Skip to main content

Akhirnya Nonton #MetallicaJKT

Hai!
Ingin cerita sedikit, ah!
Tentang pengalaman beberapa hari yang lalu.
Singgah ke Jakarta untuk menikmati band legendaris.
Metallica.
Di #MetallicaJKT!

Berawal dari twit @wenzrawk tentang "#MetallicaJKT".
Saya mention ke teman saya, @satria_willy. 
Dia mengiyakan.

Kemudian berawal dari saya yang sedang menyetir di jalan.
Saya bercerita ke teman, @danakritink.
Dan, dia pun ikut ajakan saya.
Meskipun awalnya sempat miss-komunikasi masalah tarif harga, yang seharusnya Rp 748.000, tetapi dia mendengarnya Rp 250.000, hehe.
Tetapi, bukan masalah besar, tetap ikut.

Dari situ.
Mulai muncul beragam rancangan.
Dari akomodasi, tempat membeli tiket konser, dan lain-lain.

Sampai pada akhirnya, tiket dibeli oleh orang tua @satria_willy yang kebetulan memang bekerja di Jakarta. Dia membeli lewat ticket box di daerah Jakarta, tiga tiket Festival B, MetallicaJKT.
Senang sekali mendengar kabar sudah dibelinya tiket. Yang awalnya, ragu juga ingin membeli di counter 3seconds atau di mana.

Sejak saat itu. Mulai menghafal lyric lagu-lagu Metallica.
Konfirmasi izin dengan keluarga.
Mengajak teman di Jakarta untuk meet up.
Lain-lain deh, hehe.

Konser diadakan hari Minggu, 25 Agustus 2013.

Jumat, 23 Agustus 2013.

Kami bertiga, berencana berangkat hari Jumat pagi, 23 Agustus 2013.
Kata teman, terlalu awal, tetapi memang itu maksud kami.
Supaya bisa bermain-main dulu di sana.

Itu rencana awal. Tetapi meleset.
Karena mobil @danakritink yang awalnya rusak dan sedang di bengkel, belum selesai diperbaiki. 
Kata pihak bengkel, jadi di hari Kamis sore, ternyata salah. Baru jadi di hari Jumat pagi.
Ya, sudah. Bukan masalah. Kami memundurkan jadwal keberangkatan jadi Jumat siang, usai sekolah. Mumpung masih bisa belajar dulu di sekolah, tidak izin, hehe.

Prosedurnya seperti ini.
Ke Jakarta menggunakan mobil @danakritink, tetapi dengan satu hal, mobil saya digunakan oleh keluarganya. Jadi, tukar mobil, maksud tidak?
Dari Jumat pagi sebelum berangkat sekolah, saya sudah membawa mobil dan perlengkapan untuk dibawa ke Jakarta. Baru siangnya, usai ibadah sholat Jumat, baru menukar mobil bersama @danakritink di bengkel yang memang sudah ditunggu ayahnya.
Ternyata, mobilnya belum tuntas juga. Masih akan dibersihkan, tetapi karena sepertinya kami sudah terburu-buru, tanpa dibersihkan, mobil langsung kami minta untuk dibawa. Saya pun bertukar mobil dengan ayahnya.
Mencari rumah @satria_willy. Saya lupa arahnya. Dan parahnya, dia tidak bisa dihubungi sejak siang sebelumnya. Telepon dan SMS, tanpa jawaban.
Sempat saya pikir, dia menjebak kami.
Baru ketika sudah berhasil menuju rumahnya, ternyata dia tidak ada di rumah.
Hanya ada ayah dan adiknya. 
Saya langsung menelepon @boniedo, dan tebakan saya benar. Dia sedang rapat bersama subsie agamanya. Malah terkaget-kaget ketika tahu saya sudah berada di rumahnya.
Waktu itu sekitar jam setengah dua siang.
Saya dan @danakritink menunggu di ruang tamu rumahnya, dan cengar-cengir. Begitu @satria_willy sampai di rumah, dia hanya tersenyum. Parah.
Ternyata, menata baju saja juga belum. Parah lagi.
Sabar.

