Skip to main content

Posts

Showing posts from 2017

Belajar Berbudaya

Saya merasakan kebutuhan untuk mengubah budaya. Budaya sederhana: Jika sedang menikmati fast food restaurant dengan sistem self-service , ya lakukan itu, dong . Buang bekas dan sisa makanan ke tempat sampah secara mandiri. Jika sedang berada di elevator dalam mall , posisikan diri di sisi kiri saja jika tidak sedang dalam kondisi terburu-buru. Jadi, bagi orang yang terburu-buru dapat lewat melalui sisi kanan. Terutama untuk orang berpasangan, nih . Jika sedang berbincang dengan teman di koridor kampus, jangan bertengger di tengah jalan, dong . Nanti orang lain tidak bisa melintas. Jika sedang antre untuk masuk ke gate Sekaten dengan berjejalan orang, jangan merokok, dong . Mengganggu sekali itu asapnya. Jika sedang menggunakan fasilitas umum seperti membaca surat kabar di perpustakaan atau peralatan di gym , jangan malah sibuk main handphone , dong . Menjadi bertambah lama dan kasihan bagi yang sudah menunggu.

Pilihan untuk Bernegara dan / atau Bermoral

Saya ingin menanggapi beberapa respons yang terjadi di dalam masyarakat. Sebenarnya, respons ini sudah terlewat gempar, atau sudah basi, hehe. Namun, baru kali ini saja saya memiliki niat untuk mengekspresikannya melalui tulisan. Tulisan yang akan saya tulis di bawah ini, sederhana, berkaitan tentang tanggapan saya mengenai pilihan untuk hidup bernegara dan / atau bermoral. Saya yakin, beberapa orang berpikiran bahwa kedua hal ini bukan merupakan sesuatu yang dapat dibandingkan, istilahnya, not apple to apple . Namun, saya rasa bahwa kedua hal itu bersifat komplemen pada peristiwa yang akan saya tulis. Saya ingin menyinggung mengenai kebijakan Pemprov DKI Jakarta tentang Hotel Alexis. Hahaha. Saya rasa, buat orang-orang yang membaca tulisan saya ini, tentu sudah mengerti isu tentang Hotel Alexis. Jujur saja, sebelum saya menyaksikan debat pemilihan gubernur DKI Jakarta di televisi dulu, saya tidak tahu tentang keberadaan Hotel Alexis. Saya tidak tahu mengenai isu bisnis pi

Disparitas Respons Publik

Masih ingat dengan peristiwa bom yang terjadi di Paris dan di Suriah? Kedua peristiwa tersebut terjadi pada waktu yang hampir bersamaan dan berurutan. Saya ingat sekali, ketika pertama kali muncul berita mengenai kejadian bom di Paris, publik langsung heboh dan semua media berisi menyiarkan berita tentangnya. Tak hanya itu, berbagai gerakan masyarakat, komunitas, dan personal movement mulai muncul di media sosial.  Saya ingat, di display picture sosial media, mereka mengganti gambarnya dengan tagar #SaveParis [saya lupa tepatnya]. Tidak hanya di situ, twit bernada pembelaan bagi warga Paris muncul di Twitter dan platform sosial media lainnya. Intinya, begitu banyak sentimen positif dan empati yang diberikan berbagai orang di dunia akan peristiwa itu. Sedangkan, perbedaan terjadi ketika peristiwa bom di Suriah. Apakah masih ada yang ingat juga? Saya yakin, pasti banyak orang yang mengetahui tentang peristiwa bom di Suriah. Bukan hanya masalah bom, terkait peperangan dan

