Skip to main content

Lebaran 2012

Minal aidzin fal waidzin.
Selamat hari Lebaran.
Tahun 2012.

Kembali lagi bersama saya yang setelah beberapa minggu ini tidak aktif dalam menulis blog hehe.
Headline tentang Lebaran pasti sangat menarik perhatian.
Dari kemacetan, bagi-bagi Tunjangan Hari Raya, bahkan sampai ke pengemis dadakan maupun kecelakaan.

Jika berbicara mengenai liburan kali ini.
Hmm.. Kira-kira menarik tidak ya mendengar cerita saya?
Mungkin sepertinya sedikit boring kali ya.
Tapi tidak apa-apa ya hehe.

Lebaran.
Berlibur.
Santai.
Tanpa Pekerjaan Rumah [harusnya, tetapi malah sebaliknya].

Kali ini saya berlibur ke Jakarta.
Ibu Kota negara kita tercinta, negara Indonesia.
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

Kota metropolitan, kota bisnis, kota hiburan, kota segala macam deh hehe.
Ngomong-ngomong, Jakarta adalah kota tempat kelahiran saya.
Sejak 19 Juli tahun 1996 yang lalu, di Rumah Sakit Pondok Indah sepertinya hehehe.

Fokus dek, fokus ke cerita.

Rencana berlibur ke Jakarta kali ini sudah dipikirkan sejak kira-kira tiga minggu sebelum hari Lebaran sepertinya. Dari tanggal 17 Agustus sampai tanggal 21 Agustus.

Memang rencana keberangkatannya adalah setelah upacara kemerdekaan negara kita, Indonesia. Waktu itu masih belum pasti apakah berangkat siang atau malam.

Pertama-tama penjelasan tokoh dulu ya hehe.
Saya: Andika Jati Nugroho.
Kakak: Brahmantyo Jatiwidianto.
Ibu: Nurani Widiati.
Bapak: Christian Hardjatmoko.

17-18 Agustus.
Yak, dan tiba juga tanggal 17 Agustus. Kebetulan saya mendapat tugas untuk mengikuti upacara bendera di Balai Kota bersama teman-teman yang lain. Upacara dimulai jam setengah tujuh pagi dalam bulan puasa, hanya sebentar, dan selesai jam setengah delapan jika tidak salah hehe. Pemimpin upacaranya adalah Plt Walikota Semarang. Dan pada pagi itu juga masih belum pasti akan berangkat ke Jakarta jam berapa, tetapi sepertinya memang berangkat malam.

Baru siangnya setelah upacara dan makan siang, ditentukan juga bahwa kami akan berangkat setelah maghrib atau sekitar jam setengah tujuh malam. Siangnya cukup beristirahat dan persiapan.
Tiba malam, hati senang, dan deg-degan. Menggunakan mobil Avanza H 9425 ER dan empat buah tempat bekal berisikan ayam goreng Mbok Berek hehe. Kami mengawali perjalanan ke Jakarta dengan berdoa. Waktu itu yang menyetir Mas Brahmantyo.

Jalanan lancar, yah kira-kira ramai padat. Dalam mobil mungkin di pikiran kami adalah, "Jakarta Jakarta dan Jakarta" hehe. Baru sekitar jam setengah sebelas malam kami sampai di Pemalang. Kami mampir ke Rumah Makan Kurnia. Rumah makan itu menyediakan nasi goreng, mie rebus, dan lain-lain deh. Dua tahun berturut-turut tiap liburan ke Jakarta pasti kami mampir, bosen juga sebenarnya, tapi karena yang lain menghendaki, ya sudahlah. Mie rebus ala Jawa, makanan ini menjadi top list makanan yang saya benci #ohGodWhy hehe. Usai take a rest di sana, lanjut lagi perjalanannya.

Waktu itu jam sebelas malam. Pengemudinya berganti ke Bapak Christian. Dan ketika yang lain sudah tertidur, hanya tersisa saya dan Bapak.
Jalanan yang lengang. Kecepatan mobil antara 60 km/jam sampai dengan 80 km/jam.
Di jalan pun kami bergurau, "Wah kecepeten nih sampai di Jakartanya." 

