akan menjadi wahid sekali rupa itu. Sedangkan kelompok kedua merupakan kelompok yang saya sebut, not that lucky. Mengapa? Ketika memang dilahirkan dengan begitu adanya, sokongan dana yang tidak ada, sulit untuk mencapai status wahid.

Jika dilihat dari sudut pandang pada proses kelahiran, kita tidak bisa memilih untuk masuk ke kelompok tertentu. Namun, ketika dilihat dari kemauan kita dalam perubahan, bukan hal yang mustahil untuk melakukan migrasi dari kelompok kedua ke kelompok pertama. Mengapa?

Dunia ini akan ramah dengan dirimu yang berada di kelompok pertama. Saya heran dengan orang yang merasa bahwa rupa itu tidak penting. Mungkin bagi beberapa orang memang tidak melihat subjektivitas dari rupa. Namun, dunia ini jahat. Mereka tidak populis dan tidak berpihak pada orang yang dirugikan. Tidak dari kebanyakan orang beranggapan bahwa rupa itu tidak penting. Beragam ilmu dan teori juga sudah membuktikan bahwa orang dengan rupa yang menarik akan lebih mudah dalam mencapai kesuksesan di pekerjaan dan lingkungannya. Itu bukan hal yang fiktif dan omong kosong. Silakan ditelusuri sendiri.

Dirasakan dari saya sendiri, saya tidak akan mampu memberikan porsi ketidaksenangan saya yang sama kepada dua wanita dengan kelompok yang berbeda itu. Saya akan lunak dengan wanita yang berada pada kelompok pertama, dan akan merasa skeptis pada wanita yang saya pikir masuk ke kelompok kedua. Itu dapat terjadi secara spontan, tanpa saya melihat kepribadian mereka berdua. Mengapa? Karena naluri ini bertindak demikian.

Untuk apa saya menulis entry ini? Karena saya pikir, saya ingin memberikan insight ke orang-orang yang belum concern tentang rupa. Kasarnya seperti ini, 
"Jika kamu tidak pintar-pintar sekali atau jenius seperti orang-orang terkaya di dunia ini, dandanilah rupamu."

Entah berada di kelompok mana, semuanya dapat diatasi. Jika sudah berada di kelompok pertama, dapat melalui perawatan. Jika masuk ke kelompok kedua, dapat melalui pengobatan. Mudah dan sederhana. Intinya, sampai di mana kemauan ini untuk berubah ke kelompok tertentu. Orang lain tidak menuntut rupa seseorang untuk setampan Harry Styles atau Kendall Jenner, cukup saja rupa yang menarik. 

Bagi saya, definisi tampan atau cantik itu relatif. Sedangkan definisi menarik itu mutlak. Menarik dapat meliputi bersih dan enak dipandang. Kategori enak itu seperti apa? Coba tanyakan pada diri sendiri dan dua orang terdekatmu di sana.

Sekali lagi, tulisan ini bukan manual book of life seperti Alkitab yang rawan diperdebatkan. Saya tak akan peduli dengan setuju atau tidaknya pemikiran orang lain.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Retreat di Angela Patrick, Bandungan

Halo selamat berkarya! Sudah hampir sebulan tidak  update tulisan di blog ini. Saya akan berbagi cerita mulai dari Retreat yang telah saya jalankan bersama rekan-rekan SMAN 3 Semarang. Jumat, 9 Desember 2011 - Minggu, 11 Desember 2011 Pukul 14.30 seusai pulang sekolah hari Jumat - pukul 14.30 hari Minggu di Bandungan Acara tahunan dari DOC (salah satu subsie di SMAN 3 Semarang) adalah mengadakan retreat di luar lokasi sekolah kami. Biasanya acara tersebut diadakan di Bandungan. Pada tahun 2011 ini dan bersaman dengan pengalaman pertama saya mengikuti retreat bersama SMAN 3 Semarang, diadakan di Rumah Retreat Angela Patrick, Bandungan. Tepatnya berada di belakang Pasar Bandungan. Beginilah ceritanya... Kebetulan pada hari tersebut tidak diadakannya kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga kami dapat pulang lebih awal dari biasanya. Awalnya saya dan Puguh teman saya belum tahu bila warga sekolah sudah diperbolehkan pulang, sehingga kami izin pada guru Bimbingan Konselin...

Lembah Kemenangan, Ungaran

Disciple of Christ atau biasa disebut DOC adalah subsie kerohanian SMAN 3 Semarang. Subsie rohani Kristen ini diketuai oleh Winson Christian pada periode 2012-2013. Di bulan Desember dan tahun 2012 ini subsie kami [re: DOC] diberi kesempatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk mengadakan retreat. Retreat adalah kegiatan kerohanian di mana kita melaksanakan kebaktian di wilayah baru atau wilayah asing yang fungsinya untuk menjauhkan pikiran kita dari aktivitas dan kejenuhan tiap harinya. Di sana kita atau peserta retreat akan diberi makanan-makanan rohani berupa firman dan hal-hal kerohanian yang pasti tujuannya adalah diingatkan tentang Tuhan. Ya sudahlah, mengapa jadi membicarakan tentang arti retreat hehe. Jumat, 14 Desember 2012 - Minggu, 16 Desember 2012. Retreat DOC di Lembah Kemenangan, Ungaran. Salam. Hail. Jumat itu tidak seperti hari Jumat biasa. Pasalnya: 1. Saya akan mengikuti retreat DOC. 2. Saya akan menerima...

Retreat Katekisan di Angela Patrick Bandungan

Lagi-lagi Retreat, lagi-lagi kebaktian, dan lagi-lagi berada di Rumah Retreat Angela Patrick Bandungan. Berbeda dengan retreat sebelumnya yang bersama dengan teman-teman SMAN 3 Semarang, retreat kali ini diadakan bersama teman-teman dari GKI Peterongan.  Pesertanya yaitu para katekisan, katekisan adalah orang-orang yang telah  katam  mengikuti proses katekisasi. Di GKI Peterongan mengambil kebijakan untuk proses belajar mengajar katekisasi selama sembilan bulan, berbeda dengan Gereja lain yang biasanya hanya beberapa minggu. Untuk memperjelas apa itu  katekisasi , akan saya unduh dari wikipedia: Katekisasi adalah masa sebelum seorang umat Kristiani atau Katolik menerima baptisan. Pada masa ini, seorang umat mendapat bimbingan-bimbingan yang mendasar mengenai Kekristenan oleh pemimpin agamanya (biasanya seorang Pendeta atau Pastor). Katekisasi merupakan bentuk pembinaan iman dalam gereja yang memiliki latar belakang sejarah sangat kuat dalam tradisi keagamaan orang ...