Selamat awal Maret.
Setelah dikalkulasi, hampir setengah bulan tidak produktif menulis entry, hehe.
Di tengah belajar pelajaran matematika, pikiran menuju ke keinginan menulis.
Apa sudah benar, ya, skala prioritasnya, hehe.
Hanya ingin membahas singkat.
Jadi seperti ini.
Masih seputar lingkungan dan kehidupan sekitar saya.
Seperti judul di atas, "Mau Dianggap Seperti Apa?"
Kira-kira, sudah ada yang bisa menilai?
Kita hidup bersama banyak orang.
Tentunya, akan banyak commentators dadakan di lingkungan kita.
Entah mereka, yang menilai kita baik, atau mereka, yang menilai kita buruk.
Namun keduanya, sama-sama tidak berguna, sebenarnya.
Karena mereka hanya sebagai judgmental, sedangkan kita sendiri itu player-nya, haha.
Nah.
Dewasa ini, saya semakin sadar.
Bahwa saya hidup di dunia ini, saya ingin dianggap menjadi seperti apa, ya?
Setelah dipikir, ketika saya mati nanti, saya tidak akan membawa gelar tinggi, atau harta benda.
Saya juga tidak akan membawa gadget canggih, atau good stuff.
Saya hanya membayangkan satu hal.
Apa yang akan ada di pikiran orang yang menghadiri upacara pemakaman saya nanti.
Apa yang akan mereka pikirkan tentang saya.
Tentang cerita perjalanan hidup saya, atau sikap dan perilaku saya.
Sementara itu.
Di saat saya masih mempunyai waktu seperti sekarang ini.
Akan banyak berbagai opsi yang bisa diambil.
Ketika kita mengejar good grades, tapi dengan cara buruk.
Ketika kita mendapat tempat layak, tetapi dengan jalur tidak benar.
Lantas kita mati, buat apa.
Jika seperti itu. Sudah mendapat sindiran dalam hati orang-orang, ditambah tidak dibawa juga ketika kita mati, hehe.
Mungkin ini aneh.
Maka, saya memilih untuk sebisa mungkin menjadi orang yang baik di mata orang.
Saya tidak munafik, saya melakukan segala sesuatu baik, supaya menjadi pandangan dan contoh baik di mata orang.
Bukan seperti pelajaran Kewarganegaraan anak Sekolah Dasar, yang harus berbuat baik karena ketulusan hati.
Ya, memang tulus. Tetapi, saya tidak memungkiri, saya butuh mendapat pengakuan dari banyak orang, bahwa saya berbuat baik.
Karena, saya ingin, dianggap baik, ketika orang berada di acara pemakaman saya, nanti.
[silakan untuk membenarkan pikiran saya.]
-@andikajati-
Comments
Post a Comment