Sekitar jam setengah tiga siang, kami baru berangkat ke Jakarta, menggunakan mobil Swift.
Tiga anak Sekolah Menengah Atas, yang beberapa dari kami, baru saja mendapat Surat Izin Mengemudi. 
Tanpa pengetahuan tentang jalanan, kami berani.
Hahaha.

Sopir pertama adalah @satria_willy. Sebelumnya kami sudah sepakat, untuk bergantian, saya mengiyakan.
Perjalanan ya gitu-gitu saja, tidak ada hal penting.
Sampai Brebes sekitar jam enam sore. 
Berhenti di alun-alun untuk sholat dan makan malam.
Nasi uduk, ayam goreng, dan es teh, sekitar delapan belas ribu rupiah. Mahal juga ya.

Sopir selanjutnya adalah @danakritink.
Sampai di daerah Pamanukan mungkin, ya. Saya lupa.
Gantian saya yang menyetir.

Untung saya menyetir dari daerah situ, sudah dekat dengan Tol Jakarta - Cikampek.
Ketika saya hanya mengandalkan Google Maps lewat telepon genggam, dan tulisan penunjuk arah berwarna hijau, di jalanan. Hehehe.

Masuk ke Tol. Saya mulai mengantuk.
Mereka sempat tertidur, tetapi untungnya tidak untuk @danakritink. Dia masih terjaga.

Baru sekitar jam satu dini hari. Sampai juga di Jakarta.
Jakarta, men!
Tiga anak sampai di Jakarta, naik mobil.

Sebelumnya, kami sudah diberitahu arahnya untuk menuju Mess Siliwangi, tempat kami akan menginap dua malam, di daerah Senen, RSPAD.
Baru akan memasuki tol kota, Tanjung Priok. 
Posisi, saya yang menyetir. 
Ragu antara lurus dan belok kiri.
Posisi mobil memang sedikit di lajur kanan.
Tiba-tiba saya membanting stir ke arah kiri.

Dan....jeng-jeng.
Polisi mengayunkan tongkatnya dan menyuruh kami berhenti.
Bego.
Saya pikir polisi itu akan membantu kami dalam menunjukkan arah.
Ternyata, polisi itu akan menilang saya.

"Selamat malam, Mas. Bisa lihat SIM-nya?" tanyanya.
Saya mengeluarkan Surat Izin Mengemudi.
Dari yang saya pikir sebelumnya, baik-baik saja, sudah sedikit berbalik ke khawatir, tetapi belum parah.

"Ini mau ke mana, Mas? Mudik?" tanya polisi itu.

Dengan santai, kami menjawab, "Mau menonton Metallica, Pak!"
Bego, hahaha.
Enteng sekali, percaya diri sekali menjawabnya.
Hahaha, sampah, masih lucu saja jika mengingat ini.

"Jadi begini, Mas. Melihat garis marka itu? Nah, barusan Mas-nya melanggar garis marka, dari lajur kanan, langsung ke kiri, kan bahaya, Mas. Mas-nya saya tilang, bagaimana? Mau sidang tanggal 13 atau titip sidang? Kalo titip sidang, 100 ribu langsung jalan, Mas."

Sampah, haha.
@danakritink mencoba menelepon ibunya.
Sedangkan saya, mencoba menawar jika ingin titip sidang.
Dengan basa-basi, polisi itu bertanya,

"Rumahnya daerah Banyumanik, Mas? Dekat dengan ADA, kan?"

"Iya, Pak. Nah itu, tahu. Tolong dimurahkan, Pak. 50 ribu saja, masih anak SMA," jawab saya.

"Ah, anak SMA bawa mobil, kok. Cepet, 100 ribu, langsung jalan," sial.

Sekitar sepuluh menit, saya pun mengiyakan saja, daripada rumit.
Dibayar juga uang itu.
Tapi kami juga ingin ditunjukkan arah olehnya. Dia pun memberi petunjuk.

Selesai, di jalan tertawa, sampah.
Posisi yang menyetir, @danakritink.

