Skip to main content

Update Terus Sampai Mati

Sekilas mungkin seperti lagu dari Efek Rumah Kaca yang berjudul "Belanja Terus Sampai Mati" hehehe, tetapi tidak, bukan.

Saya hanya akan mengulas sedikit tentang pemikiran aneh ini hehe.


Update.
Terus.
Sampai.
Mati.


Coba kita jabarkan tiap kata itu.


Pertama, update.
Update itu berasal dari kata berbahasa Inggris, yang artinya memperbarui. Jika kalian sering menggunakan dunia maya dan internet, khususnya social network, pasti tahu apa arti itu. Hehehe.

Kedua, terus.
Terus atau juga selalu atau juga pasti akan. Hahaha. Intinya adalah, selalu saja melakukannya.

Ketiga, sampai.
Melakukannya hingga. Sampai batasan akhir waktu tertentu.

Keempat, mati.
Tidak bernapas lagi. Tidak melakukannya lagi, karena memang sudah hancur, mati.


Nah, di sini yang saya maksud adalah.
Semakin banyaknya orang melakukan sesuatu di dunia maya.
Membicarakan tentang: apa yang sedang dilakukan, bersama siapa, di mana, dan banyak hal.
Selalu saja, memperbarui dan menyebarkan ke banyak orang.

Beragam caranya.
Ada yang auto sharing.
Ada yang memang sengaja.
Dan masih banyak lagi.

Ini bukan perkara besar.
Karena semua orang melakukannya.
Begitu juga saya, yang malahan menulis entry ini.
Sangat sok memang, tapi ya beginilah, ah sudahlah.

Tetapi saya masih hanya geli.
Ketika seseorang [yang siapa juga tahu jika itu saya sendiri] sampai dengan niat untuk memamerkan apa yang sedang saya kerjakan.
Atau juga sampai seseorang yang "sangat ingin tahu apa yang orang lain lakukan," hingga menyebabkan banyak pikiran, banyak anggapan.
Mencari tahu, sampai ke ujung bawah, history, dan lain-lain.
Bahkan, kadang saja juga ada yang malah saling bersaing. Dengan apa yang sedang dikerjakan, dikenakan, atau juga didengar.
Hahaha.
Fenomenal bukan.
Indah bukan.
Masa remaja ini.
Nikmati saja, sampai mati.


Ah, sudahlah. 

Comments

Popular posts from this blog

Retreat di Angela Patrick, Bandungan

Halo selamat berkarya! Sudah hampir sebulan tidak  update tulisan di blog ini. Saya akan berbagi cerita mulai dari Retreat yang telah saya jalankan bersama rekan-rekan SMAN 3 Semarang. Jumat, 9 Desember 2011 - Minggu, 11 Desember 2011 Pukul 14.30 seusai pulang sekolah hari Jumat - pukul 14.30 hari Minggu di Bandungan Acara tahunan dari DOC (salah satu subsie di SMAN 3 Semarang) adalah mengadakan retreat di luar lokasi sekolah kami. Biasanya acara tersebut diadakan di Bandungan. Pada tahun 2011 ini dan bersaman dengan pengalaman pertama saya mengikuti retreat bersama SMAN 3 Semarang, diadakan di Rumah Retreat Angela Patrick, Bandungan. Tepatnya berada di belakang Pasar Bandungan. Beginilah ceritanya... Kebetulan pada hari tersebut tidak diadakannya kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga kami dapat pulang lebih awal dari biasanya. Awalnya saya dan Puguh teman saya belum tahu bila warga sekolah sudah diperbolehkan pulang, sehingga kami izin pada guru Bimbingan Konseling te

My Second Assignment

ANDIKA JATI NUGROHO 140608050 Peter Lind, Flavor Development Specialist Ben & Jerry’s Ice Cream, Waterbury, Vermont Hello. See me again. My name is Andika Jati Nugroho. I’m from G class. I got my second assignment from my teacher, Mrs. Bening. This unit is about “The Most Wanted Jobs in The World”. Luckily, we will discuss about Peter Lind, a flavor development specialist in an ice cream company. Here it is. First. I want to tell you, that I was simply shocked and I am still confused about Mrs. Bening’s system at reading activities. In Senior High School, reading is just a simple thing. We just read. Commonly, the text was fictional. But, Mrs. Bening used another way. The text was based on true story. And, we had to use other sources to find the information of text and think critically at understanding the text.   Let us start into the core. There is an ice cream company named Ben & Jerry’s Ice Cream in Vermont. It is located in North-East of United

Perubahan Cara Berdialektika

Sebelumnya, saya sudah memiliki pandangan dan asumsi tentang hal ini. Asumsi itu timbul akibat fenomena yang terjadi pada saya dan teman-teman di lingkungan saya. Saya hampir yakin, Anda pun pasti pernah mengalami dan mendengarnya. Contoh yang paling mudah untuk dijelaskan adalah ketika saya kesulitan dalam memahami materi perkuliahan di kelas. Dari awal, dosen sudah memberikan buku bacaan atau referensi yang dapat dibaca untuk menunjang mahasiswa mendalami materi yang diberikan. Biasanya, dosen memberikan tiga contoh buku referensi. Bagi mahasiswa, mendapatkan buku-buku tersebut pun tidak sulit, karena perpustakaan kampus memang sudah memiliki buku-buku itu dan bisa dipinjam oleh mahasiswa, sudah sangat mudah.  Dulu, ketika saya masih menjadi mahasiswa baru, saya merupakan salah satu orang yang bermental ambisius. Saya membayangkan perkuliahan adalah sesuatu yang canggih, serba luar biasa. Namanya saja mahasiswa, bukan lagi siswa, melainkan mahasiswa. Jadi, mekanisme berdialektika