Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2017

Pilihan untuk Bernegara dan / atau Bermoral

Saya ingin menanggapi beberapa respons yang terjadi di dalam masyarakat. Sebenarnya, respons ini sudah terlewat gempar, atau sudah basi, hehe. Namun, baru kali ini saja saya memiliki niat untuk mengekspresikannya melalui tulisan. Tulisan yang akan saya tulis di bawah ini, sederhana, berkaitan tentang tanggapan saya mengenai pilihan untuk hidup bernegara dan / atau bermoral. Saya yakin, beberapa orang berpikiran bahwa kedua hal ini bukan merupakan sesuatu yang dapat dibandingkan, istilahnya, not apple to apple . Namun, saya rasa bahwa kedua hal itu bersifat komplemen pada peristiwa yang akan saya tulis. Saya ingin menyinggung mengenai kebijakan Pemprov DKI Jakarta tentang Hotel Alexis. Hahaha. Saya rasa, buat orang-orang yang membaca tulisan saya ini, tentu sudah mengerti isu tentang Hotel Alexis. Jujur saja, sebelum saya menyaksikan debat pemilihan gubernur DKI Jakarta di televisi dulu, saya tidak tahu tentang keberadaan Hotel Alexis. Saya tidak tahu mengenai isu bisnis pi

Disparitas Respons Publik

Masih ingat dengan peristiwa bom yang terjadi di Paris dan di Suriah? Kedua peristiwa tersebut terjadi pada waktu yang hampir bersamaan dan berurutan. Saya ingat sekali, ketika pertama kali muncul berita mengenai kejadian bom di Paris, publik langsung heboh dan semua media berisi menyiarkan berita tentangnya. Tak hanya itu, berbagai gerakan masyarakat, komunitas, dan personal movement mulai muncul di media sosial.  Saya ingat, di display picture sosial media, mereka mengganti gambarnya dengan tagar #SaveParis [saya lupa tepatnya]. Tidak hanya di situ, twit bernada pembelaan bagi warga Paris muncul di Twitter dan platform sosial media lainnya. Intinya, begitu banyak sentimen positif dan empati yang diberikan berbagai orang di dunia akan peristiwa itu. Sedangkan, perbedaan terjadi ketika peristiwa bom di Suriah. Apakah masih ada yang ingat juga? Saya yakin, pasti banyak orang yang mengetahui tentang peristiwa bom di Suriah. Bukan hanya masalah bom, terkait peperangan dan

Dikotomi Rupa

Menurut saya, rupa mampu menjadi senjata atau bahkan menjadi ketakutan bagi beberapa orang. Tentu saja, hal itu memiliki alasan tertentu. Rupa berkaitan erat dengan penampilan, kedua hal itu selaras. Pembagian antara dua kelompok rupa menjadi hal krusial, sensitif, dan menarik untuk saya bahas di sini. Bahasan di bawah ini memiliki batasan untuk orang-orang yang memiliki permasalahan khusus sejak kelahiran. Concern saya adalah untuk orang-orang yang malas memperbaiki diri, sehingga bukan mutlak untuk semua kasus. Dikotomi rupa di bawah ini terbagi menjadi dua kelompok dan merupakan pemikiran saya sendiri, jika ada yang tidak setuju, saya tak peduli. Pertama, rupa yang menarik dan menjadi kebanggaan orang. Kedua, rupa yang tidak menarik dan menjadi ketakutan orang. Kedua kelompok di atas merupakan dua hal yang bertentangan, namun tak dapat dihindari. Salah satu dari kelompok itu akan melekat pada seseorang, entah orang tersebut mampu menerima, mencegah, atau pun mengatasin