Halo.
Selamat berkarya.
Hanya ingin bercerita sedikit.
Tentang sesuatu yang mungkin umum untuk dirasakan orang kebanyakan.
Just as like we know, dari judul di atas.
Pasti tahu mau ke mana arah tulisan ini, hehe.
Saya sekarang berada di kelas tiga sekolah menengah atas.
Sudah kategori senior ini.
Itu berarti, sebentar lagi bakal melanjutkan ke perguruan tinggi.
Nah, di situ pasti muncul lagi yang namanya pilihan.
Seperti tulisan saya sebelumnya.
Masih saja, saya terbelenggu di pemikiran ini.
Belum bisa fokus, mau melanjutkan ke mana, mau berbuat apa.
Berada di posisi yang gambling, seperti main judi, untung-untung berhadiah, hehe.
Jika ada keinginan hati yang kuat.
Ternyata ada pilihan dari orang tua.
Terlebih, dari orang tua saya yang tinggal sendirian, ibu.
Memang, tidak secara terbuka dalam dia, untuk mengungkapkannya.
Tapi dari gerak-gerik, gaya bahasa, dan raut muka yang dikeluarkan.
Pasti, akan ada yang mengetahuinya.
Dulu, saat seorang figur ayah saya masih ada.
Memang sih, dia selalu menginginkan saya tidak sekolah jauh-jauh.
Alasannya macam-macam.
Mulai dari biaya, semua universitas sama saja, bergantung pada individu masing-masing, hingga tak jelas apa.
Ya, begitulah.
Kemudian, ada yang namanya kecondongan.
Keinginan dari dalam hati, tetapi tidak bisa dikatakan secara terbuka.
Entah merasa tidak enak, atau untuk menjaga hati.
Sampai saat ini.
Masih saja, belum bisa mantap.
Padahal, jadi laki-laki harus jelas, bukan.
Hehehe.
Ini tulisan bernilai kosong.
Abaikan saja.
-@andikajati-
Comments
Post a Comment