Pada hari Sabtu itu 17 September 2011, saya menyempatkan diri untuk hadir dalam acara pentas seni SMAN 1 Semarang. Saya datang ke sana bermaksud untuk hanya 'hang out' bersama teman-teman lama saya. Dengan berbekal kamera dan pakaian seutuhnya yang menempel di tubuh saya, kami (re: saya dan teman bernama Oka) pun bergegas berangkat ke acara tersebut.
Kami datang ke acara tersebut dengan mengendarai skuter matic yang paling heboh di masa sekarang ini (Mio) dan memutuskan untuk memarkirkan di seberang Kantor Pemerintahan Provinsi Java Tengah. Kedatangan kami langsung disambut oleh antrian panjang pengunjung. Saat itu saya sempat berpikir, "
Untung wes tak tukerke tiket presale'e, nek rak wes males banget koyok ngene iki", bila diterjemahkan ke bahasa yang lebih baik, "
Beruntung sudah saya tukar tiket presale (tiket yang dibeli sebelum hari pelaksanaan acara) ini kalo tidak sudah sangat malas seperti ini", yak, antrian yang cukup lama dan berdesak-desakan disertai oleh bau keringat orang-orang di sekitar kami, mengesankan dan hebat!
Kira-kira pukul 20.30 WIB saya memasuki gedung acara tersebut, tepatnya di lapangan sepak bola SMAN 1 Semarang. Pada saat itu, Endang Soekamti yang sedang
unjuk gigi. Maklum, saya kurang mengerti tentang musik mereka, tetapi yang jelas, penonton sangat riang dan gembira menikmati musik mereka. Saya sempat mengambil gambar dari Endang Soekamti. Saya pikir setelah Endang Soekamti, The Sigit yang akan bergantian
unjuk gigi,
ternyata ada performa dari Modern Dance SMAN 1 Semarang. Cukup bersabar saya menunggu performa dari mereka, dengan harapan saya ingin segera menonton The Sigit. Karena Tuhan belum berkehendak, setelah Modern Dance dilanjutkan oleh Cela-Celi SMAN 1 Semarang, atau bahasa gampangnya adalah model dari sekolah mereka, (maaf saya kurang mengerti tentang cela-celi). Salah satu dari peserta Cela-Celi adalah teman SMP saya dulu, kaget dan kagum bercampur satu dalam pikiran saya yang abstrak itu. Cela-Celi berakhir, akhirnya The Sigit pun tampil. Dengan busana t-shirt lengan panjang bergaris-garis horizontal, celana jeans hitam, dan sepatu pump berwarna hitam-semi coklat, vokalis mereka menyanyikan dengan riang lagu-lagu The Sigit.
The S.I.G.I.T (The Super Insurgent Group of Intemperance Talent) adalah band beraliran blues/others/rock dari Bandung, Jawa Barat, mereka adalah band yang cukup disegani. Malam itu mereka membawakan lagu-lagu andalan mereka, seperti: Black Amplifier, Money Making, Let It Go, dan masih banyak lagi. Sayang, lagu Live in New York kesukaan saya tidak dimainkan waktu itu. Para remaja SMAN 1 Semarang yang kreatif menyiramkan air ke penonton. Gembira dan gelisah bercampur aduk dalam pikiran saya, 1. Saya gembira karena itu dapat membangkitkan semangat kami sebagai penonton, 2. Saya gelisah karena pada saat itu saya membawa kamera, karena itu saya langsung berjongkok dan menutupi kamera saya dari siraman air itu. Tapi saya acungkan jempol untuk remaja SMAN 1 Semarang yang kreatif itu. Kira-kira setengah jam lebih The Sigit meramaikan acara Reincarnation itu. Saya pun cukup puas dengan kinerja mereka.
Band selanjutnya adalah band pamungkas sekaligus guest star utama dari acara Reincarnation tersebut, yaitu Maliq d'essentials. Saya kurang mengerti tentang musik mereka, jadi saya hanya mengambil gambar tanpa menikmati musiknya.
Kami pulang dengan perasaan puas akan performa band-band yang tampil di acara tersebut. Semoga SMAN 1 Semarang dapat membuat event-event yang lebih hebat dan bagus di waktu yang akan datang. Selamat!
|
Endang Soekamti |
|
Ini DJ Smansa yang kece |
|
The Sigit |
|
The Sigit (lagi) |
|
The Sigit (lagi dan lagi) |
|
The Sigit (lagi dan lagi dan lagi) |
|
Maliq d'essentials |
|
Maliq d'essentials |
Comments
Post a Comment