Skip to main content

Taman Kanak-Kanak Putra IX Sumurboto Semarang

Saya menempuh pendidikan sejak saya berada di tingkat Taman Kanak-Kanak (TK).
Saat itu, saya tepat berada pada umur 4 tahun.
Sistem kelasnya dibagi menjadi 2, untuk tahun pertama disebut dengan "TK Kecil", untuk tahun kedua disebut dengan "TK Besar".
Saya sudah tidak begitu ingat tentang kejadian yang pernah terjadi saat itu.
Wajar, karena hal itu sudah lama sekali terjadi.

Saat saya berada di TK Kecil, saya ingat bahwa ada anak TK Besar yang turun tingkat menjadi TK Kecil karena alasan kesulitan dalam mencerna pelajaran. Setelah saya pikir-pikir, bahkan sampai sekarang, apakah dia baru saja mempermainkan waktunya setahun hanya dalam hitungan beberapa detik keputusan? Saya lupa siapa namanya. Jika saya ingat, saya bisa menanyakan kepadanya.

Dulu, saya pernah membuat kepala teman saya terbentur arena permainan yang ada. Waktu itu, bukan waktunya untuk bermain, karena waktu bebas untuk bermain saat jam pelajaran memang jarang sekali. Biasanya, saya bermain di arena permainan saat sore hari atau jam pelajaran di kelas sudah selesai.
Suatu kali, saya memaksakan diri untuk bermain "Putar-Putar' saat jam pelajaran berlangsung. Paham tidak? Seperti ayunan yang diputar seperti arah jarum jam. Nah, teman saya yang turut serta (wanita), terbentur benda permainan pada kepalanya. Sontak, dia menangis. Sedangkan saya mendapat omelan dari Guru, Ibu Marni. Itu kali pertama saya mendapat omelan dan saya tidak suka menerimanya. Sejak kecil, saya adalah orang yang selalu tidak ingin disalahkan. Saat Ibu Marni memberikan omelan dengan kesan menyalahkan saya, saya berkilah,
"Itu salah dia sendiri ikut-ikutan bermain, kan tidak ada yang mengajak," kata saya.
Tentu saja, saya kalah dalam berargumen, dengan alasan bahwa saat itu bukan waktu untuk bermain bebas.

Saya juga ingat, saya pernah merasa jengkel dengan Ibu Guru, Ibu Yekti. Saya lupa apa sebabnya, saya hanya tidak suka dengan caranya, dan saya langsung berjalan pulang ke rumah. Padahal, jam pelajaran masih berlangsung. Memang, jarak antara TK dengan rumah saya itu dekat sekali. TK tersebut berada di area komplek perumahan saya. Sesampai saya di rumah, tak ada pun yang menanyai dengan serius. Syukurlah saya.

Pada saat di TK, ada satu kegiatan bersama yang paling tidak saya suka. Namanya adalah "Makan Bersama". Acara tersebut adalah acara makan bersama di kelas, dari makanan yang dibagikan Ibu Guru di kelas. Mengapa saya tidak suka?
1. Biasanya, saya sudah kenyang karena sudah sarapan di rumah.
2. Makanan yang dibagi hampir selalu soto. Jadi, saya selalu menggerutu, "Soto lagi, soto lagi." Dengan jenis makanan yang tidak saya suka, dan porsinya yang cukup besar. Ibu Guru juga akan selalu berkata, "Habiskan, ya," yang menambah pundi-pundi kebencian saya.

Saya pernah mengikuti lomba menari saat itu. Saya ingat betul nama tariannya dan seperti apa bentuk pementasannya. Jadi, kami dikumpulkan dengan murid-murid TK lain untuk menjadi grup tari yang menghibur. Tidak semua murid TK kami dipilih, hanya beberapa saja. Kami melakukan latihan bersama murid lain di Benteng Raiders (jika tidak salah). Model tariannya pun hanya seperti lari ke sana dan ke sini, saya lupa, yang jelas, tidak mengagumkan. Waktu latihan yang sebentar, plus kostum yang saya kenakan. Saya ingat sekali, kostum itu terbentuk dari kain yang tipis. Ketika akan pentas di Benteng Raiders juga (jika tidak salah), saya dengan bangga ingin difoto bersama kostum tersebut. Nah, waktu tampil akan tiba. Saya lupa kapan tepatnya, kostum itu robek. Robek di bagian celana dan sekitar selangkangan. Memalukan.
Karena pengalaman saya yang pernah mengikuti pementasan tari tersebut, saya diperintahkan untuk tampil saat pembagian hasil belajar selama di TK. Sebetulnya, saya adalah orang yang pemalu. Apalagi ketika menjadi pusat perhatian orang-orang. Saya ingat betul, ketika tampil di depan orang-orang tua murid, saya tidak secara luwes menggerakan tangan. Saya terkesan takut-takut dan malu. Dari kejauhan, Ibu Yekti memberi isyarat supaya saya bergerak lebih mantep lagi. Nama tarian itu adalah Tari Jangan Ngambek. Masih saya ingat.

