Skip to main content

Foo Fighters - Singapore - 26.08.2017

Halo, cuy!
Gila. Akhirnya ada niat juga buat bikin tulisan ini.
Untuk informasi saja, tulisan-tulisan di bawah ini mengandung unsur pamer pengalaman, kenikmatan, dan kesombongan. Jadi, untuk orang-orang yang lebay atau berlebihan, skip saja ke tab browser yang lain, hehe.

Ini cerita tentang pengalaman saya menonton konser Foo Fighters.
Gila, cuy! Saya bisa beruntung untuk menonton band itu. Setelah 21 tahun (tepatnya tahun 1996, namun kala itu Foo Fighters berada di antara Beastie Boys dan Sonic Youth - band lawas, cuy), akhirnya mereka kembali lagi ke Asia Tenggara. Kebetulan, lokasi tur terdekat adalah di Singapura, dan konser tersebut merupakan konser tunggal.
Kapan lagi coba Foo Fighters bisa mau ke Asia Tenggara? Akhirnya, setelah paksaan dari Willy Satria, kesampaian juga saya bertekad menonton Foo Fighters. 

Lokasi konser Foo Fighters berada di Singapore National Stadium. For your information, saya dan Willy menginap di daerah Geylang (yang ternyata daerah prostitusi, haha, wi-fi kamar pun error). Untuk orang-orang yang pernah merasakan indahnya Singapura dan menaiki SMRT (public transport operator), pasti tahu tentang mekanisme cara menggunakan train-SMRT. Jadi, Singapore National Stadium berada di station Stadium. Sedangkan Geylang, berjarak beberapa kilometer dari Stadium, mudah sekali jika ditempuh dengan berjalan kaki.

Jadwal open gate adalah pukul 18.30 waktu Singapura. Saya dan Willy sudah sampai di gate masuk sekitar pukul 16.30. Ternyata, gate memang belum dibuka dan harus antre bersama penonton lain di depan gate. Seperti yang saya lihat, banyak orang berbincang menggunakan bahasa Indonesia, haha, ternyata banyak orang Indonesia yang bedol desa untuk naik haji menonton Foo Fighters sampai ke Singapura. Singapore National Stadium itu besar, lho. Untuk orang-orang kampung seperti saya, pasti terheran kagum dengan itu. Jangankan tentang stadium, melihat negeri Singapura, public transport SMRT, dan kepatuhan orang-orangnya pun saya terheran. Keren amat, cuy! Bahkan, saya bingung mengapa tidak terlihat polisi berseragam senjata lengkap di venue konser tersebut. Sebegitu patuh itukah warga Singapura? Atau sebegitu dewasakah penonton konser Foo Fighters? Sehingga dianggap tidak perlu adanya banyak penjaga dan keamanan. Selain itu, selama saya mengamati di sana, petugas di gate masuk dan keamanan malah orang-orang yang sudah tua. Sementara, seperti [koordinatornya] terlihat lebih muda. Saya pikir, yang seharusnya terjadi adalah kebalikannya. Setahu saya selama ini, biasanya, koordinator adalah orang yang lebih tua, sedangkan "kaki-tangan" koordinator adalah orang yang lebih muda. Proses masuk ke venue juga bukan merupakan penjagaan yang ketat dan menyebalkan. Para petugas tersebut itu ramah dan tersenyum. Ada satu hal yang bikin saya suka. Ketika antre di depan gate dan notabene banyak orang Indonesia, tidak ada yang terlihat merokok bebas, hehe. Patuh juga itu orang-orang Indonesia. Terbukti, manusia dapat patuh karena adanya sistem. Iye, sistem takut kena denda uang jika melanggar, hehe.

Sekitar pukul 20.00 waktu Singapura, belum terlihat tanda-tanda personil Foo Fighters sudah berada di panggung. Namun, lampu sudah gelap, itu berarti bahwa tidak lama lagi penampilan akan dimulai. Lalu, terdengar distorsi gitar dan suara drum, beserta lampu menyala terang di panggung, muncul Dave Grohl dengan gitar dan teriakannya.