Dikotomi Rupa

Menurut saya, rupa mampu menjadi senjata atau bahkan menjadi ketakutan bagi beberapa orang. Tentu saja, hal itu memiliki alasan tertentu. Rupa berkaitan erat dengan penampilan, kedua hal itu selaras. Pembagian antara dua kelompok rupa menjadi hal krusial, sensitif, dan menarik untuk saya bahas di sini. Bahasan di bawah ini memiliki batasan untuk orang-orang yang memiliki permasalahan khusus sejak kelahiran. Concern saya adalah untuk orang-orang yang malas memperbaiki diri, sehingga bukan mutlak untuk semua kasus. Dikotomi rupa di bawah ini terbagi menjadi dua kelompok dan merupakan pemikiran saya sendiri, jika ada yang tidak setuju, saya tak peduli. Pertama, rupa yang menarik dan menjadi kebanggaan orang. Kedua, rupa yang tidak menarik dan menjadi ketakutan orang. Kedua kelompok di atas merupakan dua hal yang bertentangan, namun tak dapat dihindari. Salah satu dari kelompok itu akan melekat pada seseorang, entah orang tersebut mampu menerima, mencegah, atau pun mengatasin

Aspek Literasi

Saya telat menyadari akan pentingnya aspek literasi.  Kemampuan untuk membaca dan menulis merupakan suatu hal penting dan mendasar.  Pelajaran Bahasa Indonesia ketika masa wajib belajar merupakan asal pembentukan kemampuan orang dalam memahami literasi.  Sayang sekali, saya tidak mendapatkan suatu pelajaran yang mewajibkan saya untuk menyelesaikan suatu tugas khusus.  Misalnya, saya diwajibkan untuk membaca tentang buku-buku tertentu, atau menulis dengan tema-tema tertentu.  Tidak ada paksaan dan kewajiban dalam kurikulum yang memaksa saya.  Tidak ada sistem yang membentuk saya.  Cukup berpengaruh, cukup merugikan.  Karena itu, keengganan saya untuk memahami literasi menjadi tinggi.  Itu membahayakan, tentu saja. Maka dari itu, sejak masa kuliah ini, saya memaksa diri untuk cinta dengan literasi.  Saya harus memaksanya.  Karena bagi saya, kemampuan membutuhkan kemauan, dan kemauan membutuhkan paksaan. Bagi saya, membaca itu bukan soal menarik atau tidak menar

Persepsi Bisa Diatur

Persepsi itu bisa diatur, lho . Jika memakai analogi sistem bilangan, Mereka bukan seperti bilangan biner, yang sudah memunyai simbol mutlak. Mereka tidak hanya memiliki simbol 0, atau bahkan 1. Persepsi mampu menjadi 0.1, atau 0.123, atau mungkin 0.12314. Jika memakai analogi norma masyarakat, Mereka bukan bernilai benar atau salah. Mereka mampu menjadi: mungkin salah, sedikit benar, atau salah sekali. Menciptakan sebuah persepsi itu menyenangkan. Kamu bisa membuatnya menjadi indah sekali, atau buruk, bahkan sangat memuakkan. Kamu bisa membiarkannya menjadi merah kecerahan, atau putih kepucatan, mungkin menjadi hitam kecokelatan. Semakin Kamu berniat memolesnya, semakin mudah Kamu mengaturnya. Persepsi itu seni.

About Time

I thought I can easily writing the entry in English . Namun, sepertinya sulit, haha. Jadi, saya akan menulis dengan Bahasa saja. Ini tentang waktu. Waktu memiliki banyak companion . Dia memiliki waktu pagi, agak siang, siang sekali, sore, malam, larut, dini hari, dan berbagai sebutan lainnya. Dari berbagai jenis waktu itu, diisi oleh bermacam aktivitas yang dikerjakan. Jika pagi hari, ngapain sik ? Paling banter , ya, bangun tidur, mandi, sarapan, dan kuliah seharian. Itu mah sudah seperti rutinitas tiap hari dan hampir menjadi common activities for many people di lingkungan saya. Beberapa aktivitas tersebut memiliki jenis waktu yang banyak, bisa dari pagi sampai ke sore, bahkan sampai malam hari. Biasanya, kata ini akan saya tulis dengan cetak miring, biasanya , waktu dari pagi sampai sore adalah waktu yang diisi oleh aktivitas umum. Ini merupakan asumsi saya, dan tidak dapat diberlakukan untuk semua orang, ye . Kontradiktif, ketika sampai di malam hari, bahkan sampai la