Dia langsung berkata, 
"Inget perjanjian to, Jat? Segala kejadian ditanggung sopir, kamu sendiri yang ngomong, lho," haha.

Sial. Sebelumnya saya memang berkata, semua kejadian, termasuk kena tilang polisi, dan lain-lain, ditanggung sopir, tanpa minta ganti, hahahaha, ngakak.

Baru masuk Jakarta kota, keluar dari tol.
Kami mencari letak Mess Siliwangi. 
Modal Google Maps ternyata tidak cukup.
Jalanan Jakarta kok rumit, ya.

Tiba-tiba @satria_willy berkata, "Aku udah kangen Semarang, ndes!" hahahaha, ngakak.
Gara-gara jalanan tidak juga ditemukan.
Sabar.

Berulang kali kami bertanya ke orang, alamat mess tersebut.
Dari sopir taksi, satpam hotel, sampai kantor pos polisi.
Oh iya, ternyata di Jakarta, banyak sekali orang yang masih melek di dini hari.
Ada pengemis di halte, orang entah mengapa yang masih saja terbangun, atau pembalap liar di jalan.

Sopir kembali lagi ke tangan @satria_willy.
Patokan kami adalah daerah Senen, RSPAD.
Bertanya ke orang dekat pos satpam rumah sakit itu, sampai tiba-tiba ada seseorang yang sedang bersepeda memberi tahu letak mess tersebut.

Mess itu adalah mess tentara. Sebenarnya, orang umum tidak diperbolehkan menginap. Tetapi, karena ada teman ibunya @danakritink yang bekerja di rumah sakit itu, kami diperbolehkan.
Untuk konfirmasi tempat mess, @danakritink menelepon orang tersebut. Kasihan juga, sudah dini hari.

Membuka pagar mess. Mengetuk kantornya, ada orang yang keluar, dengan wajah lusuh dan mengantuk, wajar saja, itu jam setengah tiga pagi, dini hari.

Ternyata, kondisi mess itu tidak menyeramkan. Kami diberi kamar di atas. Bentuknya seperti indekos. Kamar mandi di luar. Di dalam kamar tidur, terletak dua tempat tidur, lemari, Tv LCD, dan meja rias dengan cerminnya. 
Langsung, saya tancap peraturan, bahwa saya tidur sendiri di kasur sendirian. Hahaha.

Tutup hari, tidur.


Sabtu, 24 Agustus 2013.

Bangun sekitar jam setengah delapan pagi sepertinya, saya lupa. Rencana hari itu adalah menukar tiket presale, dan mungkin saja meet up dengan teman saya di Jakarta, namanya Adzra, hehe.
Tanpa mandi, kami keluar kamar dan mencari sarapan di dekat mess itu.
Di luar, ada beberapa orang yang sedang berbincang,

"Anak siapa ini?" salah satu yang sepertinya tentara itu bertanya kepada kami.

Begini ceritanya, teman ibunya @danakritink adalah seorang dokter di rumah sakit itu. Tetapi, dia sendiri belum tahu benar siapa dokter itu. Sempat terpikir, "Beneran ada tidak ya dokter itu, atau hanya mitos," hahaha. 

Kami menjawab, "Keluarga dari dokter rumah sakit," ya seperti itu, hehe.

Mereka bertanya ada keperluan apa di Jakarta, untuk menonton konser Metallica, haha.
Pamit, dan mencari sarapan dekat mess. 
Ada soto ayam dan mie ayam.
Nanti di bawah, ada picture-nya kok, hehe. Seharga sepuluh ribu rupiah, sesuai prediksi.

Kembali ke mess, mandi.
Ternyata kami mendapat kiriman makanan dari dokter, teman ibunya @danakritink.
Tanpa bertemu orangnya, karena dia juga tidak mengabari terlebih dahulu.
Saya berpikir, ternyata dia bukan mitos! Haha.

Kami memutuskan untuk menukarkan tiket presale naik Transjakarta, karena takut, jalanan susah, paranoid [bukan Radiohead] dengan polisi dan garis marka.

