Skip to main content

Bukan Salah Produk Original

Saya adalah tipikal orang yang suka dengan sebuah trend.
Saya juga tipikal orang yang suka dengan brand yang terkenal dan menjadi sebuah trend.
Saya tidak jauh berbeda dengan orang-orang.
Perilaku hedonisme dan selalu ingin dianggap keren karena mengikuti sebuah trend.
Saya akui, saya memang cukup seperti demikian.


Dulu, saat saya duduk di bangku sekolah menengah pertama. Sulit sekali bagi saya untuk mencari sepatu dengan brand yang saya inginkan. Contohnya: Ne* Balance, Nik*, dan V*ns. Oleh karena itu, saya senang, cukup bangga, dan tidak merasa malu ketika menggunakan produk KW. Selain itu, harga yang ditawarkan cukup murah, kisaran harga Rp200.000 sudah bisa didapatkan.

Okay, saya jelaskan dahulu tentang produk KW.
KW adalah singkatan dari sebuah kata yang tidak baku: kwalitas [kata bakunya yaitu kualitas]. Produk KW merupakan produk replika dari produsen yang tidak diketahui kejelasan lisensi resminya. Oleh karena ketidakjelasan tersebut, kualitas dan bahan baku yang digunakan tentu masih dipertanyakan. Entah dari mana dan sejak kapan kata tersebut populer dan digunakan oleh orang-orang, khususnya di dalam lingkungan konsumen dan penjual sebuah produk. 
Sedangkan produk original merupakan produk asli buatan produsen yang mempunyai lisensi resmi. Produk original tentu lebih awet dan lebih baik dalam tiap komponennya dibandingkan dengan produk KW. Hanya saja, produk original jelas lebih mahal, hehe.

Nah, alasan saya dahulu ketika menggunakan produk KW cukup masuk akal. Dulu, produk original sulit sekali untuk dicari, terlebih dari brand yang saya inginkan. Malahan, produk KW yang mudah ditemukan di pasaran dan toko-toko terdekat. Selain itu, zaman tersebut tidak begitu mempermasalahkan tentang keaslian suatu produk, yang penting trendy [sesuai dengan trend yang ada].


Seiring dengan perkembangan pola pikir dan zaman. Produk KW mulai ditinggalkan. Mungkin hal itu juga disebabkan oleh distributor yang memanfaatkan peluang untuk menyediakan produk original, karena meledaknya permintaan kebutuhan pasar akan suatu brand tertentu. Ternyata, terbukti kebenarannya, semua orang mulai membeli produk original. Padahal, harga yang ditawarkan cukup tinggi. Bisa mencapai tiga kali lebih mahal dari harga produk KW. 

Zaman dulu, orang yang membeli sepatu di atas harga Rp1.000.000 dapat dikatakan dewa [re: orang kaya]. Tetapi, sekarang, malah rata-rata orang membeli sepatu dengan minimal harga kisaran Rp600.000. Itu terbukti dari marak dan suksesnya penjualan sebuah produk dari suatu brand. 
Zaman sekarang, orang yang menggunakan produk KW akan mendapat sindiran dan cemoohan dari orang-orang sekitarnya. Hal itu disebabkan oleh semakin menurunnya pengguna produk KW. Mayoritas dari mereka sudah menggunakan produk original.

Bahkan, pernah ada kalimat seperti ini,
"Lebih baik memakai sepatu Convers* original seharga Rp400.000-an, daripada memakai sepatu V*ns KW dengan harga yang setara."


Sebelumnya, saya ingin menjelaskan suatu hal, fenomena yang saya ceritakan di atas merupakan fenomena yang terjadi di lingkungan saya. 
Saya tidak bisa menggeneralisasikan lingkungan saya dengan semua lingkungan yang ada. 
Oleh karena itu, jangan sembarangan menilai tulisan saya, hehe.

Saya hanya masih kebingungan.
Saya masih bertanya-tanya penyebab dan alasan fenomena itu terjadi. Selain itu, saya juga masih penasaran tentang income dari setiap orang, karena peningkatan permintaan produk yang diminta mempunyai harga yang lebih tinggi.

