Bagi saya,
Hukum adalah produk dari kesepakatan masyarakat secara bersama-sama pada suatu lingkungan dan wilayah tertentu. Sejauh yang saya pahami, nilai-nilai hukum biasanya didasarkan dari hukum-hukum terdahulu yang sudah dipakai di lingkungan tersebut. Pada kasus di Indonesia, hukum-hukum aktif yang berlaku sekarang merupakan warisan dari hukum-hukum yang berlaku di Belanda pada zaman penjajahan dulu dan serta dilengkapi dari hukum agama dan hukum adat yang sudah berlaku di tiap-tiap wilayah di Indonesia. Sederhananya, hukum adalah hasil dari musyawarah dan kesepakatan bersama yang ditetapkan sebagai ketentuan untuk menjaga tatanan dan perilaku dalam hidup bermasyarakat.
Sejak kecil, saya menganggap hukum sebagai wujud representasi kebenaran mutlak. Hukum itu manifestasi dari tatanan kebenaran. Hukum yang saya maksud di sini adalah hukum dalam bermasyarakat dan bernegara sesuai dengan konstitusi yang tertulis. Bagi saya, orang yang melanggar hukum itu adalah orang yang salah. Saya memandang mereka sedang berada di dalam ruang yang salah dan jahat. Mereka bersalah, mereka tidak benar.
Namun, itu merupakan pandangan saya pada tempo dulu. Sekarang, saya semakin sadar bahwa definisi kebenaran pun beragam. Kebenaran itu relatif. Bagi saya, kebenaran itu tidak semata memutuskan Anda untuk menjadi Benar atau menjadi Salah. Kebenaran bagi saya bukanlah seperti menentukan bilangan dengan operasi biner, bukan hanya bersimbol 0 atau 1 saja. Kebenaran untuk pihak pertama mungkin akan berbeda bagi kebenaran untuk pihak kedua.
Jika kita mulai sepakat dan memberangkatkan alur berpikir kita dari kasus Pablo Escobar, maka akan banyak cara dan alur pikir yang berbeda. Saya yakin, mayoritas orang menyalahkan Escobar karena tindakannya sebagai penjahat. Namun, sebagian kecil orang menganggap Escobar sebagai pahlawan, khususnya bagi masyarakat di Medellín. Berbagai sekolah dan lapangan olahraga telah dibangun olehnya. Tak hanya itu, Ia pun sering membantu masyarakat kecil dengan membagikan uang, maka dari itu Ia pun menjadi terkenal karena sifat dermawannya.
Escobar memang dikenal orang-orang umum sebagai penjahat. Pemerintahan Kolombia dan penegak hukum memandang Escobar sebagai pelanggar hukum. Pablo telah menyelundupkan narkotik, melakukan pembunuhan, pembuatan bom, dan masih banyak lainnya. Tentu, di negara seperti Kolombia pun sudah memiliki peraturan tertulis bahwa tindakan yang melibatkan transaksi narkotik dan pembunuhan merupakan salah dua pelanggaran hukum. Hukum itu adalah hukum aktif, masyarakat Kolombia sudah setuju dengan peraturan tersebut. Menurut perspektif dari Pemerintahan Kolombia dan penegak hukum, mereka sudah berada di jalur yang benar dalam menindak aktivitas Escobar.
Namun, hal itu akan menjadi berbeda jika melihat perspektif dari Medellín. Masyarakat Medellín memandang Escobar sebagai pahlawan. Mereka tidak menginginkan kematian dan kekalahan bagi Escobar. Masyarakat Medellín menganggap Escobar sudah bertindak benar, yaitu membantu orang miskin.
Escobar memang dikenal orang-orang umum sebagai penjahat. Pemerintahan Kolombia dan penegak hukum memandang Escobar sebagai pelanggar hukum. Pablo telah menyelundupkan narkotik, melakukan pembunuhan, pembuatan bom, dan masih banyak lainnya. Tentu, di negara seperti Kolombia pun sudah memiliki peraturan tertulis bahwa tindakan yang melibatkan transaksi narkotik dan pembunuhan merupakan salah dua pelanggaran hukum. Hukum itu adalah hukum aktif, masyarakat Kolombia sudah setuju dengan peraturan tersebut. Menurut perspektif dari Pemerintahan Kolombia dan penegak hukum, mereka sudah berada di jalur yang benar dalam menindak aktivitas Escobar.