Kemudian suasana hening, dan hening [ya sedikit lebay]. Ketika waktu menunjukkan pukul 03.30 pagi, dan ketika kami sudah sampai di Pamanukan, Jawa Barat. 
Kami kena macet.
Ya, macet
Ya sekali lagi, macet.

Huruf capslock ya, MACET.
Dieja, ma-cet.

Mobil tidak berjalan. 
Deretan mobil yang panjang.
Stuck.
Berhenti.
Emosi.

Saya berpikir mungkin kemacetan itu hanya sebentar saja, atau mungkin menunggu melaju bergantian karena hanya ada satu jalur.
Tetapi nyatanya, saya salah besar. Benar-benar salah besar.
Ketika kami menunggu sepuluh menit, kami masih bersabar.
Lalu dua puluh menit, kami masih tersenyum.
Kemudian tiga puluh menit, kami mengelus dada.
Dan akhirnya menunggu satu jam, saya komat-kamit karena emosi.

Ternyata, masih macet, tidak berjalan.
Sampai-sampai sudah banyak sopir/pengemudi yang keluar dari mobilnya untuk kencing atau berjalan-jalan [ngaaaaah].

Coba tebak bagaimana kisah selanjutnya.
Coba tebak berapa lama kami menunggu kemacetan.
Coba tebak kesulitan apa saja ketika kami terjebak kemacetan.
Coba.
Tebak.

