Skip to main content

Tuhan Maha Adil

Waktu lagi baca buku, cielah.
Tiba-tiba saja, muncul pikiran ini.
Mau diulas ah, hehe.

Catatan: ini hanya dari sudut pandang saya.


Tuhan Maha Adil.
Tentu saja, semua umat beragama setuju dengan hal ini.
Let's we make it by agree and disagree, not with true or false.


Kisah ini masih seputar pandangan hidup dan pendidikan, kok. 
Terjadi di lingkungan saya, entah bagaimana di lingkungan kamu?


Saya berada di lingkungan sekolah yang [katanya] tergolong anak-anak pintar, berpengharapan tinggi.
Terlebih di kelas saya yang baru ini, banyak sekali anak-anak dengan nilai tinggi.

Coba saya ceritakan, ya.


Saya punya teman kelas.
Perempuan, inisial G.
Peringkat 1.
Cita-citanya adalah, menjadi seorang dokter.
Saya berpikir, pasti dia ingin universitas di kota tetangga yang terkenal itu.
Sudah sangat, yakin saya.

Dan ternyata, tebakan saya salah.

"Enggak boleh luar kota sama orang tua, disuruh yang di kota ini saja," katanya.

Wah, hehe.

Ada lagi.

Saya mempunyai teman kelas yang lain, yang ini berinisial B, hehe.
Laki-laki.
Dia cerdas, tidak banyak bicara, tidak menjengkelkan.
Nilai-nilainya sering menjadi yang tertinggi di kelas. Tapi tidak tahu untuk masalah peringkat, karena ini juga masih di semester lima awal, jadi belum semuanya terlihat mana yang paling beruntung mendapat nilai tertinggi, hehe.
Saya pikir sebelumnya, untuk anak laki-laki, paling tidak pasti dia mendaftar di universitas terkenal.

Namun ketika saya bertanya,

"Mau lanjut ke mana?"

Lantas dia menjawab, "Di kota sini saja, kok. Mungkin jurusan ekonomi, kasihan orang tua jika jauh-jauh," katanya.

Saya kaget.
Hehehe. Ternyata tebakan saya salah lagi. 
Saya menyimpulkan, mungkin dia memang orang yang sederhana. Tidak muluk-muluk ingin ke universitas terkenal. Ya, memang. Strategi dalam hidup memang sangat penting. Tapi, ya, saya masih saja terheran-heran, hehe.

Eh, saya ingin memberi selipan perkataan dari dia.
Menurutnya, dalam menghadapi masa depan, ada tiga hal yang perlu kita ajak berkelahi, hehe.
Mereka adalah:
1. Strategi.
2. Kemampuan.
3. Keberuntungan.


Padahal, saya sempat berpikir, jika universitas terkenal pasti menunjang sekali untuk pekerjaan dan masa depan. Memang, banyak yang setuju dengan hal itu. Tetapi, saya sendiri merasa, saya perlu berpikir ulang akan hal itu, hehe.


Lantas.
Ada orang dengan nilai hasil laporan belajar - mengajar bagus sekali, tetapi tidak diizinkan oleh orang tuanya untuk ke lingkungan yang [kata orang] lebih baik.
Ada orang yang cerdas, tetapi pola pikirnya berbeda, sederhana, tidak melulu soal [kata orang] dan kemegahan dari sebuah almamater.
Sementara, di sisi lain, ada orang dengan kemampuan cukup, ingin mendaftar di universitas nomor wahid, seperti saya ini, hehe. Seperti menggapai pelangi padahal meloncat satu meter saja tidak mampu.


Memang, balik lagi ke awal.
Tidak ada yang salah dengan semua itu.
Namanya juga hidup. Beragam peristiwa, pola pikir, dan lain-lain.


Tuhan Maha Adil.
Ketika kita mampu, tetapi kita tidak menginginkannya.
Ketika kita belum tahu itu mampu atau tidak, tetapi kita sangat menginginkannya.
Mungkin ini yang dinamakan hidup itu adalah perjuangan.
Kita harus berjuang untuk mendapatkan sesuatu.
Tidak cepat puas, tidak cepat terlena.
Yuk, semangat.
Peace.

Apa kamu mengerti dengan semua ini?
Percayalah, bahwa saya tidak mengerti.


-@andikajati-

Comments

Popular posts from this blog

Retreat di Angela Patrick, Bandungan

Halo selamat berkarya! Sudah hampir sebulan tidak  update tulisan di blog ini. Saya akan berbagi cerita mulai dari Retreat yang telah saya jalankan bersama rekan-rekan SMAN 3 Semarang. Jumat, 9 Desember 2011 - Minggu, 11 Desember 2011 Pukul 14.30 seusai pulang sekolah hari Jumat - pukul 14.30 hari Minggu di Bandungan Acara tahunan dari DOC (salah satu subsie di SMAN 3 Semarang) adalah mengadakan retreat di luar lokasi sekolah kami. Biasanya acara tersebut diadakan di Bandungan. Pada tahun 2011 ini dan bersaman dengan pengalaman pertama saya mengikuti retreat bersama SMAN 3 Semarang, diadakan di Rumah Retreat Angela Patrick, Bandungan. Tepatnya berada di belakang Pasar Bandungan. Beginilah ceritanya... Kebetulan pada hari tersebut tidak diadakannya kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga kami dapat pulang lebih awal dari biasanya. Awalnya saya dan Puguh teman saya belum tahu bila warga sekolah sudah diperbolehkan pulang, sehingga kami izin pada guru Bimbingan Konseling te

My Second Assignment

ANDIKA JATI NUGROHO 140608050 Peter Lind, Flavor Development Specialist Ben & Jerry’s Ice Cream, Waterbury, Vermont Hello. See me again. My name is Andika Jati Nugroho. I’m from G class. I got my second assignment from my teacher, Mrs. Bening. This unit is about “The Most Wanted Jobs in The World”. Luckily, we will discuss about Peter Lind, a flavor development specialist in an ice cream company. Here it is. First. I want to tell you, that I was simply shocked and I am still confused about Mrs. Bening’s system at reading activities. In Senior High School, reading is just a simple thing. We just read. Commonly, the text was fictional. But, Mrs. Bening used another way. The text was based on true story. And, we had to use other sources to find the information of text and think critically at understanding the text.   Let us start into the core. There is an ice cream company named Ben & Jerry’s Ice Cream in Vermont. It is located in North-East of United

Perubahan Cara Berdialektika

Sebelumnya, saya sudah memiliki pandangan dan asumsi tentang hal ini. Asumsi itu timbul akibat fenomena yang terjadi pada saya dan teman-teman di lingkungan saya. Saya hampir yakin, Anda pun pasti pernah mengalami dan mendengarnya. Contoh yang paling mudah untuk dijelaskan adalah ketika saya kesulitan dalam memahami materi perkuliahan di kelas. Dari awal, dosen sudah memberikan buku bacaan atau referensi yang dapat dibaca untuk menunjang mahasiswa mendalami materi yang diberikan. Biasanya, dosen memberikan tiga contoh buku referensi. Bagi mahasiswa, mendapatkan buku-buku tersebut pun tidak sulit, karena perpustakaan kampus memang sudah memiliki buku-buku itu dan bisa dipinjam oleh mahasiswa, sudah sangat mudah.  Dulu, ketika saya masih menjadi mahasiswa baru, saya merupakan salah satu orang yang bermental ambisius. Saya membayangkan perkuliahan adalah sesuatu yang canggih, serba luar biasa. Namanya saja mahasiswa, bukan lagi siswa, melainkan mahasiswa. Jadi, mekanisme berdialektika