[kurang lebih seperti ini],
"Twenty-one years. We got a lot songs. Are you ready?"

Gila! Dave Grohl is real. Saya dapat melihat Dave Grohl secara langsung. Si Yesus yang nyata di musik grunge rock, haha. Sapaan tersebut langsung dilibas dengan lagu I'll Stick Around dan All My Life.
Dulu, saya pernah melihat konser Metallica di Jakarta dan takjub dengan sound yang memekakkan telinga. Namun ternyata, itu masih belum ada apa-apanya. Sound yang saya dengar di konser Foo Fighters terasa lebih kuat dan lebih memekakkan telinga.

Anda mau tahu apa yang menarik dari Dave Grohl dan Foo Fighters?

1. Grohl merupakan salah satu front-man or front-speaker yang humoris, berulang kali dia mengeluarkan jokes.
2. Grohl merupakan pemain musik yang komunikatif dengan penonton.
3. Grohl dan personil Foo Fighters lainnya tidak terlihat sombong bagi saya, terlebih ketika Grohl memperkenalkan masing-masing personilnya. Mereka tidak sombong dengan unjuk gigi skill bermain musiknya, malahan membawa lagu-lagu dari band lain secara singkat untuk dinyanyikan bersama.
4. Grohl berkata [kurang lebih seperti ini],
"We don't play en-core here, I will be telling you if it would be the last song,"
iye, saya suka dengan cara seperti itu. Jadi, penonton dan band tidak perlu lebay, masa iye si band pura-pura selesai dan berpamitan, terus berharap penonton berteriak "We want more," haha, kan lebay. Bermain dewasa sajalah, kan tahun 90-an, hehe.

Tentu, saya tidak tahu song list seperti apa yang akan mereka bawakan waktu itu. Tapi, saya hampir yakin bahwa mereka akan bermain selama kurang lebih dua jam. Tidak saya sangka, lagu Learn to Fly dinyanyikan menjadi lagu ketiga. Shit, naiklah emosi saya dan bernyanyi sekencang-kencangnya. Anda harus mengerti, bahwa mendengarkan lagu ketika memakai pemutar musik dibandingkan ketika berada di konser musik, rasanya berbeda sekali. Ketika berada di konser musik, emosi Anda pasti meningkat, secara naluri langsung berteriak dan melompat [terlebih jika musiknya itu seperti Foo Fighters, ini saya tidak lebay dalam bercerita, saya merasakan begitu adanya]. Saya suka dengan peralihan lagu yang mereka bawakan. Jadi, antar lagu yang dibawakan tidak diberi jeda untuk memulai intro, tetapi, langsung disambung sehingga emosinya tidak turun. Setelah lagu Learn to Fly, lagu yang dibawakan adalah Pretender. Untuk orang-orang yang mengerti lagu-lagu dari Foo Fighters, pasti tidak sulit untuk membayangkannya. Pretender ini adalah lagu yang bertempo cepat. Otomatis, tenaga saya sudah hampir mentok di lagu keempat yang mereka bawakan, hehe lemah. Suara sudah hampir habis, cuy. Bahkan, saya sempat berhenti, dan menunduk untuk beristirahat dan mengambil napas, hehe. Di bawah ini nanti akan saya unggah video amatir dari telepon genggam, kok, biar Anda menjadi lebih tahu proses adegannya, hehe. Selain itu, penampilan gambar di layar panggung mendukung kemauan saya untuk melompat-lompat, hehe. Iye kenape ye, gambar di layar jadi hitam bewarna dan gitu-gitu, deh. Jadi, tidak semata-mata merekam personil yang lagi bermain di panggung.

