Skip to main content

Sistem Punya Celah

"Ya, sekarang ini kita harus mengerti, bahwa sistem pendidikan di Indonesia memang belum benar, saya pernah berkunjung ke Singapore, negara yang mempunyai peraturan tentang kebersihan di jalanan, buktinya tidak ada orang Indonesia di negara Singapore yang membuang sampah sembarangan atau jalanan tetap bersih dan baik-baik saja, berbeda dengan di Indonesia, masih banyak sekali orang yang membuang sampah sembarangan, berarti yang salah itu sistemnya, bukan? Bukan orang-orangnya," seperti itu kira-kira kata stand up comedian yang disertai dengan applause meriah dari penontonnya.


Beberapa waktu yang lalu, saya sempat melihat penampilan salah satu stand up comedian. Peristiwa yang akan saya bahas di bawah ini berdasarkan adegan yang sudah saya tulis di atas. Suatu hal yang sering saya dengar, dan yang membuat saya menjadi muak sekali ketika mendapatkan kejadian tersebut. 


Mengeluh? Suatu hal tidak berguna yang tidak menciptakan perubahan.
Apalagi ini, mengeluh tentang sistem? Sangat tidak berguna.


Saya sering mendapatkan orang yang mengeluh tentang suatu sistem. Dalam konteks ini yaitu mengeluh tentang sistem pendidikan di Indonesia. Ketika mereka merasa tidak puas, atau ketika mereka merasa gagal dan malu, lalu mereka mulai menyalahkan pihak lain, bisa menyalahkan pihak suatu instansi atau pemerintah. Itu memalukan. Sangat memalukan.


Saya benci sekali dengan orang-orang semacam itu. Kerjaannya hanya mengeluh. Mungkin saya bisa memberi respect lebih jika orang yang berkomentar demikian pernah mempunyai prestasi yang baik dan berguna untuk masyarakat. Bagaimana jika orang yang berkomentar itu yang sama sekali tidak berkontribusi? Memalukan. Modalnya hanya tulisan atau perkataan beberapa kalimat, tanpa landasan, bukti pendukung, dan argumen yang menyatakan bahwa opininya layak diperhitungkan. 

Sebelumnya, saya sangat berterima kasih pada akun sosial media ask.fm. Dari sana, saya dapat menilai seseorang dan membuat entry ini. Tempat orang hanya mengeluarkan pendapat, disertai opini  followers-nya yang seragam, bernada sama, dan tanpa landasan yang jelas. 


Buat apa itu mengeluh? Tanpa ada niat dan usaha yang jelas. Ingin mengeluh ke pemerintah? Tetapi, tanpa tindakan? Hanya lewat akun media sosial? Tanpa dukungan suara dari orang lain? Buat apa.. Tidak berguna. Pemerintah tidak akan melayani Anda, coy!

Jika Anda merasa bahwa Anda bisa dan berhak melakukan perbaikan, lakukanlah. Saya tidak menyalahkan tentang sikap melawan dan menuntut perbaikan, yang saya benci adalah sikap omong belaka, sok tahu, dan tidak berlandasan. 


Saya mempunyai sebuah gambar yang menurut saya sangat bermakna dan berhubungan dengan topik entry saya ini. Entah, sumber yang saya ambil ini memang benar informasinya. Saya hanya menyimpan gambar dari Google. Saya tidak memahami tokoh pencetus quote berikut ini, saya tidak paham betul tentang pemikirannya, saya hanya setuju dengan satu kalimatnya.

Sistem itu punya celah. Jangan mau berhenti pada sistem yang sudah ada. Sistem itu bisa diubah, tak akan pernah berhenti, sampai di satu titik. Pasti selalu punya celah, untuk dibuat menjadi lebih berkembang. Disertai action nyata, tanpa omong belaka.


JANGAN HANYA MENGELUH!

-@andikajati-

Comments

Popular posts from this blog

Retreat di Angela Patrick, Bandungan

Halo selamat berkarya! Sudah hampir sebulan tidak  update tulisan di blog ini. Saya akan berbagi cerita mulai dari Retreat yang telah saya jalankan bersama rekan-rekan SMAN 3 Semarang. Jumat, 9 Desember 2011 - Minggu, 11 Desember 2011 Pukul 14.30 seusai pulang sekolah hari Jumat - pukul 14.30 hari Minggu di Bandungan Acara tahunan dari DOC (salah satu subsie di SMAN 3 Semarang) adalah mengadakan retreat di luar lokasi sekolah kami. Biasanya acara tersebut diadakan di Bandungan. Pada tahun 2011 ini dan bersaman dengan pengalaman pertama saya mengikuti retreat bersama SMAN 3 Semarang, diadakan di Rumah Retreat Angela Patrick, Bandungan. Tepatnya berada di belakang Pasar Bandungan. Beginilah ceritanya... Kebetulan pada hari tersebut tidak diadakannya kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga kami dapat pulang lebih awal dari biasanya. Awalnya saya dan Puguh teman saya belum tahu bila warga sekolah sudah diperbolehkan pulang, sehingga kami izin pada guru Bimbingan Konseling te

My Second Assignment

ANDIKA JATI NUGROHO 140608050 Peter Lind, Flavor Development Specialist Ben & Jerry’s Ice Cream, Waterbury, Vermont Hello. See me again. My name is Andika Jati Nugroho. I’m from G class. I got my second assignment from my teacher, Mrs. Bening. This unit is about “The Most Wanted Jobs in The World”. Luckily, we will discuss about Peter Lind, a flavor development specialist in an ice cream company. Here it is. First. I want to tell you, that I was simply shocked and I am still confused about Mrs. Bening’s system at reading activities. In Senior High School, reading is just a simple thing. We just read. Commonly, the text was fictional. But, Mrs. Bening used another way. The text was based on true story. And, we had to use other sources to find the information of text and think critically at understanding the text.   Let us start into the core. There is an ice cream company named Ben & Jerry’s Ice Cream in Vermont. It is located in North-East of United

Perubahan Cara Berdialektika

Sebelumnya, saya sudah memiliki pandangan dan asumsi tentang hal ini. Asumsi itu timbul akibat fenomena yang terjadi pada saya dan teman-teman di lingkungan saya. Saya hampir yakin, Anda pun pasti pernah mengalami dan mendengarnya. Contoh yang paling mudah untuk dijelaskan adalah ketika saya kesulitan dalam memahami materi perkuliahan di kelas. Dari awal, dosen sudah memberikan buku bacaan atau referensi yang dapat dibaca untuk menunjang mahasiswa mendalami materi yang diberikan. Biasanya, dosen memberikan tiga contoh buku referensi. Bagi mahasiswa, mendapatkan buku-buku tersebut pun tidak sulit, karena perpustakaan kampus memang sudah memiliki buku-buku itu dan bisa dipinjam oleh mahasiswa, sudah sangat mudah.  Dulu, ketika saya masih menjadi mahasiswa baru, saya merupakan salah satu orang yang bermental ambisius. Saya membayangkan perkuliahan adalah sesuatu yang canggih, serba luar biasa. Namanya saja mahasiswa, bukan lagi siswa, melainkan mahasiswa. Jadi, mekanisme berdialektika