Kami putus asa, dan harapan kami adalah situasi kemacetan ini akan habis jika kami sampai di Tol Cikampek. Kira-kira untuk mencapai ke Tol Cikampek dari daerah Pamanukan jaraknya adalah sekitar empat puluhan kilometer. Jarak yang sebenarnya tidak terlalu jauh. Tetapi itu kami tempuh dalam waktu sekitar dua belas jam lamanya.
Wow!
Sangat lama.
Mungkin itu adalah pengalaman pertama baik bagi saya, kakak, maupun kedua orang tua. Mungkin jika hanya macet saja seperti itu dan menunggu dua belas jam masih hal biasa. Tetapi kami sendiri mendapat sedikit peristiwa sial.
Siang itu, bensin mobil kami sudah menunjukkan di jarum seperempat. Kami panik. Karena jika tidak segera melaju atau jika kami hanya berhenti/tidak bergerak sedangkan mesin mobil menyala akan menyebabkan boros bensin. Sedangkan SPBU sepertinya masih jauh dan tidak diketahui keberadaannya. Satu-satunya jalan adalah kami mematikan Air Conditioner dalam mobil, membuka jendela, dan tidak menyalakan mesin terus menerus. Jadi ya jika jalan, mesin dinyalakan, jika berhenti saat macet, mesin langsung dimatikan. Tetapi saya rasa cara itu juga sama boros bensinnya.
Karena itu, kami juga sempat bertanya ke sopir sebelah yang sama-sama terkena macet di manakah pom bensin terdekat. "Ada pom bensin kok di depan. Deket kok," katanya. Itu masih aman dengan bensin yang seperempat, pasti cukup, masih cukup. 
Sabar.
Sabar.
Sabar.
Dan terlihat dari kejauhan, tiang bertuliskan SPBU Pasti Pas. Kami cukup senang dan berharap bensin terisi. Ternyata oh ternyata. Sudah ada beberapa polisi yang mengusir mobil-mobil lain agar tidak masuk ke SPBU karena menyebabkan kemacetan. Di dekatnya pun sudah tertuliskan, "BENSIN HABIS."
Panik.
Kesabaran habis.
Kepanasan dalam mobil.
Meski seperti itu kami masih mencoba tenang dan membeli tiga pop mie di tengah-tengah kemacetan. Memang peristiwa kemacetan itu malahan menjadi lahan bisnis yang menyenangkan. Banyak orang-orang yang menjajakan makanan berupa pop mie, gorengan, dan minuman. 
Di dalam mobil kami hanya berdoa supaya bensin masih cukup untuk sampai di SPBU selanjutnya. Menunggu dan menunggu, dan akhirnya terlihat juga tiang bertuliskan pom bensin. Tetapi tebak apa kisah selanjutnya hehe.
Sebelumnya, Bapak sudah menebak jika stock bensin di SPBU itu habis. Ternyata benar. Bensin habis. Kami malahan berencana membeli Pertamax saja. Tetapi polisi tidak memperbolehkan karena kuantitas mobil dalam SPBU penuh dan menyebabkan kemacetan. "Dua kilometer lagi," kata polisi yang menggunakan masker itu. Tapi, untuk menempuh jarak dua kilometer sendiri pun tidak sebentar. Setelah ditunggu dan menunggu. Jarum pada bensin sudah turun dari seperempat dan saat itu jalanan masih macet tidak berjalan. Selama macet kira-kira kami hanya berjalan lima meter tiap tiga menit. Tidak beraturan juga sih sebenarnya. Yang jelas, LAMA.
Gantian saya yang menyetir, mumpung macet jadi gampang hehe. Saat itu badan kami sudah berkeringat panas karena Air Conditioner mobil dimatikan. Waktu itu si Bapak menyuruh Kakak untuk mengambil kaos di bagasi mobil. Diambilkan, dan lalu, kebetulan sekali ada warung makanan di pinggir jalan dan tiba-tiba si Kakak bertanya ke penjualnya di mana SPBU terdekat. Katanya masih jauh di depan jika di sisi kiri, sedangkan di arah berlawanan, ternyata terlihat SPBU. Wajah kami mulai tersenyum kemenangan. Kakak meminjam drum ke penjualnya dan menuju ke SPBU di seberang jalan atau arah berlawanan [arah menuju Jawa Tengah]. Ditunggu sepuluh menit.....sial. Bensinnya habis juga, tidak tersisa. Panik, dan keputusannya adalah, berhenti. Saya memarkirkan mobil ke pinggir jalan dan kami beristirahat di warung itu. Kemudian salah satu penjual warung itu menawarkan diri untuk mencari bensin eceran, kami pun setuju. Dicarilah bensin eceran itu ke kampung-kampung dalam. Saat menunggu saya hanya bisa berharap dan berdoa, serta bersungut-sungut karena liburan di Jakarta saya berkurang sehari. Waktu itu pukul 3.38 sore. Ditunggu, dan dari kejauhan terlihat penjual itu berjalan ke arah warung dengan mengendarai motor dan membawa dua drum: besar dan kecil. Saya tersenyum bahagia, senyum kemenangan hehe. Saya kira mereka orang baik. Tetapi ternyata tidak. Mereka berbohong. Mereka bilang bahwa isinya adalah sepuluh liter, tetapi itu jelas-jelas bukan sepuluh liter jika dilihat dari jumlah bensin yang dituang ke dalam mobil dan ukuran drum yang dipakai. Kebetulan saat itu juga ada teman si Bapak yang terkena kemacetan dan ikut bersama-sama beristirahat sambil membeli bensin. Mereka sama-sama kena tipu. Penjual itu berkata jika jumlahnya tujuh liter sambil menunjuk drum kecil yang berisikan bensin penuh. Bohong. Di mana-mana volume drum tidak ada yang tujuh liter, pasti itu lima liter. Tapi ya sudahlah, karena kami memang sama-sama butuh. Satu liter bensinnya dijual seharga Rp 15.000,00. Jadi kami mengeluarkan uang sebesar Rp 150.000,00 untuk bensin yang volumenya juga tidak sebanyak sepuluh liter.
Yang penting mobil sudah terisi bensin, jarum bensin menunjuk ke garis setengah. Sangat aman.

Kami melanjutkan perjalanan meskipun macet. Sampai sekitar jam setengah lima sore, jalanan mulai lancar. Saya tertawa puas. Sangat puas. Setelah menunggu dua belas jam di kemacetan. Waktu saya melihat tiang SPBU, saya meminta supaya langsung membeli bensin full sembari membeli CFC hehe [belum sarapan lho]. Waktu itu jam setengah enam. Langit mulai gelap. Jalanan lancar, makan di dalam mobil. Dan akhirnya memasuki Tol Cikampek. Benar-benar lengang. Tetapi kami berhenti sejenak di Rest Area. Menikmati Starbucks Coffee sebentar boleh ya haha. Untuk sangu perjalanan juga kami membeli Hoka-Hoka Bento, the best Japanese food ever. Pipis, lanjut lagi perjalanan. Sudah tidak sabar rasanya untuk mencapai kota Jakarta. Baru sekitar jam sembilan malam kami sampai di kota Jakarta. Bahagia, lega, dan puas sekali hehe. Kami memang menginap di Allson Residence, daerah Senen. Baru pukul 9.30 malam kami sampai dan beristirahat. Bahagia sekali akhirnya usai perjuangan panjang, sampai juga di Jakarta hehe. Tetapi memang kesempurnaan hanya milik Allah, sesampai di kamar masih ada beberapa kesalahan. 1. Air Conditioner rusak dan tidak dingin; 2. Saya lapar; 3. Saya belum mandi. Satu-satunya jalan ya adalah menelepon Bell Service hehe. Untungnya pihak Allson langsung cepat menanganinya. Hoka-Hoka Bento yang tersisa tadi juga langsung saya makan hehe. Mandi, dan tidur. End.