Dulu, meskipun jarak dari rumah tidak jauh. Mungkin hanya 20 meter, atau berapa ya, saya tidak terlalu tahu tepatnya. Saya selalu diantar dengan menggunakan sepeda motor oleh ibu saya. Ibu selalu mengantar ketika murid-murid lain belum datang, bahkan ketika Ibu Yekti pun belum datang. Pernah suatu hari, ketika saya diantar ke tempat TK, saya merasa kebelet buang air besar. Tentu saya panik.

Dulu, saya adalah orang yang tabu dengan yang namanya buang air besar. Bukan tabu karena tidak suka dengan aktivitas itu, tetapi, saya tabu jika orang lain tahu bahwa saya kebelet atau sedang melakukan aktivitas buang air besar. Saya takut, orang lain merasa jijik dengan saya. Jadi, saya selalu menahan rasa ingin melakukan buang air besar. Saya ingat rasanya ketika menahan keinginan buang air besar. Tubuh berkeringat, muka tidak enak, tangan memegang sesuatu. Bahkan, sampai akhirnya saya pernah terkena penyakit bebelen (penyakit yang membuat tidak bisa mengeluarkan kotoran dari dalam tubuh melalui buang air besar), memalukan sekali. Saya ingat betul, saya diperintahkan untuk makan buah (waktu itu diberikan mangga). Penyakit saya itu mengguncangkan seisi rumah, baik dari ayah, ibu, dan kakak. Setiap saya berusaha mengeluarkan kotoran di kamar mandi, saya seperti selalu mengabarkan ke orang-orang seisi rumah, dan dinanti-nantikan hasilnya. Saya ingat, ketika saya berhasil mengeluarkan kotoran, ayah saya sontak langsung senang sekali. Hehe, setelah dipikir-pikir, malu-maluin sekali.

Kembali lagi ke bagian pagi hari ketika saya kebelet. Karena saya panik, saya jadi tak mampu berpikir. Ibu menawarkan untuk pulang dulu ke rumah dan membuangnya. Tentu saya tidak mau. Karena saya tidak mau telat masuk ke sekolah. Alhasil, ibu menyuruh saya mengambil batu dan menaruhnya di saku. Entah, apa model pemikirannya dulu. Ketika kebelet, ambillah batu dan taruh di saku, dipastikan tidak akan kebelet lagi. Karena masih kecil, sepertinya gampang sekali percaya dengan setiap omongan orang.

TK memanglah proses yang menyenangkan. Lain cerita, TK tempat saya belajar dulu adalah TK yang berada di dalam area komplek perumahan. TK tersebut tidak begitu bagus, meskipun berada di bawah kepengurusan isteri-isteri orang yang bekerja di Dinas Bina Marga. Saya sering sekali diejek oleh kakak saya, karena mempertanyakan kapabilitas TK tempat saya belajar, hehe.
Karena dari tahun ke tahun, muridnya semakin sedikit, menyedihkan.

Nah, sampai beberapa waktu lalu. Saya dikabarkan oleh ibu saya [yang masih pengurus TK], bahwa gedung TK sedang direnovasi. Jadi, kegiatan belajar mengajar untuk sementara dipindah ke garasi rumah saya. Sontak saya kaget, Wow. Bisa seperti itu juga, ya. Padahal, garasi rumah saya tidak terlalu besar. Apa iya fasilitasnya memadai. Kasihan sekali melihatnya. Jadi, tiap pagi hari, ada kegiatan belajar mengajar untuk murid-murid TK di rumah saya.
Saya pikir, ibu saya tidak betah dengan hal itu. Ternyata, dia malah senang, karena rumah menjadi ramai.

Saya hanya berpikir, apa tidak ada bantuan, ya?
Sampai terjadi kejadian seperti itu.
Padahal, itu institusi pendidikan.
Meskipun, murid-muridnya tidak terlalu banyak, tentu saja, murid-murid tersebut berpotensi untuk menjadi orang-orang yang ditakuti di dunia ini.
Itulah alasan saya menulis entry ini. Meskipun, lebih banyak berisi tentang cerita saya, hehe.
Semoga ada yang membantu, hehe.