Tukar tiket presale ternyata di area Gelora Bung Karno. 
Modal tanya dengan orang.
Naik Transjakarta dari halte Atrium Senen, transit di halte Harmoni, ke arah Blok M.
Dalam bus, berdesakan juga ternyata. Hampir sama dengan di Semarang. Harganya juga sama, tiga ribu lima ratus rupiah.
Bedanya, jam operasionalnya sampai jam sebelas malam, sedangkan di Semarang, hanya delapan kali putaran, mungkin sekitar jam enam sore.

Takut juga jika karena penuh, ada yang tertinggal di halte, maupun bus, antara kami bertiga, hehe.

Turun di halte apa itu, saya lupa.
Sudah dekat dengan Gelora Bung Karno.
Cukup berjalan.
Asik juga.

Di jembatan penyeberangan, ada juga dua lelaki yang ternyata hendak menukar tiket presale, hehe.

Sampai di loket penukaran tiket. Antrenya panjang sekali. Dan yang sedikit mengesalkan, informasinya kurang merata, apa benar menukar tiket presale untuk festival di situ, apa benar jika membeli lewat ticket box tertentu, menukarkannya juga di situ.
Asal antre sajalah, karena orang-orang lain juga seperti itu.
Perkiraan awal, kami akan antri selama tiga jam.
Wah, bakal gagal jalan bareng Adzra, nih, pikir saya. Hehehe.

Baru ketika suatu kesempatan, @satria_willy berhasil masuk ke depan, dan berhasil juga untuk menukarkan tiket. Cepat. Mungkin hanya satu jam kami di sana, berbeda dengan prediksi awal.
Tiket sudah di tangan, men!
Panas.

Usai tukar tiket, memang niat kami untuk jalan-jalan.
Janjian dengan Adzra, bertemu di mall daerah Senayan.
Senayan City menjadi pilihan kami.
Berjalan dari Gelora Bung Karno, melewati pinggir jalan yang ternyata tidak ada trotoarnya, haha.

Sampai juga di Senayan City, sekitar lima belas menit mungkin kami berjalan dari Gelora Bung Karno.
Mall besar, dan begitu-begitu saja, tapi asik. Haha.

Waktu itu sekitar jam dua siang.
Dan karena saya merasa sedikit lelah, dan malas juga, jika harus naik Transjakarta malam hari, karena waktu sudah menuju sore, saya dan kami memutuskan untuk batal bertemu Adzra, yang ternyata dia baru pulang ekstrakulikuler jam tiga sore.
Rencana awal, diganti Minggu siangnya, dia mengiyakan.
Lalu batal, dia harus mengerjakan tugas, yaaah, sayang juga, padahal jarang-jarang juga ada kesempatan bertemu, ya tapi, tidak masalah.

Berjalan dari Senayan City mencari halte Transjakarta. Transit di halte Monumen Nasional, lalu berganti ke arah Pulogadung, berganti lagi ke arah Atrium Senen.
Suasana bus Transjakarta beragam, ada bus yang berupa sambungan, jadi seperti berada di perut hewan, haha, maksud tidak? Ada yang kondekturnya lemes, tidak ramah, ada juga yang bau badan, beragam.

Sampai lagi ke mess sekitar jam lima sore. Es campur dulu, sih, hehe.

Malamnya, giliran saya mengajukan tawaran untuk ke Seven Eleven. Awalnya pada setuju.
Tapi.
Ke Atrium Senen dulu sebentar, dan.
Gagal ke Seven Eleven, karena sudah pada mengantuk.
Ya, sudah.
Tidur.


Minggu, 25 Agustus 2013.

Harinya datang juga, men!
Bangun pagi, check out, naik mobil.
Tujuan awal hari itu, Grand Indonesia.
Mencari jalan lewat Google Maps dan bertanya orang, terhalang oleh jalan yang ditutup karena Car Free Day, tapi untungnya, ketemu juga.