19 Agustus.
Happy ied.
Malam yang melelahkan. Tidur yang hanya sebentar. Pagi yang cerah. Saya sudah menyiapkan places list yang akan dikunjungi hari itu hehe. Kira-kira saya terbangun jam delapan pagi. Ambil kartu dan sarapan. Tetapi sebelumnya sudah tersedia Lontong Padang di meja kamar hehe. Lontong+rendang+bumbu Padang. Bayangkan berapa banyak kolesterol dalam makanan itu. Kurang puas dengan rasanya, saya memilih sarapan di restaurant's Allson Residence. Gratis. Bebas. Tapi tidak enak. Sereal lagi sereal lagi. Satu menu breakfast yang tidak pernah absen.
"Jangan buang-buang waktu," kata Bapak. Memang sayang juga ya jika menghabiskan waktu hanya untuk santai-santai dan beristirahat. Tetapi saya meminta untuk tunggu dulu karena saya ingin menonton film Up! di Fox Movies hehe [mumpung bisa liat pakai Tv cable]. Baru sekitar jam setengah sebelas siang kami beranjak dari Allson. Tujuan pertama adalah Pasar Baru. Tetapi malang nian, apa karena Lebaran kali ya, jadi banyak toko yang tutup. Sepi, adalah definisi suasana ketika kami menginjakkan kaki di Pasar Baru. Sebenarnya kami juga ingin ke Rumah Makan Bakmie Aboen dekat Pasar Baru. Bakmie yang kebanyakan menggunakan babi ini memang cukup enak. Tetapi ya itu, ternyata masih tutup. Karena sepertinya garing juga di Pasar Baru, ya sudah kami memilih untuk ke Pondok Indah Mall saja. Back to old days, when we were in Jakarta. Mall yang sebenarnya ya mirip-mirip dibandingkan dengan Mall Paragon Semarang. Mungkin yang membedakan antara mall di Jakarta dan mall di Semarang adalah pengunjungnya. Jika di Jakarta, para wanitanya oke-oke, sedangkan di Semarang ya gitu-gitu hehehe. Waktu itu sudah siang, dan makan di Americal Grill Sizzler Pondok Indah Mall. Ya lumayan juga untuk perbaikan gizi, mumpung liburan, apalagi bareng keluarga, what a perfect holiday [ups, tidak ada yang sempurna]. Baru sekitar jam empat sore, kami memutuskan balik ke Allson, niatnya sih mampir ke Grand Indonesia, tapi ya sudahlah. Mandi dan istirahat sejenak, ternyata perut lapar lagi. Dan sepertinya daerah Kelapa Gading memang yang paling oke. Makan malam di Coto Makassar, wilih enak sekali. Pengunjung ramai, sampai harus mengantri untuk mendapat meja. Enak sih enak, tapi ya lemaknya banyak ngaah haha. Usai makan, mampir sebentar ke Mall Kelapa Gading. Satu yang terpikir ketika melihat mall itu, besar.
Sangat besar.
Benar-benar besar.
Apalagi pengunjungnya benar-benar ramai, seperti pasar. Baru pengalaman pertama mungkin melihat mall yang dikunjungi orang sebanyak itu. Malahan saya dan kakak sempat tersesat di sana. Malu-maluin juga hehe.
Tidak lupa saya meminta untuk mampir ke 7Eleven hahaha. Tempat yang pasti selalu jadi objek pamer, apalagi orang Semarang, dikit-dikit update "Slurpee" atau apalah itu namanya, atau dikit-dikit update places haha. Ya sudahlah, tapi memang asik ada mini market yang seperti 7Eleven, mungkin aja ada yang kelaperan tengah malam, jadi bisa larinya ke 7Eleven hehe. Pulang, istirahat, tidur. Dan hari itu pun tersudahi.