Selain masalah tempat, ternyata ada murid TK, bernama Oka, yang fisiknya mirip sekali dengan saya ketika berada waktu TK dulu. Saya tidak membayangkan, betapa lucunya saya [dulu].
Oka memang anaknya lucu. Ketika saya berada di rumah, dan saya tahu bahwa dirinya mirip dengan saya dulu dari cerita mama, saya minta dia untuk saya foto. Dia langsung mengiyakan dengan semangat, dan mau jika disuruh bergaya, hehe, lucu sekali.

Pemandangan dari depan - luar rumah saya.
Suasana belajar.
Pandangan dari sisi guru.
Ini tampak lebih jelas, ya.
Lagi direnovasi.
Arena bermain saya dulu.
Berantakan sekali.
Oka, ketika disuruh foto untuk pertama.
Ini kedua.
Ini ketiga, setelah disuruh bergaya.

Comments

Popular posts from this blog

Retreat di Angela Patrick, Bandungan

Halo selamat berkarya! Sudah hampir sebulan tidak  update tulisan di blog ini. Saya akan berbagi cerita mulai dari Retreat yang telah saya jalankan bersama rekan-rekan SMAN 3 Semarang. Jumat, 9 Desember 2011 - Minggu, 11 Desember 2011 Pukul 14.30 seusai pulang sekolah hari Jumat - pukul 14.30 hari Minggu di Bandungan Acara tahunan dari DOC (salah satu subsie di SMAN 3 Semarang) adalah mengadakan retreat di luar lokasi sekolah kami. Biasanya acara tersebut diadakan di Bandungan. Pada tahun 2011 ini dan bersaman dengan pengalaman pertama saya mengikuti retreat bersama SMAN 3 Semarang, diadakan di Rumah Retreat Angela Patrick, Bandungan. Tepatnya berada di belakang Pasar Bandungan. Beginilah ceritanya... Kebetulan pada hari tersebut tidak diadakannya kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga kami dapat pulang lebih awal dari biasanya. Awalnya saya dan Puguh teman saya belum tahu bila warga sekolah sudah diperbolehkan pulang, sehingga kami izin pada guru Bimbingan Konseling te

My Second Assignment

ANDIKA JATI NUGROHO 140608050 Peter Lind, Flavor Development Specialist Ben & Jerry’s Ice Cream, Waterbury, Vermont Hello. See me again. My name is Andika Jati Nugroho. I’m from G class. I got my second assignment from my teacher, Mrs. Bening. This unit is about “The Most Wanted Jobs in The World”. Luckily, we will discuss about Peter Lind, a flavor development specialist in an ice cream company. Here it is. First. I want to tell you, that I was simply shocked and I am still confused about Mrs. Bening’s system at reading activities. In Senior High School, reading is just a simple thing. We just read. Commonly, the text was fictional. But, Mrs. Bening used another way. The text was based on true story. And, we had to use other sources to find the information of text and think critically at understanding the text.   Let us start into the core. There is an ice cream company named Ben & Jerry’s Ice Cream in Vermont. It is located in North-East of United

PENSAGA 2013 Young Nationalism

Halo semua! Salam 26 Oktober 2013! Lagi-lagi Tuhan menciptakan kenangan baru di pikiran dan hati saya, lewat salah satu acara terbesar di tahun ini. Pentas seni karya SMA saya, SMAN 3 Semarang. Karena lagi tinggi sekali euforianya, sekalian ingin ditulis saja, jadi seperti straight news [katanya] hehe. Semoga saja ini menjadi kenangan saya yang dengan sedikit menarik tertulis di blogspot, hehe. Jadi seperti ini lho, ceritanya. Pensaga 2013. Ini adalah pensi terakhir saya di sekolah menengah atas. Kebetulan juga, saya menjadi panitia inti di situ. Kesempatan yang menyenangkan bukan. Di tahun terakhir, saya berharap besar bisa memberi sesuatu yang tak terlupakan untuk sekolah saya itu. Nah. Awal mula panitia dibentuk dari, jaringan komunikasi via SMS. "#PENSAGA2013, Selamat! Kamu terpilih sebagai panitia inti dari pensaga2013, akan diadakan kumpul perdana pada: Hari/tgl: Sabtu, 5 Januari 2013, pukul: 8.00 am, tempat: depan perpustakaan [eh, akhirnya di