Seperti yang saya bilang tadi, bahwa mendengarkan lagu dari pemutar musik akan berbeda ketika langsung didengarkan di konser musik. Itu terbukti pada lagu Run. Ketika saya pertama kali mendengarkan lagu Run di Youtube, saya rasa itu biasa saja. Namun, ternyata keren sekali.

"We run...run for your life with me..We run...run for your life with me, in another perfect life, in another perfect light...We run,"

Coba setel lagu itu dan bayangkan saya mengepalkan dan mengangkat kedua tangan saya ke atas, berteriak dan memejamkan mata. Itulah yang memang benar terjadi.

Tentu, lagu Best of You tidak pernah membosankan. Bayangkan saja, gemuruh koor penonton membuat merinding. Mereka selalu berteriak,

"Ooooo....oooo," di ending lagu. Anda bisa melihatnya di Youtube, Best Of You Foo Fighters Live in Singapore.

Grohl pun berkata, "Hey look, any of other concerts, that would be the perfect ending,"

Kelucuannya, ada orang Indonesia yang berhasil membawa tongkat tinggi dan bendera negara ke Standing A. Dia mengangkat tongkat yang sudah diikatkan dengan bendera itu, bahkan terekam video dan muncul di layar panggung. Haha, gokil. Sayangnya, saya pikir Dave Grohl akan membahas dan menyapa Indonesia setelahnya, ternyata tidak. Saya rasa dia tidak mengerti arti bendera itu, haha. Sebenarnya, di Standing B juga ada yang membawa bendera, yaitu bendera band Slank. Namun, tidak terekspos karena berada di belakang FOH, hehe.

Lagu terakhir adalah Everlong.
Saya takjub dengan itu. Bayangkan saja, penonton di sana ada ribuan. Mereka tidak saling kenal. Ada yang terlihat seperti orang Timur Tengah, orang Asia, Chinese, American, dan entah lainnya, saya tidak tahu. Tetapi ketika lagu Everlong dinyanyikan. Mereka dapat bernyanyi, melompat, berangkulan, dan bergembira bersama. Padahal, mereka tidak saling kenal. Bahkan, ada budhe-budhe berkulit putih yang membawa segelas beer dan melompat bersama. Orang tua moshing di mosh-pit, haha.

Itu gila, men. Sesuatu yang Anda harus tahu dan Anda nikmati ketika menonton band di konser musik. Musik dapat mempersatukan. Bayangkan ketika,

"And I wonder. When I sing along with you. If everything could ever feel this real forever. If anything could ever be this good again. The only thing I'll ever ask of you. You gotta promise not to stop when I say when she sang,"

Ketika reff itu, bernyanyi, berangkulan [entah siapa, kenal atau tidak], dan melompat. Itu....gila, men.
Saat lagu usai, mereka saling berpelukan, menepukkan tangan dan berkata "Thank you," haha.
Salute!
Maka dari itu, sampai sekarang ini, saya masih memilih dan lebih menikmati menonton konser musik secara standing. Jika ada dua pilihan antara standing dan seat, saya pasti akan memilih standing. Karena saya tidak ingin melewati kenikmatan dan kesempatan seperti cerita saya di atas, hehe.

Ini juga yang saya rasakan. Lagu Everlong yang saya pikir biasa saja ketika saya dengarkan di pemutar musik, ternyata sangat keren. Pantas saja, lagu ini sering menjadi lagu pamungkas Foo Fighters di setiap konser mereka.

Mungkin kurang lebih seperti itu.