20 Agustus.
Selamat hari Senin dan selamat berlibur. Saya bangun jam delapan pagi, dan sudah ada pakdhe dan budhe yang datang [Pak Suryono dan Bu Susi]. Memang mereka ikut liburan, tetapi berangkatnya menggunakan kereta dari Surakarta. Paginya sudah dijemput bapak-ibu di Stasiun Senen. Mereka akan ikut berlibur bersama keluarga kami dan sama-sama menginap di Allson. Terlihat dari wajah mereka, sepertinya kelelahan, maklum saja. Tapi sepertinya daripada beristirahat di kamar, sia-sia juga sebenarnya. Saya sudah mempersiapkan places list yang harus dikunjungi hehe. Sarapan, mandi, cus berangkat dengan formasi saya, bapak, ibu, kakak, padkhe, dan budhe. Lagi lagi dan lagi lagi, sebelumnya kami mampir ke Pasar Baru dulu. Niatnya hanya satu, makan di Bakmi Aboen, dan ternyata, masih tutup.
Tutup.
Memang sudah niat ya.
Ya sudah, kami pun meninggalkan Pasar Baru untuk menuju Pacific Place. Kunjungan pertama adalah The Goodsdept. Coba search google saja jika ada yang belum tahu. Tetapi juga amat disayangkan, tidak ada ukuran yang fits untuk saya. Semuanya sesak. Kecil. Sesak. Kecil. Sial. Ketika Bapak tahu kejadian kesesakan itu, matanya menunjukkan perasaan kasian sekali kepada saya. Sial. The Goodsdept tidak hanya menjual barang-barang, tetapi juga menyediakan cafe, namanya adalah The Goodscafe. Oh iya, di Pacific Place ada toko buku bernama a.k.s.a.r.a. Books and music store, tetapi kebanyakan memang buku import. Yang saya suka adalah desain interiornya, menarik hehe. Tetapi karena waktu yang tidak banyak, saya tidak mencobanya oh sayang sekali. Ketika di Pacific Place, Ibu mendapat telepon dari saudara yang lain. Ada budhe, om, tante, kakak sepupu, dan adek sepupu yang ingin bertemu. Sebut saja namanya adalah Bu Watik, Om Tunggul, Tante Lely, Kak Yoga, Kak Kristi, Kak Wina, Dek Garcia, dan Dek Grace. Karena posisi mereka jauh dari Pacific Place [mereka dari Pamulang], kami janjian bertemu di Blok M Plaza. Dan terjadilah. Tetapi tidak semua ikut turun, hanya ibu dan budhe. Sedangkan yang lain ikut menemani saya untuk mengunjungi tempat berikutnya. Pertama adalah Satcas di daerah Panglima Polim. Untungnya toko itu buka, saya pikir masih libur Lebaran. Padahal di sebelah toko Satcas, ada Orbis. Tapi sayang, mereka libur lebaran panjang. Ya sebagai gambaran, Satcas itu distro ya anda pasti tahulah hehe. Lanjut setelah dari Satcas, ke daerah Kemang. Ada beberapa toko yang bergabung, mereka adalah 7O7, Monka Magic, dan a.k.s.a.r.a lagi. Dan skip saja, dekat situ di daerah Graha Obor, namanya adalah Penny. Ya kami memang berkelana ke mana-mana, tetapi ya hanya melihat-lihat saja. Usai semua terselesaikan, terputuskan untuk balik ke Allson untuk beristirahat. Semua terlihat kelelahan. Tapi juga terlihat lapar, cari warung makan, tidak ada yang buka. Masak iya harus masuk mall dulu atau junkfood. Semua warung masih banyak yang tutup. Hanya satu yang buka, Warung Padang. Ya sudahlah. Balik ke Allson, tak lama kemudian datang saudara-saudara yang lainnya seperti penjelasan saya di atas hehe. Rame sekali. Tetapi menyenangkan. Akhirnya bertemu saudara setelah sekian lama. Di dekat Allson, ada mall bernama Atrium Plaza. Karena kurang kerjaan, saya, Kak Yoga, Kak Dito, dan Dek Garcia jalan-jalan ke sana. Meskipun tidak mall besar, tetapi ya rame juga. Ya seperti itulah.
Hari semakin gelap. Dan kami semua mulai kelaparan dan terkapar di Allson. Dan kami lagi-lagi disuruh membeli makan malam oleh para orang tua hehe. Mencari ayam dan bakmie goreng susahnya. Masih banyak warung yang tutup memang menyusahkan. Tapi ya akhirnya dapat sih, tapi ya lama hehe. Dan....makan besar. Ditambah lagi ada lauk yang tersisa siangnya yang diberikan oleh Budhe Watik. Malam yang berbeda. Tetapi juga melelahkan. Keluarga Om Tunggul, Tante Lely, Garcia, Grace ditambah Budhe Watik ikut menginap di Allson sedangkan yang lain balik ke rumah Pamulang. Hari pun ditutup dengan berdoa bersama.

