Skip to main content

Akankah Benar Hanya Hobi Sesaat?

Saya sudah mempunyai blog sejak beberapa tahun lalu.
Seperti yang bisa dilihat, saya selalu mempunyai entry untuk setiap bulannya.
Tidak pernah kehabisan tulisan dalam tiap bulan.


Tapi, ketika dilihat, grafiknya sudah menurun untuk sekarang.
Saya susah sekali untuk berpikir dan menemukan waktu ketika akan menulis.
Susah sekali rasanya.


Padahal, dulu saya sangat bangga akan blogspot ini.
Saya selalu memamerkan hasil tulisan saya ke orang lain.
Selalu.


Berbeda dengan sekarang.
Mengapa, ya?
Padahal, kesukaan saya ini sempat ingin saya jadikan sebagai profesi.


Iya, profesi menulis.
Menulis sebuah karangan fiksi maupun non-fiksi.
Menjadi seorang jurnalis atau penulis.


Tetapi, di kala itu, ada orang lain yang mengingatkan saya.
Untuk tidak asal menentukan sebuah kegiatan menjadi profesi.
Mungkin saja, menulis hanya hobi sesaat yang hadir di kehidupan saya.


Sepertinya, dia benar.
Saya masih bisa hidup tanpa menulis.
Saya masih merasa it's okay, dan saya tidak benar-benar menyiapkan waktu untuk menulis.


Sayang sekali.
Padahal, saya masih merasa bahwa kegiatan menulis itu keren.
Apalagi, seorang penulis, seorang sastrawan.


Keinginan untuk masuk ke program studi yang berkaitan dengan menulis, tidak tersampaikan.
Antara tidak berani bergerak dan terjun hanyut ke pilihan orang lain.
Sebenarnya, terkadang masih terasa sakit.


Ketika saya menyadari, bahwa profesi menulis sangat menarik.
Dapat mengungkapkan pikiran dengan kata-kata yang indah.
Membuat orang lain menciptakan persepsinya dari tulisan yang ditunjukkan.


Andai saja, saya bisa masuk ke jurusan yang berbau ilmu tentang menulis.
Keinginan saya untuk menjadi wartawan koran harian terkenal, atau majalah bertema musik.
Pasti mempunyai banyak kemungkinan untuk saya wujudkan.



-@andikajati-

Comments

Popular posts from this blog

Retreat di Angela Patrick, Bandungan

Halo selamat berkarya! Sudah hampir sebulan tidak  update tulisan di blog ini. Saya akan berbagi cerita mulai dari Retreat yang telah saya jalankan bersama rekan-rekan SMAN 3 Semarang. Jumat, 9 Desember 2011 - Minggu, 11 Desember 2011 Pukul 14.30 seusai pulang sekolah hari Jumat - pukul 14.30 hari Minggu di Bandungan Acara tahunan dari DOC (salah satu subsie di SMAN 3 Semarang) adalah mengadakan retreat di luar lokasi sekolah kami. Biasanya acara tersebut diadakan di Bandungan. Pada tahun 2011 ini dan bersaman dengan pengalaman pertama saya mengikuti retreat bersama SMAN 3 Semarang, diadakan di Rumah Retreat Angela Patrick, Bandungan. Tepatnya berada di belakang Pasar Bandungan. Beginilah ceritanya... Kebetulan pada hari tersebut tidak diadakannya kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga kami dapat pulang lebih awal dari biasanya. Awalnya saya dan Puguh teman saya belum tahu bila warga sekolah sudah diperbolehkan pulang, sehingga kami izin pada guru Bimbingan Konseling te

My Second Assignment

ANDIKA JATI NUGROHO 140608050 Peter Lind, Flavor Development Specialist Ben & Jerry’s Ice Cream, Waterbury, Vermont Hello. See me again. My name is Andika Jati Nugroho. I’m from G class. I got my second assignment from my teacher, Mrs. Bening. This unit is about “The Most Wanted Jobs in The World”. Luckily, we will discuss about Peter Lind, a flavor development specialist in an ice cream company. Here it is. First. I want to tell you, that I was simply shocked and I am still confused about Mrs. Bening’s system at reading activities. In Senior High School, reading is just a simple thing. We just read. Commonly, the text was fictional. But, Mrs. Bening used another way. The text was based on true story. And, we had to use other sources to find the information of text and think critically at understanding the text.   Let us start into the core. There is an ice cream company named Ben & Jerry’s Ice Cream in Vermont. It is located in North-East of United

Perubahan Cara Berdialektika

Sebelumnya, saya sudah memiliki pandangan dan asumsi tentang hal ini. Asumsi itu timbul akibat fenomena yang terjadi pada saya dan teman-teman di lingkungan saya. Saya hampir yakin, Anda pun pasti pernah mengalami dan mendengarnya. Contoh yang paling mudah untuk dijelaskan adalah ketika saya kesulitan dalam memahami materi perkuliahan di kelas. Dari awal, dosen sudah memberikan buku bacaan atau referensi yang dapat dibaca untuk menunjang mahasiswa mendalami materi yang diberikan. Biasanya, dosen memberikan tiga contoh buku referensi. Bagi mahasiswa, mendapatkan buku-buku tersebut pun tidak sulit, karena perpustakaan kampus memang sudah memiliki buku-buku itu dan bisa dipinjam oleh mahasiswa, sudah sangat mudah.  Dulu, ketika saya masih menjadi mahasiswa baru, saya merupakan salah satu orang yang bermental ambisius. Saya membayangkan perkuliahan adalah sesuatu yang canggih, serba luar biasa. Namanya saja mahasiswa, bukan lagi siswa, melainkan mahasiswa. Jadi, mekanisme berdialektika