Komunitas Jendela, Bantul, 3 September 2017

Komunitas Jendela kembali melakukan kegiatan rutinnya di daerah Bantul pada Hari Minggu, 3 September 2017. Relawan berkumpul pukul 09.00 pagi di Masjid Bantul. Momen pada hari itu merupakan kali pertama bagi beberapa relawan baru untuk melayani anak-anak di daerah Bantul. Lokasi kegiatan Komunitas Jendela di Bantul berada di rumah Kepala Dukuh, suatu tempat berkumpul untuk warga-warga. Di sana, terdapat sebuah rak yang berisi buku-buku bacaan. Pukul 09.15, belum ada anak-anak yang berkumpul di tempat tersebut. Hal itu merupakan kesempatan bagi para relawan untuk mempersiapkan acara yang terbentuk dari beberapa pos. Sampai pada beberapa menit kemudian, belum terlihat banyak anak yang mau datang ke sana. Entah seperti apa dan mengapa sebabnya, namun dapat diasumsikan bahwa mereka tidak melihat sebuah kegiatan yang menyenangkan di tempat itu. Jam setengah sepuluh pagi, hanya ada dua sampai tiga anak yang mau mengikuti para relawan untuk membaca buku. Namun itu bukan suatu masalah, bagi p

Foo Fighters - Singapore - 26.08.2017

Halo, cuy ! Gila. Akhirnya ada niat juga buat bikin tulisan ini. Untuk informasi saja, tulisan-tulisan di bawah ini mengandung unsur pamer pengalaman, kenikmatan, dan kesombongan. Jadi, untuk orang-orang yang lebay atau berlebihan, skip saja ke tab browser yang lain, hehe. Ini cerita tentang pengalaman saya menonton konser Foo Fighters. Gila, cuy ! Saya bisa beruntung untuk menonton band itu. Setelah 21 tahun (tepatnya tahun 1996, namun kala itu Foo Fighters berada di antara Beastie Boys dan Sonic Youth - band lawas, cuy ), akhirnya mereka kembali lagi ke Asia Tenggara. Kebetulan, lokasi tur terdekat adalah di Singapura, dan konser tersebut merupakan konser tunggal. Kapan lagi coba Foo Fighters bisa mau ke Asia Tenggara? Akhirnya, setelah paksaan dari Willy Satria, kesampaian juga saya bertekad menonton Foo Fighters.  Lokasi konser Foo Fighters berada di Singapore National Stadium. For your information , saya dan Willy menginap di daerah Geylang (yang ternyata daerah p

Revolutionary [Road]

Barusan saya selesai menonton sebuah film karya Sam Mendes yang berjudul Revolutionary Road.  Film yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet tersebut merupakan film produksi tahun 2008. Namun, saya baru saja menontonnya. Hasilnya, ternyata tidak cukup buruk. Meskipun ketika menontonnya, saya pikir rating -nya jauh lebih tinggi dari yang tertera di sumber terkait. Sepengetahuan saya, film ini mungkin cocok untuk pasangan muda suami - isteri. Tentu saja, dalam film tersebut menceritakan tentang pasangan Wheeler dengan kedua anaknya yang masih kecil. Menurut saya, film itu bagus. Dinamika konflik yang dibangun tidak berlebihan. Saya suka dengan gambaran mengenai idealisme pemikiran yang ada di antara suami - isteri tersebut. April, menginginkan suasana baru dalam lingkungan pernikahan mereka. Frank, terjebak dalam pekerjaan yang tidak diinginkannya. April berusaha mengajak Frank untuk pergi ke Paris dan membuat Frank memikirkan sesuatu hal pekerjaan yang memang d

Tentang Trumbo dan Komunisme

Pagi ini, saya melihat satu film baru yang dibintangi oleh aktor favorit saya yang baru, Bryan Cranston. Judulnya Trumbo. Film itu bercerita tentang penulis naskah film yang bernama Dalton Trumbo dan menganut paham komunisme di Amerika. Jika dilihat pada waktu dia aktif menjadi penulis naskah, sedang terjadi Cold War antara Amerika dengan Uni Soviet pada waktu itu. Hal tersebut yang menyebabkan pertentangan dan konflik tentang peran komunis di Amerika yang sudah menganut sistem demokrasi. Untuk perlu diketahui, Amerika dan Uni Soviet pernah bersekutu dalam menghadapi World War II , itu yang membuat munculnya banyak paham komunisme di Amerika. Karena banyak konflik yang muncul, salah satu lembaga saat itu yang bernama The House Un-American Activities Committee (HUAC) melakukan penyelidikan terhadap beberapa aktivis yang terlibat dalam paham komunisme. Pada cerita ini, yang sedang terjadi adalah penyelidikan di sektor perfilman dan radio, khususnya di Hollywood. Untuk lebih pah