21 Agustus.
Hari terakhir untuk liburan di Jakarta. Sedih juga sebenarnya, ya lebay dikit. Pagi yang cukup ramai karena ada keluarga Om Tunggul dan Budhe Watik. Mereka akan pulang ke rumahnya, Bandung pada pagi itu juga menaiki mobilnya. Lagi-lagi, bapak menggebu-gebu ingin ke Pasar Baru untuk membeli Bakmie Aboen. Ya sudahlah, supaya semuanya keturutan. Saya, bapak, dan Pakdhe Sur menuju Bakmie Aboen, Pasar Baru. Untungnya buka. Buka. Benar-benar buka. Setelah perjuangan tiga hari berturut-turut, akhirnya buka. Hanya membeli mie dibawa pulang dan kabel elektronik sebentar, balik lagi ke Allson. Sedangkan keluarga Om Tunggul sudah pulang ke Bandung. Yang tersisa hanya Budhe Watik yang akan menemani Pakdhe Sur dan Budhe Susi karena jadwal keberangkatan kereta mereka dari Jakarta ke Surakarta adalah pada sore hari. Sedangkan saya dan keluarga sudah bersiap-siap untuk pulang ke Semarang. Tidak lupa, doa pagi hari bersama-sama dan memakan Bakmie Aboen yang dibungkus tadi hehe.
Ciyaaat.
Pulang ke Semarang.
Berpamitan.
Tapi, sebelum menuju keluar Jakarta, saya mampir lagi ke Monka Magic dan daerah Graha Obor [Quickening] hehe. Untuk memuaskan rasa penasaran deh intinya hehe. Tidak lupa untuk membeli sangu di perjalanan, Bakmie GajahMada. Baru setelah itu, terputuskan untuk meninggalkan Jakarta dan berharap supaya tidak macet lagi. Memasuki tol Cikampek, sepi lengang, masih aman. Baru berjalan setengah jam, kami sudah masuk lagi ke Rest Area karena saya ingin Burger King hehe. Tukang makan memang tukang makan. Tetapi ya jangan disalahkan.
Oke, semua persiapan usai.
Yuk lanjut perjalanan lagi.
Hari sudah siang.
Dan......
Beberapa jam berlalu.
Dan sampai pun malam.
Jalanan benar-benar lancar.
Terima kasih Tuhan.
Waktu kami sudah sampai di Pemalang, kami berniat makan malam di Kurnia lagi. Kurnia lagi Kurnia lagi. Tetapi karena ramai, di-skip. Dan makan malam di warung makan apa namanya saya lupa hehe.
Perjalanan lagi.
Baru akhirnya sekitar jam sebelas malam masuklah ke Kota Semarang, Mangkang.
Perasaan saya setengah senang setengah gundah.
Senang karena liburan.
Gundah karena liburan akan habis dan akan terisi oleh deadline tugas dan lain-lain deh. Pokoknya rumit. Nano-nano rasanya. Asin asam manis hehe.
Untungnya saya masih menyisakan beberapa hari liburan ke depan. Tetapi tugas-tugas liburan saya belum ada yang dikerjakan. Makin sedih.

Skip.

Sampai di rumah tengah malam.
Lelah.
Terima kasih ya Tuhan.