Saya tidak menyalahkan orang yang menggunakan produk KW, begitu juga yang sebaliknya. Saya tidak akan mencemooh orang yang menggunakan produk KW dengan embel-embel tidak menghargai pencipta asli suatu produk. Harga produk original memang selangit, sementara kita pasti ingin tampil menarik, hehe. 

Namanya juga manusia, pasti selalu ingin tampil apik di depan umum. Mereka selalu ingin tampil trendy di komunitas dan lingkungannya. Saya tidak akan bisa menyalahkan keinginan tersebut.
Bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah. Hehe.



-@andikajati-

Comments

Popular posts from this blog

Retreat di Angela Patrick, Bandungan

Halo selamat berkarya! Sudah hampir sebulan tidak  update tulisan di blog ini. Saya akan berbagi cerita mulai dari Retreat yang telah saya jalankan bersama rekan-rekan SMAN 3 Semarang. Jumat, 9 Desember 2011 - Minggu, 11 Desember 2011 Pukul 14.30 seusai pulang sekolah hari Jumat - pukul 14.30 hari Minggu di Bandungan Acara tahunan dari DOC (salah satu subsie di SMAN 3 Semarang) adalah mengadakan retreat di luar lokasi sekolah kami. Biasanya acara tersebut diadakan di Bandungan. Pada tahun 2011 ini dan bersaman dengan pengalaman pertama saya mengikuti retreat bersama SMAN 3 Semarang, diadakan di Rumah Retreat Angela Patrick, Bandungan. Tepatnya berada di belakang Pasar Bandungan. Beginilah ceritanya... Kebetulan pada hari tersebut tidak diadakannya kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga kami dapat pulang lebih awal dari biasanya. Awalnya saya dan Puguh teman saya belum tahu bila warga sekolah sudah diperbolehkan pulang, sehingga kami izin pada guru Bimbingan Konseling te

My Second Assignment

ANDIKA JATI NUGROHO 140608050 Peter Lind, Flavor Development Specialist Ben & Jerry’s Ice Cream, Waterbury, Vermont Hello. See me again. My name is Andika Jati Nugroho. I’m from G class. I got my second assignment from my teacher, Mrs. Bening. This unit is about “The Most Wanted Jobs in The World”. Luckily, we will discuss about Peter Lind, a flavor development specialist in an ice cream company. Here it is. First. I want to tell you, that I was simply shocked and I am still confused about Mrs. Bening’s system at reading activities. In Senior High School, reading is just a simple thing. We just read. Commonly, the text was fictional. But, Mrs. Bening used another way. The text was based on true story. And, we had to use other sources to find the information of text and think critically at understanding the text.   Let us start into the core. There is an ice cream company named Ben & Jerry’s Ice Cream in Vermont. It is located in North-East of United

PENSAGA 2013 Young Nationalism

Halo semua! Salam 26 Oktober 2013! Lagi-lagi Tuhan menciptakan kenangan baru di pikiran dan hati saya, lewat salah satu acara terbesar di tahun ini. Pentas seni karya SMA saya, SMAN 3 Semarang. Karena lagi tinggi sekali euforianya, sekalian ingin ditulis saja, jadi seperti straight news [katanya] hehe. Semoga saja ini menjadi kenangan saya yang dengan sedikit menarik tertulis di blogspot, hehe. Jadi seperti ini lho, ceritanya. Pensaga 2013. Ini adalah pensi terakhir saya di sekolah menengah atas. Kebetulan juga, saya menjadi panitia inti di situ. Kesempatan yang menyenangkan bukan. Di tahun terakhir, saya berharap besar bisa memberi sesuatu yang tak terlupakan untuk sekolah saya itu. Nah. Awal mula panitia dibentuk dari, jaringan komunikasi via SMS. "#PENSAGA2013, Selamat! Kamu terpilih sebagai panitia inti dari pensaga2013, akan diadakan kumpul perdana pada: Hari/tgl: Sabtu, 5 Januari 2013, pukul: 8.00 am, tempat: depan perpustakaan [eh, akhirnya di