Ternyata, sebuah pertanyaan dan kutipan di buku agama, tidak bohong belaka.
Memang benar terjadi kejadiannya.
Ada tulisan atau pertanyaan seperti ini,
"Ketika kita menjadi benar, apa sikap kita terhadap cemoohan orang?"
Saya pikir, tidak akan ada yang namanya "cemoohan orang" itu, ternyata saya salah besar.
Baru saja saya merasakan hal yang mengena di hati.
Mendapat cemoohan orang, padahal, saya yakin betul yang saya lakukan itu benar.
Saya yakin, dengan yang saya percaya itu benar, mutlak.
Meskipun, banyak argument dan pembenaran dari pembelaan mereka.
Meskipun, terkadang mereka juga akan menyerang saya karena perilaku dan sikap saya yang masih belum pantas untuk diperhitungkan.
Meskipun, saya yang dulu berbeda dengan pernyataan saya yang sekarang.
Tetapi untuk kali ini, saya berani menyatakan jika mereka salah.
Meskipun, terkadang mereka juga akan menyerang saya karena perilaku dan sikap saya yang masih belum pantas untuk diperhitungkan.
Meskipun, saya yang dulu berbeda dengan pernyataan saya yang sekarang.
Tetapi untuk kali ini, saya berani menyatakan jika mereka salah.
Sedangkan, saya benar.
Saya di sini bukan untuk menghakimi juga sebenarnya.
Saya lebih memilih, jika saya di sini sebagai penilai.
Saya hanya memberi pendapat.
Hehehe.
Mungkin, tulisan ini dianggap sok benar, sok gaya, munafik, atau yang lainnya.
Tapi memang seperti ini yang saya rasakan.
Seperti quote dari Soe Hok Gie,
"Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan."
-@andikajati-
Comments
Post a Comment