Purna sudah proses naik haji saya bersama Foo Fighters. Suatu pengalaman yang tidak saya sesalkan. Mengeluarkan biaya untuk menonton konser, saya tidak peduli. Karena saya menjadi bahagia, dan saya dapat bercerita ke Anda, hehe.
Tentu, saya tidak perlu bercerita pengalaman saya ke Singapura. Karena tidak ada yang tertarik juga dengan cerita itu.
Pokoknya, Foo Fighters. Sayang, saya tidak bertemu artis, hehe. Tapi ada satu cewek, cantik. Saya melihatnya terus sebelum konser dimulai, karena cantik. Mungkin dia risih, haha. Ketika konser mulai, saya tidak peduli lagi. Saya kira Pevita Pearce. Ternyata, bukan, so sad. 😭

#FF

[note: video-video di bawah ini direkam oleh Willy menggunakan telepon genggam, saya tidak peduli dengan orang-orang yang membenci perekaman video menggunakan telepon genggang ketika menonton konser, haha]

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Retreat di Angela Patrick, Bandungan

Halo selamat berkarya! Sudah hampir sebulan tidak  update tulisan di blog ini. Saya akan berbagi cerita mulai dari Retreat yang telah saya jalankan bersama rekan-rekan SMAN 3 Semarang. Jumat, 9 Desember 2011 - Minggu, 11 Desember 2011 Pukul 14.30 seusai pulang sekolah hari Jumat - pukul 14.30 hari Minggu di Bandungan Acara tahunan dari DOC (salah satu subsie di SMAN 3 Semarang) adalah mengadakan retreat di luar lokasi sekolah kami. Biasanya acara tersebut diadakan di Bandungan. Pada tahun 2011 ini dan bersaman dengan pengalaman pertama saya mengikuti retreat bersama SMAN 3 Semarang, diadakan di Rumah Retreat Angela Patrick, Bandungan. Tepatnya berada di belakang Pasar Bandungan. Beginilah ceritanya... Kebetulan pada hari tersebut tidak diadakannya kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga kami dapat pulang lebih awal dari biasanya. Awalnya saya dan Puguh teman saya belum tahu bila warga sekolah sudah diperbolehkan pulang, sehingga kami izin pada guru Bimbingan Konseling te

My Second Assignment

ANDIKA JATI NUGROHO 140608050 Peter Lind, Flavor Development Specialist Ben & Jerry’s Ice Cream, Waterbury, Vermont Hello. See me again. My name is Andika Jati Nugroho. I’m from G class. I got my second assignment from my teacher, Mrs. Bening. This unit is about “The Most Wanted Jobs in The World”. Luckily, we will discuss about Peter Lind, a flavor development specialist in an ice cream company. Here it is. First. I want to tell you, that I was simply shocked and I am still confused about Mrs. Bening’s system at reading activities. In Senior High School, reading is just a simple thing. We just read. Commonly, the text was fictional. But, Mrs. Bening used another way. The text was based on true story. And, we had to use other sources to find the information of text and think critically at understanding the text.   Let us start into the core. There is an ice cream company named Ben & Jerry’s Ice Cream in Vermont. It is located in North-East of United

PENSAGA 2013 Young Nationalism

Halo semua! Salam 26 Oktober 2013! Lagi-lagi Tuhan menciptakan kenangan baru di pikiran dan hati saya, lewat salah satu acara terbesar di tahun ini. Pentas seni karya SMA saya, SMAN 3 Semarang. Karena lagi tinggi sekali euforianya, sekalian ingin ditulis saja, jadi seperti straight news [katanya] hehe. Semoga saja ini menjadi kenangan saya yang dengan sedikit menarik tertulis di blogspot, hehe. Jadi seperti ini lho, ceritanya. Pensaga 2013. Ini adalah pensi terakhir saya di sekolah menengah atas. Kebetulan juga, saya menjadi panitia inti di situ. Kesempatan yang menyenangkan bukan. Di tahun terakhir, saya berharap besar bisa memberi sesuatu yang tak terlupakan untuk sekolah saya itu. Nah. Awal mula panitia dibentuk dari, jaringan komunikasi via SMS. "#PENSAGA2013, Selamat! Kamu terpilih sebagai panitia inti dari pensaga2013, akan diadakan kumpul perdana pada: Hari/tgl: Sabtu, 5 Januari 2013, pukul: 8.00 am, tempat: depan perpustakaan [eh, akhirnya di