Nb:
Ya itulah pengalaman Lebaran tahun 2012 saya. Curhat sedikit, dilihat dari tulisan di atas, kelama-lamaan saya semakin tidak antusias dalam menulis cerita. Maklum ya hehe.
Ini liburanku, coba ceritakan liburanmu.
Selamat berkarya.
Oh iya, tentang menyebutkan tempat yang dikunjungi itu. Bukan maksudnya pamer, saya berbagi info tentang toko-toko yang recommended untuk dikunjungi jika kalian berlibur ke Jakarta hehe. Tidak mengecewakan kok. 

Berikut 'itu'-nya hehehe.

Berangkat malam.
Kurnia.
Macet sekali ya.
Bensin habis.
Panas, kalo kata Willy sih "sumuk".
Dilarang pipis di sembarang tempat.
Rest Area.
Allson Residence.
Coto Makassar.
Es lilin Pasar Baru.
Pacific Place.
Family. 
Bakmie Aboen.
Family lagi. 
Goodbye.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Retreat di Angela Patrick, Bandungan

Halo selamat berkarya! Sudah hampir sebulan tidak  update tulisan di blog ini. Saya akan berbagi cerita mulai dari Retreat yang telah saya jalankan bersama rekan-rekan SMAN 3 Semarang. Jumat, 9 Desember 2011 - Minggu, 11 Desember 2011 Pukul 14.30 seusai pulang sekolah hari Jumat - pukul 14.30 hari Minggu di Bandungan Acara tahunan dari DOC (salah satu subsie di SMAN 3 Semarang) adalah mengadakan retreat di luar lokasi sekolah kami. Biasanya acara tersebut diadakan di Bandungan. Pada tahun 2011 ini dan bersaman dengan pengalaman pertama saya mengikuti retreat bersama SMAN 3 Semarang, diadakan di Rumah Retreat Angela Patrick, Bandungan. Tepatnya berada di belakang Pasar Bandungan. Beginilah ceritanya... Kebetulan pada hari tersebut tidak diadakannya kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga kami dapat pulang lebih awal dari biasanya. Awalnya saya dan Puguh teman saya belum tahu bila warga sekolah sudah diperbolehkan pulang, sehingga kami izin pada guru Bimbingan Konseling te

My Second Assignment

ANDIKA JATI NUGROHO 140608050 Peter Lind, Flavor Development Specialist Ben & Jerry’s Ice Cream, Waterbury, Vermont Hello. See me again. My name is Andika Jati Nugroho. I’m from G class. I got my second assignment from my teacher, Mrs. Bening. This unit is about “The Most Wanted Jobs in The World”. Luckily, we will discuss about Peter Lind, a flavor development specialist in an ice cream company. Here it is. First. I want to tell you, that I was simply shocked and I am still confused about Mrs. Bening’s system at reading activities. In Senior High School, reading is just a simple thing. We just read. Commonly, the text was fictional. But, Mrs. Bening used another way. The text was based on true story. And, we had to use other sources to find the information of text and think critically at understanding the text.   Let us start into the core. There is an ice cream company named Ben & Jerry’s Ice Cream in Vermont. It is located in North-East of United

PENSAGA 2013 Young Nationalism

Halo semua! Salam 26 Oktober 2013! Lagi-lagi Tuhan menciptakan kenangan baru di pikiran dan hati saya, lewat salah satu acara terbesar di tahun ini. Pentas seni karya SMA saya, SMAN 3 Semarang. Karena lagi tinggi sekali euforianya, sekalian ingin ditulis saja, jadi seperti straight news [katanya] hehe. Semoga saja ini menjadi kenangan saya yang dengan sedikit menarik tertulis di blogspot, hehe. Jadi seperti ini lho, ceritanya. Pensaga 2013. Ini adalah pensi terakhir saya di sekolah menengah atas. Kebetulan juga, saya menjadi panitia inti di situ. Kesempatan yang menyenangkan bukan. Di tahun terakhir, saya berharap besar bisa memberi sesuatu yang tak terlupakan untuk sekolah saya itu. Nah. Awal mula panitia dibentuk dari, jaringan komunikasi via SMS. "#PENSAGA2013, Selamat! Kamu terpilih sebagai panitia inti dari pensaga2013, akan diadakan kumpul perdana pada: Hari/tgl: Sabtu, 5 Januari 2013, pukul: 8.00 am, tempat: depan perpustakaan [eh, akhirnya di