Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2013

Kekurangan dari Kagum pada Seseorang

Kagum. Memberi apresiasi lebih ke seseorang / sesuatu. Kagum dan mendambakan beda ya sepertinya? Tapi, mirip-mirip. Hehe. Tapi, kekurangan dari kagum pada seseorang / sesuatu juga ada. Kehilangan kontrol untuk mencoba berhenti. Kekurangan kontrol untuk tahu diri. Terkadang, pemikiran saya bisa jadi supra-rasional. Melebihi hal-hal yang sewajarnya. Tapi ya, balik lagi, bisa apa saya? Sepertinya, rasa yang timbul dari hati saya hampir selalu memenangkan semuanya. Sampai-sampai, saya sendiri sulit untuk mengaturnya. Atau juga, saya malah keasyikan dengan rasa itu, ya? Kagum pada seseorang / sesuatu. Tentu saja, yang sebenarnya saya maksud di sini, adalah pada seseorang. Dan sampai saat ini, saya masih enak-enak dan menikmati saja alurnya. Hehehe. Sah saja untuk kagum. Asal jangan berlebihan sekali, ya, hehe. -@andikajati-

Apa Kita Dibicarakan Mereka?

Ini adalah bahasan umum. Mirip dengan hukum alam. Mirip dengan karma. Ya, sedikit-sedikit mirip. Tentang sebab dan akibat. Dari perlakuan yang diperbuat. Besar kecilnya, tergantung. Dari hal yang kita perbuat. Kadang, saya sering penasaran. Kebiasaan saya yang sering kelepasan [out of control] adalah hal: membicarakan orang lain. Ketika sedang berbicara, eh, tak sengaja. Membicarakan kebiasaan orang: baik atau buruk. Nah. Lalu, ketika saya sering membicarakan mereka. Apa mereka juga membicarakan saya ya? Beruntung jika yang dibicarakan adalah kebiasaan baik saya, nah, jika yang dibicarakan adalah kebiasaan buruk? Hehehe. Sempat saya juga berpikir. Jika ada teman yang sering membicarakan kejelekan temannya ke saya. Saya jamin, pasti dia juga sering membicarakan kejelekan saya di temannya yang lain. Mengerti yang saya maksud? Hukum itu sepertinya juga berlaku dalam hal " menjaga rahasia ". Tapi ya bukan apa-apa.

Ikhlas

Ikhlas itu susah. Ikhlas itu berat. Ikhlas itu [hampir] mustahil. Bagi saya. Sudahlah, cukup. Berbicara tentang ikhlas. Kebijaksanaan. Ketulusan. Sia-sia. Berulang kali, tetap saja, tidak bisa ikhlas. Sabar. -@andikajati-

Tokoh Protagonis

Tokoh utama selalu berada di depan. Selalu yang paling banyak diceritakan. [Kebanyakan] berakhir dengan bahagia, happy ending. Tokoh antagonis selalu mendapat hal buruk. [Kebanyakan selalu] mempunyai perilaku jahat. Endingnya, tidak menyenangkan. Sedangkan jika tokoh protagonis seperti apa ya? Kerjaannya hanya membantu tokoh utama. Tidak mendapat apa-apa. Padahal, sifat asli orang itu ingin berada di depan. Ingin diperhatikan. Ingin yang "paling", bisa paling seru, paling keren, paling apa saja bisa. Jika kejadian seperti itu terjadi di kenyataan. Seperti apa ya? Kasihan. Hehehe. Iseng saja. -@andikajati-

Tidak Berguna dan Menyusahkan

Jadi orang harus berguna, dong! Jangan suka menyusahkan orang lain! Ingin disenangi banyak orang? Jadi berguna, dong! Jika tidak ada gunanya, buat apa ada? Buat apa diciptakan? Buat apa berada di situ? Sia-sia saja. Tidak ada gunanya. Tidak berdampak. Diam dan mengikuti alur. Menyedihkan sekali. Diajak bicara, datar saja. Diajak canda, tidak menyenangkan. Membosankan. Tidak berguna. "Dasar ampas!" kata seorang kawan. Menusuk hati. Perasaan sensitif. Sakit. Dikutip dari bisik tangis hati saya . -@andikajati-

Dinamika yang Rumit

Pola hidup. Roda kehidupan. Naik turun. Tinggi rendah. Ketika nyaman berada di atas, tiba-tiba jatuh ke bawah. Serba mendadak. Berulang kali seperti itu. Sedangkan kita, hanya [seperti] menyaksikan. Menunggu proses itu berlalu. Dari bawah, kembali lagi ke atas. Selalu saja, seperti itu. Sabar. -@andikajati-