Jalan-jalan di mall besar, ya begitu-begitu juga.
Tidak ada hal istimewa yang menarik untuk diceritakan.
Mungkin ini, saya dan @satria_willy memesan makanan mengandung babi.
@danakritink hampir saja mencicipi makanan yang dibeli @satria_willy, hampir saja.
Untungnya, tidak jadi.
Hehehe.

Usai dari Grand Indonesia, menuju ke hotel The Sultan.
Patokannya adalah daerah sekitar Gelora Bung Karno dan Bundaran Hotel Indonesia.
Dan ternyata, dan ternyata.
Posisi yang menyetir, @satria_willy.
Kami kena tilang lagi.
Gara-gara melanggar marka lagi.
Saya tidak ikut turun, tetapi bayarannya sama lagi, seratus ribu lagi. Wow.
Hahahaha.

"Sampai besok kena tilang lagi, ketawa dulu baru meladeni polisinya."
Ibaratnya memang sudah seperti pajak sopir.
Sebelumnya, saya yang kena, hari itu @satria_willy yang kena, apakah besok bakal @danakritink yang kena? Akankah? Haha.
Hotel Sultan.
Salah masuk, malah membayar parkir.
Ketemu juga, hotel besar.

Check in.
Di lobby hotel, banyak pria memakai kaos hitam bertuliskan Metallica.
Kali aja, mereka memang akan menonton Metallica.
Atau jangan-jangan, mungkin saja, personil Metallica, menginap di hotel itu, haha.
Hotel tersebut, lokasinya dekat sekali dengan Gelora Bung Karno, tidak lelah dengan berjalan, senangnya.

Waktu itu sekitar jam tiga siang.
Istirahat sebentar.
Menikmati Tv cable, hahaha, maklum.

Mandi, sholat maghrib, cek tiket, dan berjalan juga ke Gelora Bung Karno.
Di jalan banyak orang, berkaos warna hitam.
Misi saya: bertemu artis dan meminta foto bersama, terlebih Joko Widodo.
Ekspetasi tinggi.

Ternyata, untuk masuk ke Gelora Bung Karno saja antre.
Lama juga menunggunya.
Bersama orang banyak, sebagian dari mereka semangat sekali sepertinya.

Sampai masuk gerbang awal, antre lagi.
Padahal, terdengar sudah, Seringai [opening act] menyanyi.
Yaah, sayang sekali.

Kami pikir di awal, di tiket tertulis, shows start at 20.00.
Ternyata mungkin, maksudnya adalah Metallica-nya.
Jika opening act-nya, mungkin tampil sebelum jam itu.
Sayang sekali.

Baru dari sekitar jam setengah tujuh malam, antre, dan baru masuk ke dalam stadion Gelora Bung Karno, jam delapan malam kurang. Pas sekali.
Foto dulu, pastinya.

Crowd sudah tampak.
Tidak bisa lagi untuk maju ke depan panggung.
Kami hanya bisa terdesak di tengah, sisi panggung.
Penonton di sana pun berbeda, menurut saya, kebanyakan orang-orang sudah berumur, hehe.
Sayang, tidak bertemu artis.

Baru sekitar jam delapan malam lebih lima belas menit, Metallica tampil.
Diawali dengan pemutaran video di dua screen besar samping panggung, tiba-tiba mereka muncul.
Crowd berteriak, disertai lagu awal, Hit The Lightning.

Sial.
Saya tidak hafal lagu-lagu Metallica.
Hanya terdiam.
Terdiam, dan memegang kepala.
Tercengang juga, ini ya yang namanya band Metallica.
Hahaha.

Ketika, orang-orang pada sing along, saya hanya terdiam.
Baru saya sedikit mengerti di Sad But True.
Sia-sia tidak ini saya membeli tiket Metallica, hahaha.
Dan, paling seru di Enter Sandman.
Gila, seru sekali koor penontonnya.
Coba cek di YouTube deh.

Sepertinya sampai dua kali Metallica pura-pura berpamitan ke backstage, dan sorakan "We Want More" dari crowd.
Baru di lagu pamungkas, Seek and Destroy, menutup penampilan Metallica selama dua jam lebih sedikit.
Keren.
Lelah.