TKI

Jangan dikira Tenaga Kerja Indonesia [TKI] itu sembarangan. Mereka malah berhati mulia. Mungkin banyak yang mengira, mereka itu seperti asisten rumah tangga. Mungkin, orang-orang berpikir bahwa mereka menjadi babu di negara lain. Tapi, mereka itu pahlawan bagi kampung halamannya. Para TKI banyak yang menyumbang demi kemajuan kampungnya. Ada yang memberikan bantuan sosial seperti uang untuk pembangunan masjid. Malah, para TKI ini merupakan orang-orang berhati mulia. Mereka dapat merendahkan hati untuk membantu kampungnya. Mereka tidak lupa dengan asal mereka. Mereka ingat dengan jasa-jasa orang lain yang sudah membentuk kepribadian mereka sehingga mampu bekerja. Hebat. Untuk para TKI, mungkin Anda dipandang sebelah mata, khususnya oleh para intelek awam yang masih anak baru gede . Tetapi, Anda pahlawan sebenarnya. Memang, kebanyakan dari kepribadian yang tidak berkelebihan menciptakan sifat yang rendah hati. Berbeda dengan kepribadian yang cukup dan

Save Your Scissors

Cinta lama bersemi kembali. Saya kembali jatuh cinta dengan lagu ini. Wow, rindu sekali rasanya ketika saya pertama kali mendengar dan menikmati lagu ini. Rasanya adem, sejuk, dan intim.

a Book

I am sorry. I can not support a book without touch it physically. Why? I love read. I love touch the paper. I love its smell. I just love it. I do not support e-book. I do not like read something through screen. I just do not like it.

Noted from Dangal

Saya barusan selesai menonton film Dangal. Film produksi dari India ini memang sudah lama terkenal, namun saya baru menontonnya hari ini. Sebenarnya, 20 menitan awal sudah saya tonton berminggu-minggu yang lalu, baru saya sambung dan selesaikan hari ini. Film India, yang saya ketahui dari film India hanya sedikit. Kemungkinan, hanya 3 film saja. Dangal, 3 Idiots, dan PK. Lalu? Ketiganya merupakan film dengan nama Aamir Khan di dalamnya. Hebat. Dan hampir ketiganya, saya merasakan haru yang menggugah hati. Jika diurutkan: 3 Idiots, Dangal, dan PK.  Dari film Dangal sendiri, ada beberapa pelajaran yang dapat diambil. Konsistensi. Gila saja, gulat yang notabene merupakan olahraga untuk pria di India, dijadikan suatu obsesi bagi Mahavir Singh Phogat untuk kedua anaknya: Geeta dan Babita. Memang gila itu bapak, bayangkan saja, Anda hidup di India (yang lazimnya olahraga gulat adalah untuk pria), diajarkan pada kedua anak gadisnya di tengah-tengah desa yang mayoritas pemikiran

Life is [not] a Game

Life is real. They are rude and cruel. Life is not a game. Life can not be repeated. There is no re-set button. While, game is much easier. Game has re-set button. We can easily press the button, and try to make it better again from the beginning. Oh, well. Only live once, live with it.