Namun, hal itu akan menjadi berbeda jika melihat perspektif dari Medellín. Masyarakat Medellín memandang Escobar sebagai pahlawan. Mereka tidak menginginkan kematian dan kekalahan bagi Escobar. Masyarakat Medellín menganggap Escobar sudah bertindak benar, yaitu membantu orang miskin.
Lalu, saya bertanya, kebenaran yang benar itu seperti apa? Apakah masih relevan jika penilaian kebenaran yang mutlak itu didasarkan dari hukum konstitusi saja?
Ayo dibahas,
Bagi saya, inti dan dasar perselisihan Escobar dengan Pemerintahan Kolombia atau penegak hukum lainnya adalah tidak terlepas dari cara dia mendapatkan uang. Pablo mendapat uang dari bisnis narkotik. Menurut hukum di Kolombia [bahkan di hampir seluruh dunia] menyebutkan bahwa bisnis narkotik merupakan tindak kejahatan dan tidak dibenarkan.
Namun, jika arah pembicaraan ini memiliki substansi hanya pada aspek bisnis dan perdagangan narkotik, saya merasa hal itu tidak seharusnya dilarang dan ditentukan sebagai tindak kejahatan. Mengapa? Escobar memilih terjun ke bisnis narkotik karena menguntungkan. Ya, narkotik itu sangat amat diminati. Namun sayangnya, bisnis narkotik dilarang. Ketika nilai permintaan suatu produk lebih besar dari suplai, apa yang terjadi? Harga produk akan menjadi mahal, bahkan bisa menjadi sangat mahal sekali. Karena harga yang mahal, maka Escobar pun menjadi kaya raya. Karena dirinya menjadi kaya, maka tidak semua orang senang. Karena banyak orang yang tidak senang, maka dianggap tidak benar.
Bayangkan saja jika bisnis narkotik tidak dilarang. Harganya sangat mungkin menjadi lebih murah. Tidak akan ada lagi pihak-pihak tertentu saja yang diuntungkan akibat dari pelarangan suatu bisnis tertentu. Adil. Bagi saya, pelarangan suatu bisnis tertentu adalah tindakan yang tidak masuk akal.
Bayangkan jika bisnis tersebut diizinkan. Anggap saja Escobar merupakan pemain sukses di bisnis narkotik. Negara tidak melakukan intervensi ke warga negara karena tidak ada hukum yang menyebutkan bisnis itu sebagai tindak kejahatan. Lalu masyarakat Medellín menjadi lebih makmur. Tidak hanya di sana, mungkin pun akan sampai ke seluruh Kolombia. Masyarakat menjadi sejahtera, bahagia warganya.
Sampai detik saya menulis ini, saya pun masih kesulitan tentang cara memandang arti kebenaran, khususnya kebenaran dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, ya. Hukum seperti apa yang seharusnya digunakan?
Sementara ini, saya masih satu pendirian, kebenaran hidup bermasyarakat dan bernegara yang saya pilih adalah kebenaran yang bersifat sosial dan tidak mengatur individu, tetapi melindunginya, hehe.
Tapi sekali lagi, kata Murphy,
Kebenaran itu relatif. Mau dilihat dari sisi mana?
Mari berdialektika.
Sampai detik saya menulis ini, saya pun masih kesulitan tentang cara memandang arti kebenaran, khususnya kebenaran dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, ya. Hukum seperti apa yang seharusnya digunakan?
Sementara ini, saya masih satu pendirian, kebenaran hidup bermasyarakat dan bernegara yang saya pilih adalah kebenaran yang bersifat sosial dan tidak mengatur individu, tetapi melindunginya, hehe.
Tapi sekali lagi, kata Murphy,
Kebenaran itu relatif. Mau dilihat dari sisi mana?
Mari berdialektika.
Comments
Post a Comment