Menunggu antrean selesai. Mencari minum.
Botol air mineral yang semula dua ribu lima ratus rupiah, di sana dijual seharga sepuluh ribu rupiah, mahal sekali, ya. Hahaha.
Sampai di hotel.
Ketika saya mengajak untuk ke lounge hotel, @satria_willy menolak, maklum, belum tujuh belas tahun alias tanpa Kartu Tanda Penduduk, haha.
Hanya @danakritink yang mengiyakan. Kami pun juga hanya sebentar.

Balik ke kamar.
Rencana awal, menonton tv, remote hilang, yah, tidur.


Senin, 26 Agustus 2013.

Tentu saja, saya izin sekolah hari itu. Menggunakan surat izin juga tentunya, hehe, resmi. 
Bangun sekitar jam sembilan pagi.
Lapar.
Mencari sarapan.
Ragu untuk sarapan di restaurant hotel, tetapi paksa saja.
Kami membayar hotel sistem room only, itu tanpa breakfast.
Padahal di chat kami sebelumnya, saya sudah memesan breakfast hotel, ingin sekali, haha sial.

Tapi akhirnya, dipaksa juga.
Karena takut kena charge.
Awalnya hanya @danakritink dan @satria_willy yang ke restaurant hotel. Saya belakangan. Dengan maksud, kami tidak kena charge, hehe.
Dengan kode, saya yang menunggu di lobby, akan ditelepon.

Baru, saya masuk ke restaurant, dengan sok tenang. Alhasil, saya tidak dicatat oleh waitress restaurant. Hahahaha. Beruntung sekali. 
Padahal, mereka berdua, ternyata dicatat nomor kamarnya.

Apa boleh buat, membayar urusan belakangan, yang penting sarapan.
Breakfast hotel, men!
Hahaha.
Kembali lagi, teman. Jangan makan yang berlebihan.
Saya mengambil banyak sushi, yang saya pikir awalnya enak, eh, saya malah mual.
Benar-benar muntah.
Ada dua sebab, karena saya memang lebih suka sushi murahan? Atau memang saya tidak cocok dengan sushi sekelas hotel berbintang? Hahaha.

Balik kamar, persiapan pulang, check out, dan untungnya, tanpa charge.
Padahal sudah berasumsi, akan kena charge breakfast.
Untung.

Keluar dari hotel, sekitar setengah satu siang.
Posisi, saya yang menyetir.
Deg-deg. Takut kena tilang.
Paranoid polisi dan marka.
Untung lagi, dekat dengan tol kota, dan sukses masuk.
Dan menuju Tol Jakarta - Cikampek.

Macet.
Berhenti di rest area km 39 sepertinya, saya lupa.
Tidak jadi, karena Solaria tutup.
Berhenti lagi di rest area km 57.
Solaria tutup lagi, Kentucky Fried Chicken lagi pilihannya. Haha.
Waktu itu sekitar jam empat sore.

Posisi sopir berganti @satria_willy.
Saya tertidur.
Diganti @danakritink.
Saya tertidur.
Ganti lagi, @satria_willy.
Saya tertidur lagi.

Dan baru terbangun ketika sudah sampai di pom bensin dekat rumah @satria_willy.
Cepat.
Waktu itu sekitar jam dua belas malam.
Sedih, menyesal, dan merasa bersalah juga, karena saya malah egois meninggalkan mereka untuk tidur.
Tapi....ya, sudah terjadi.

Dari rumah @satria_willy ke rumah @danakritink, saya sopir.
Kantuk.
Berganti mobil, saya benar-benar terkantuk. Untuk mundur saja seperti tidak kuat.
Ya, sudah. Peacock dulu, sendirian, haha.

Baru pulang. 
Sampai rumah sekitar jam setengah dua dini hari.
Selamat.
Thanks God!

Pengalaman sekali, vacation empat hari.
Back to work lagi.
Hehehe.