Oh Well by Elephant Kind

Saya tersihir sekali oleh lirik lagu dari Elephant Kind. "Sometimes I feel like I can turn the world upside down sometimes I feel like I can never be wrong sometimes I feel like there is something more than I want sometimes I feel like I don't have a reason don't ask me why 'cus I don't care a bit I don't give a shit"

Menonton Konser Musik

Saya mempunyai hobi untuk menonton konser musik. Konser musik merupakan suatu acara yang sangat menyenangkan bagi saya. Ketika ada promosi akan konser musik, saya akan berusaha untuk datang dan menempatkan guest star menjadi prioritas nomor 2 atau 3 bagi saya. Menghadiri konser musik merupakan agenda mingguan yang sebisa mungkin (selama ada konser musik yang diadakan) akan saya hadiri. Menonton konser musik tidak semata untuk melihat guest star , ada komponen-komponen lain yang menunjang nikmatnya datang ke konser musik.  Komponen sound dari sound system , crowd penonton, dan aksi panggung guest star merupakan komponen-komponen utama yang penting. Ketika sound yang disajikan tidak maksimal, atau bagi saya jika sound tidak cukup enak didengar (padahal saya orang awam), maka saya akan membencinya. Ketika crowd penonton tidak ramai (hanya duduk dan tidak mendekat ke panggung), maka saya juga membencinya. Oh iya, saya paling benci jika ada orang datang ke konser musik, dirinya

Tenggelam dalam Masa Lalu

Saya ingin tenggelam, saya ingin terjun ke masa lalu. Saya mengenang masa lalu saya, dan saya menyadari bahwa masa itu merupakan masa yang menyenangkan. Terima kasih, semesta telah mengizinkan saya merasakan masa-masa itu. Saya rindu dengan masa lalu. Mengapa? Masa lalu selalu terasa lebih menyenangkan dan lebih mudah. Mungkin, pemikiran saya di masa depan adalah mensyukuri masa sekarang ini, mungkin. Saya rindu, saya ingin tenggelam. Padahal saya tak mampu berenang. -tolol-

Tak Kenal [Malah] Sayang

Sepertinya Anda tidak salah membaca. Judul di atas adalah Tak Kenal [Malah] Sayang . Berbeda dengan Tak Kenal Maka Tak Sayang . Saya ingin membahas mengenai hal ini. Seperti yang diketahui, peribahasa yang terkenal adalah Tak Kenal Maka Tak Sayang, untuk beberapa orang, hal itu benar adanya. Namun, bagi saya, hal itu tidak benar dan tidak ada. Setelah hampir 21 tahun saya hidup di dunia ini, yang saya tahu adalah tak kenal malah sayang, dan kenal maka tak sayang. Coba Anda pikirkan dan renungkan. Hal ini terusik dalam pikiran saya setelah saya mendapat kabar dari teman-teman yang sedang mengambil Kuliah Kerja Nyata [KKN]. Dalam aktivitas KKN, ada kerja kelompok yang mengharuskan mereka bertemu dan berkumpul untuk membahas sesuatu. Tentunya, pada awal pertemuan, mereka akan berinteraksi dan berkenalan. Nah, hampir semua teman saya mengatakan bahwa teman mereka yang baru saja dikenal merupakan teman-teman yang menyenangkan. TENTU SAJA, karena mereka BARU SAJA

Pretend to be Social

Someday, people are just pretending. They are pretending to be a human social person. They met friends, they posted the appointment. They could tell what they did. They are just pretending, that they have a social friends. They are. Hopefully, they are, but, they are not.

Kapur Bagus

Saya berada di kamar indekos yang baru. Kira-kira, sudah satu bulan saya pindah ke kamar yang baru. Karena lokasi kamar yang baru ini berada di dekat parkiran motor, saya melakukan antisipasi yang lebih gesit. Saya takut dengan kecoa, maka dari itu, saya memberikan Kapur Bagus pada bagian pintu kamar saya. Sebelumnya, saya tidak begitu mengerti tentang produk kapur dan kegunaan kapur tersebut. Saya baru paham ketika dianjurkan oleh orang lain. Kapur itu dikata orang sebagai kapur ajaib. Karena kapur itu mampu mengusir kecoa yang hendak menghampiri. Namun, ternyata kapur itu tidak tahan lama. Jadi, meskipun kapur dan warnanya masih terlihat jelas dengan mata, kemanjuran kapur itu mampu menjadi pertanyaan. Seperti yang diketahui, kapur tidak akan hilang jika tidak tersentuh dengan hal lain atau terkena cairan. Jadi, kapur di daerah pintu kamar indekos saya masih terlihat jelas. Namun, kata orang, kemanjurannya sudah hilang. Ternyata, kemanjuran kapur hanya mampu sampai beberapa hari sej

