Minggu, 18 September 2011.
Minggu yang cerah, pagi yang indah, everything was fine. Seperti biasa saya bangun jam 05.00 WIB. Ternyata saya disuruh untuk masuk ke Gereja sesi pertama (yaitu jam 06.00, karena dibagi menjadi tiga sesi, dari jam 06.00, 08.30, dan sorenya 17.00). Yak, bangun tergesa-gesa langsung mandi, berpakaian, dan went to Church. Perut kelaparan pun saya biarkan untuk sejenak karena mungkin ada saatnya kita berkorban bagi Tuhan kita sendiri yang sudah menciptakan alam dunia ini. Suasana Gereja yang terkantuk-kantuk membuat jatuh bangun mata saya untuk melakukan tugasnya. Sepulang dari Gereja, puji syukur mendapat bbm (Blackberry Messenger) dari teman saya, sebut saja si Gepeng. Dia bertanya di mana tempat Tim Basket Smaga berlomba antar SMA pada waktu itu. Pada saat itu tim basket sekolah kami akan mengadakan lomba basket yang sempat ditunda sehari sebelumnya, (re: Sabtu, 17 September 2011 jam 17.45 WIB). Ya begitulah, alasan dari panitia yaitu karena tidak ada penerangan yang cukup. And I thought, "So what the hell are you thinking about when you schedule that match?", ya seperti itulah warga kita dan saudara/sesama kita sendiri. Lanjut back to the main topic, si Gepeng bertanya, dan saya menjawab. Waktu itu saya masih aras-arasan yang berarti ragu-ragu untuk datang ke acara tersebut. Tetapi saya putuskan akan melihat Tim Basket Smaga sepulang sekolah.
Tak disangka, ternyata orang tua saya mampir sebentar ke warung makan. Terpaksa saya menunggu dengan berat hati. Sesampai di rumah, saya langsung mengambil kamera-mengeluarkan motor-dan berpamitan dengan orang tua. Dengan berbekal kemandirian, saya tidak bertanya dulu di mana tepatnya tempat lomba itu berlangsung. Lomba itu diadakan di lapangan basket Politeknik Negeri Semarang (Polines) di Tembalang, Semarang, Jawa Tengah. Ketika saya bertanya dengan seseorang di daerah Tembalang tersebut, saya bertemu teman SMP saya, langsung saja saya bertanya ke mana tujuannya. Ternyata tujuan kami sama, yaitu ke tempat lomba tersebut, saya langsung mengikuti dia. Kami memarkirkan motor, dan langsung bergegas ke lapangan basket, tempat acara berlangsung.
Dari kejauhan sudah terlihat kostum Tim Basket SMAN 3 Semarang, yaitu biru muda. Saya langsung berlari dan melihat ada beberapa pendukung tim basket kami. Sebut saja ISS (Ikatan Suporter Smaga). Meskipun hanya beberapa, tetapi kami berusaha untuk memberi semangat kepada pemain-pemain kami. Sigap dan cepat langsung saya ambil kamera, dan mengambil gambar mereka. Lawan kami adalah SMAN 4 Semarang. Ya, mereka adalah saudara kami. Poin kami saat itu tertinggal. Optimis dan realistis harus tertempel dalam dada kami. Dan ternyata ketika saya datang, pertandingan hanya tersisa 10 menit. "Tidak masalah, yang penting sudah mengambil gambar," itu yang saya pikirkan. Pertandingan selesai, dan kami ternyata kalah. BUKAN MASALAH, LAKON METU KERI. Terus semangat!
Minggu yang cerah, pagi yang indah, everything was fine. Seperti biasa saya bangun jam 05.00 WIB. Ternyata saya disuruh untuk masuk ke Gereja sesi pertama (yaitu jam 06.00, karena dibagi menjadi tiga sesi, dari jam 06.00, 08.30, dan sorenya 17.00). Yak, bangun tergesa-gesa langsung mandi, berpakaian, dan went to Church. Perut kelaparan pun saya biarkan untuk sejenak karena mungkin ada saatnya kita berkorban bagi Tuhan kita sendiri yang sudah menciptakan alam dunia ini. Suasana Gereja yang terkantuk-kantuk membuat jatuh bangun mata saya untuk melakukan tugasnya. Sepulang dari Gereja, puji syukur mendapat bbm (Blackberry Messenger) dari teman saya, sebut saja si Gepeng. Dia bertanya di mana tempat Tim Basket Smaga berlomba antar SMA pada waktu itu. Pada saat itu tim basket sekolah kami akan mengadakan lomba basket yang sempat ditunda sehari sebelumnya, (re: Sabtu, 17 September 2011 jam 17.45 WIB). Ya begitulah, alasan dari panitia yaitu karena tidak ada penerangan yang cukup. And I thought, "So what the hell are you thinking about when you schedule that match?", ya seperti itulah warga kita dan saudara/sesama kita sendiri. Lanjut back to the main topic, si Gepeng bertanya, dan saya menjawab. Waktu itu saya masih aras-arasan yang berarti ragu-ragu untuk datang ke acara tersebut. Tetapi saya putuskan akan melihat Tim Basket Smaga sepulang sekolah.
Tak disangka, ternyata orang tua saya mampir sebentar ke warung makan. Terpaksa saya menunggu dengan berat hati. Sesampai di rumah, saya langsung mengambil kamera-mengeluarkan motor-dan berpamitan dengan orang tua. Dengan berbekal kemandirian, saya tidak bertanya dulu di mana tepatnya tempat lomba itu berlangsung. Lomba itu diadakan di lapangan basket Politeknik Negeri Semarang (Polines) di Tembalang, Semarang, Jawa Tengah. Ketika saya bertanya dengan seseorang di daerah Tembalang tersebut, saya bertemu teman SMP saya, langsung saja saya bertanya ke mana tujuannya. Ternyata tujuan kami sama, yaitu ke tempat lomba tersebut, saya langsung mengikuti dia. Kami memarkirkan motor, dan langsung bergegas ke lapangan basket, tempat acara berlangsung.
Dari kejauhan sudah terlihat kostum Tim Basket SMAN 3 Semarang, yaitu biru muda. Saya langsung berlari dan melihat ada beberapa pendukung tim basket kami. Sebut saja ISS (Ikatan Suporter Smaga). Meskipun hanya beberapa, tetapi kami berusaha untuk memberi semangat kepada pemain-pemain kami. Sigap dan cepat langsung saya ambil kamera, dan mengambil gambar mereka. Lawan kami adalah SMAN 4 Semarang. Ya, mereka adalah saudara kami. Poin kami saat itu tertinggal. Optimis dan realistis harus tertempel dalam dada kami. Dan ternyata ketika saya datang, pertandingan hanya tersisa 10 menit. "Tidak masalah, yang penting sudah mengambil gambar," itu yang saya pikirkan. Pertandingan selesai, dan kami ternyata kalah. BUKAN MASALAH, LAKON METU KERI. Terus semangat!
Comments
Post a Comment