Begitu banyak negara yang menganut sistem demokrasi. Selama ini, demokrasi dinilai lebih baik. Demokrasi berarti adanya politik kontrol kekuasaan dan hak-hak sebagai warga negara.
Nah, sekarang, apa demokrasi itu paling baik?
Apa pemimpin yang dihasilkan dari demokrasi itu merupakan pilihan yang terbaik dan selaras dengan kemampuannya?
Ternyata, ada beberapa orang yang berpikir bahwa demokrasi tidak sepenuhnya baik. Mengapa?
Pemimpin yang merupakan produk dari sistem demokrasi dipilih oleh pemilih. Nah, apakah pemilih itu sudah memilih dengan benar?
Dikutip dari artikel yang dibuat oleh Assyaukanie L., seorang pengajar politik yang bernama Jason Brennan menganggap ada tiga jenis masyarakat politik. Mereka adalah:
- Hobit: orang-orang yang apatis, apolitis, dan ignorant dalam urusan politik.
- Holigan: orang-orang yang antusias terhadap politik. Mereka memiliki banyak informasi mengenai politisi dan partai politik. Jenis ini cenderung fanatik dan mempunyai kecondongan antipati pada kelompok lain.
- Vulkan: orang-orang rasional, cerdas, dan mengambil keputusan berdasarkan landasan ilmiah. Politisi dan partai politik yang dipilih oleh jenis orang ini didasarkan pada pertimbangan rasional, mencakupi kebijakan yang masuk akal dan tidak.
Nah, jika seperti itu. Menurut Anda, pemilih yang patut itu merupakan jenis masyarakat pemilih yang seperti apa?
Selama ini, semua orang yang termasuk ke jenis hobit, holigan, dan vulkan memiliki hak yang sama untuk memilih calon pemimpin [politisi dan partai politik]. Pemimpin yang menang merupakan pemimpin yang mendapatkan suara terbanyak. Sekarang masalahnya, bagaimana jika yang terpilih merupakan pemimpin yang berasal dari jenis masyarakat hobit saja atau holigan saja? Tidak dapat dipungkiri, kedua jenis masyarakat politik itu merupakan jenis yang paling mudah diidentifikasi.
Saya berpikiran, alternatif dari Brennan mungkin perlu dipertimbangkan. Dia menyebutnya epistokrasi, yaitu sistem politik berdasarkan pilihan warga yang melek politik atau dari jenis vulkan.
Jika sistem pemilih dibuat hanya bagi jenis vulkan saja, tentu akan menciptakan pertentangan karena hal itu akan dinilai tidak adil. Namun, jika harus dipaksakan bagi jenis hobit, apakah berguna bagi terpilihnya pemimpin yang berkualitas?
Jika hal ini diterapkan, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana menentukan masyarakat tertentu masuk ke jenis vulkan? Tolong dibantu untuk cari caranya, ya.
Mungkin, mungkin, ya. Menurut saya, fokus kampanye yang dilakukan KPU adalah tidak lagi untuk mendapatkan target partisipan yang tinggi. Jadi, jenis hobit tidak perlu merasa bersalah atau merasa harus untuk meluangkan waktu ke TPS, padahal dirinya sendiri pun tidak peduli dengan siapa yang akan terpilih. Tetapi, hal itu harus diimbangi juga dengan meningkatnya jenis vulkan sehingga dapat mengimbangi jenis holigan.
Hehehe, bisa tidak, ya?
Tapi bagaimana pun juga, bagaimana cara mengontrolnya, ya?
Itu dia serunya seni sistem politik. Susah. Hehe.
Comments
Post a Comment