Kamu itu Hanya Titik Kecil

Saya selalu beranggapan [dan mungkin memang], bahwa saya hanya titik kecil. Saya tak berguna, dibandingkan dengan sebuah huruf. Huruf yang mampu membentuk kata, kemudian membentuk kalimat. Titik pun bisa untuk membentuk kalimat. Tapi, coba bayangkan caranya. Butuh duplikasi titik yang sangat banyak, sehingga dapat membentuk sebuah kalimat. Bagi saya, itu harus. Huruf merupakan musuh dan kompetitor. Saya suka melihat orang yang di atas, karena itu memicu saya. Itu merupakan supply untuk semangat saya. Untuk dapat mengalahkan mereka.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Beberapa hari lalu, tanggal 25 Februari 2017, saya berkunjung ke salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di daerah Kulon Progo. Tepatnya di alamat Desa Kidulan, Salamrejo, Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu itu merupakan kali pertama saya berkunjung ke salah satu UMKM di daerah Yogyakarta.  Nama UMKM tersebut adalah Pandansari Craft. Jenis UMKM ini adalah pada bidang penghasil barang fungsional dari bahan serat alami. Saya bertemu dengan pemilik usaha secara langsung, namanya Mas Dwi. Beliau sudah menggeluti usaha tersebut selama bertahun-tahun. Latar belakang saya berkunjung ke salah satu UMKM adalah untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi. Perjalanan dari tempat indekos menuju tempat usaha tersebut kurang lebih satu jam. Itu merupakan kali pertama juga saya berkunjung ke daerah Kulon Progo, dihitung setelah beberapa tahun saya tinggal di Yogyakarta. Ternyata, Yogyakarta itu luas. Ketika sampai

Kamu

Kamu, kalo mau menilai apapun, pikir dulu yang luas. Kamu, kalo mau sok tahu, tenang dan dipikir dulu. Kamu itu, kalo pintar, sudah tahu membaca sudut pandang. Tetapi sayang, kamu itu mustahil. Cuma bayang-bayang, nihil.

Akuisisi Topik

Halo. Selamat berkarya untuk teman-teman semua, senang sekali saya dapat kembali untuk mempunyai niat dalam menuliskan pemikiran sampah dan sifat pengecut saya dengan lampiasan ke blog ini. Sudah beberapa bulan terakhir, tidak ada gairah dalam menulis sebuah pemikiran. Kali ini saya ingin bercerita. Cerita ini bukan merupakan cerita yang sulit dan kompleks, hanya tentang cerita kehidupan sehari-hari, yang pastinya semua orang mengalami ini. Ini adalah tentang topik pembicaraan. Saya adalah orang yang suka mengejek, saya suka menjadi peribahasa tong kosong berbunyi nyaring , terlebih pada lingkungan sosial pertemanan saya. Seringkali dalam lingkup pertemanan, selalu ada pembicaraan dan diskusi yang melintas. Saya suka jika bertemu dengan orang-orang yang pengetahuannya terkoneksi dengan saya, itu akan menjadi sebuah hiburan yang menarik untuk saya. Seperti contohnya, ketika membicarakan mengenai politik dan sejarah. Saya suka sekali dengan kedua topik bahasan tersebut, dan

Awal Tahun 2017

Selamat tinggal 2016, dan selamat datang tahun 2017! Saya sangat senang karena pergantian tahun yang telah terjadi. Tidak sabar mencetak kenangan dan prestasi yang diraih di tahun ini. Jika diulas mengenai tahun 2016, mungkin akan sangat panjang. Saya masih akan ingat karena pada tahun 2016, saya telah melepaskan kontribusi yang saya berikan selaku ketua himpunan di jurusan. Hal itu merupakan salah satu kebanggaan karena sudah mampu menyelesaikan satu periode dengan penuh. Itu terjadi, karena dibantu oleh rekan-rekan yang notabene merupakan orang-orang yang melindungi saya saat menjadi ketua. Saya menantikan, kejadian menarik yang akan terjadi di tahun ini!