Thanks #MetallicaJKT!
nb: jika ada typo, tolong komentar, maklum, sini perfeksionis, hehe, thanks.

nasi soto. sepuluh ribu rupiah.
daerah sekitar mess.
Sabtu pagi, sayang sekali, lupa meminta foto daerah dalam mess dan kamar.
jalan menuju Senayan City dari GBK.
dalam Grand Indonesia. 
Blitz, Grand Indonesia, cuma foto kok.
depan Senayan City. mirip lagunya Beatles - Love Me Do kan.
crowd.
#MetallicaJKT
wah, coba baca cerita tentang mereka, Metallica fans dari Solo.
tuntas sudah. after show. 
kelar.
mabuk sushi, rakus sih.
the Sultan.
makanan kiriman dokter.

Comments

Popular posts from this blog

Retreat di Angela Patrick, Bandungan

Halo selamat berkarya! Sudah hampir sebulan tidak  update tulisan di blog ini. Saya akan berbagi cerita mulai dari Retreat yang telah saya jalankan bersama rekan-rekan SMAN 3 Semarang. Jumat, 9 Desember 2011 - Minggu, 11 Desember 2011 Pukul 14.30 seusai pulang sekolah hari Jumat - pukul 14.30 hari Minggu di Bandungan Acara tahunan dari DOC (salah satu subsie di SMAN 3 Semarang) adalah mengadakan retreat di luar lokasi sekolah kami. Biasanya acara tersebut diadakan di Bandungan. Pada tahun 2011 ini dan bersaman dengan pengalaman pertama saya mengikuti retreat bersama SMAN 3 Semarang, diadakan di Rumah Retreat Angela Patrick, Bandungan. Tepatnya berada di belakang Pasar Bandungan. Beginilah ceritanya... Kebetulan pada hari tersebut tidak diadakannya kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga kami dapat pulang lebih awal dari biasanya. Awalnya saya dan Puguh teman saya belum tahu bila warga sekolah sudah diperbolehkan pulang, sehingga kami izin pada guru Bimbingan Konseling te

My Second Assignment

ANDIKA JATI NUGROHO 140608050 Peter Lind, Flavor Development Specialist Ben & Jerry’s Ice Cream, Waterbury, Vermont Hello. See me again. My name is Andika Jati Nugroho. I’m from G class. I got my second assignment from my teacher, Mrs. Bening. This unit is about “The Most Wanted Jobs in The World”. Luckily, we will discuss about Peter Lind, a flavor development specialist in an ice cream company. Here it is. First. I want to tell you, that I was simply shocked and I am still confused about Mrs. Bening’s system at reading activities. In Senior High School, reading is just a simple thing. We just read. Commonly, the text was fictional. But, Mrs. Bening used another way. The text was based on true story. And, we had to use other sources to find the information of text and think critically at understanding the text.   Let us start into the core. There is an ice cream company named Ben & Jerry’s Ice Cream in Vermont. It is located in North-East of United

Perubahan Cara Berdialektika

Sebelumnya, saya sudah memiliki pandangan dan asumsi tentang hal ini. Asumsi itu timbul akibat fenomena yang terjadi pada saya dan teman-teman di lingkungan saya. Saya hampir yakin, Anda pun pasti pernah mengalami dan mendengarnya. Contoh yang paling mudah untuk dijelaskan adalah ketika saya kesulitan dalam memahami materi perkuliahan di kelas. Dari awal, dosen sudah memberikan buku bacaan atau referensi yang dapat dibaca untuk menunjang mahasiswa mendalami materi yang diberikan. Biasanya, dosen memberikan tiga contoh buku referensi. Bagi mahasiswa, mendapatkan buku-buku tersebut pun tidak sulit, karena perpustakaan kampus memang sudah memiliki buku-buku itu dan bisa dipinjam oleh mahasiswa, sudah sangat mudah.  Dulu, ketika saya masih menjadi mahasiswa baru, saya merupakan salah satu orang yang bermental ambisius. Saya membayangkan perkuliahan adalah sesuatu yang canggih, serba luar biasa. Namanya saja mahasiswa, bukan lagi siswa, melainkan mahasiswa. Jadi, mekanisme berdialektika